74 sebanyak 10 persen dari bobot badan dengan rata-rata pemberian hijauan sekitar
20–26 kg per ekor setiap harinya, adapun pemberian konsentrat yaitu sekitar 6–10 kg per ekor per hari.
Metode yang digunakan perusahaan dalam mengawinkan sapi adalah metode Inseminasi Buatan IB atau pembuahan tidak alami yaitu melalui
penyuntikan sperma terhadap sapi betina yang siap kawin atau birahi. Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak memiliki induk sapi jantan. Siklus birahi pada
umumnya terjadi setiap 21 hari sekali selama 18 jam per hari dengan tanda-tanda tertentu. Satu bulan setelah inseminasi buatan dilakukan maka karyawan bagian
kesehatan hewan melakukan pemeriksaan mengenai kebuntingan sapi atau keberhasilan IB.
Fase kebuntingan berlangsung selama sembilan bulan dimana saat kebuntingan mencapai tujuh bulan maka sapi memasuki masa kering kandang
atau berhenti menghasilkan susu selama kurang lebih dua bulan. Kondisi tersebut bertujuan untuk mengembalikan kondisi kesehatan sapi dalam rangka
mendapatkan kembali kebutuhan vitamin dan mineral setelah mengalami laktasi. Sehingga produksi susu selanjutnya dapat lebih meningkat. Produksi susu akan
kembali normal dan dapat dikonsumsi setelah dua minggu. Adapun jarak antara fase beranak atau calving interval biasanya sekitar 12-14 bulan.
5.7. Proses Pemerahan
Proses pemerahan yang dilakukan di CV Mulya Khansa Niaga berlangsung sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pada pukul 04.00 pagi dan
02.00 siang WIB. Guna mendapatkan kualitas maupun kuantitas susu yang optimal maka proses tersebut harus memenuhi persyaratan pemerahan antara lain
adanya pemeriksaan rutin terhadap penyakit yang berbahaya bagi sapi maupun konsumen susu tersebut. Adapun penyakit yang dapat terjadi yaitu mastitis atau
radang kelenjar susu, fasciolasis atau penyakit cacing hati, tuberkulosis atau batuk kronis, penyakit mulut dan kuku PMK, penyakit kulit, dan antraks atau radang
limpa yang mematikan. Oleh karena itu, perusahaan mencoba melakukan tindakan-tindakan pencegahan melalui pemberian vaksin yang dilakukan
sebanyak dua kali dalam setahun. Disamping itu, bagian kesehatan hewan juga berusaha melakukan perawatan bagi sapi yang telah terjangkit penyakit.
75 Persyaratan lain dalam pemerahan adalah terkait kebersihan para
karyawan, sapi, dan peralatan produksi. Adapun persiapan pemerahan yang harus dilakukan antara lain memberikan kenyamanan bagi sapi dengan menciptakan
lingkungan sekitar kandang dalam kondisi tenang, membersihkan kandang maupun tubuh sapi guna mencegah kontaminasi terhadap susu, mencuci ambing
menggunakan air hangat, lap atau sikat yang lembut dan bersih. Pencucian ambing juga dimaksudkan untuk memberi rangsangan keluarnya susu.
Sebelum pemerahan biasanya para pekerja kandang selalu melumuri puting susu dengan margarin atau vaselin khusus yang berfungsi sebagai pelumas,
sehingga puting susu tidak mudah terluka. Susu pertama yang keluar dari puting harus dibuang guna menghilangkan kotoran yang menyumbat puting. Proses
pemerahan pada CV Mulya Khansa Niaga telah menggunakan alat atau mesin perah modern yang didatangkan dari Australia dengan kapasitas enam ekor,
keberadaan alat atau mesin perah modern ini sangat membantu dalam mengoptimalkan daya perah dan mampu menekan tingkat terjadinya pencemaran
susu sapi pada saat diperah jika dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia atau diperah secara manual. Sehingga peranan tenaga kerja dalam hal ini
tidak terlalu besar tetapi lebih diperuntukkan dalam hal pemberian pakan dan perawatan sapi. Jumlah tenaga kerja yang menangani proses produksi yaitu
sebanyak enam orang, namun jumlah karyawan yang hadir setiap harinya terkadang berfluktuasi karena disebabkan oleh faktor sakit, izin maupun berhenti
atau pindah kerja. Adapun penggunaan tenaga kerja khususnya yang berkaitan langsung dengan kegiatan produksi ditunjukkan pada Lampiran 5.