Penyakit dan Pengobatan Subsistem Agribisnis Hulu Sapi Perah
17 Menurut Saragih 2000 Salah satu faktor yang turut menentukan
keberhasilan suatu usaha peternakan ialah faktor kesehatan. Faktor ini memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga stabilitas produksi yang optimal dan
dalam meningkatkan produksi. Hanya ternak yang sehat yang dapat memberikan produksi susu yang tinggi. Adapun penyakit yang dapat menjangkit pada sapi
menurut Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 2008 diantaranya adalah : 1 Penyakit Antraks
Penyakit antraks disebabkan oleh virus Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung, makanan atau minuman maupun pernafasan. Gejala
penyakit antraks adalah 1 Demam tinggi, badan lemah dan gemetar, 2 Gangguan pernafasan, 3 Pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin
dan badan penuh bisul, 4 Kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan alat kelamin, 5 Kotoran ternak
cair dan sering bercampur darah, serta 6 Limpa bengkak dan berwarna kehitaman. Pengendalian penyakit antraks adalah dengan melakukan vaksinasi,
pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terinfeksi serta mengubur atau membakar sapi yang mati.
2 Penyakit Mulut dan Kuku PMK atau penyakit Apthae epizootica AE Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK disebabkan oleh virus yang menular
secara kontak langsung melalui air kencing, air susu, air liur dan benda lain yang tercemar bakteri Apthae epizootica AE. Gejala PMK adalah 1 Rongga mulut,
lidah, dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening, 2 Demam atau panas, suhu badan menurun drastis, 3
Nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali, 4 Air liur keluar berlebihan. Pengendalian PMK atau penyakit Apthae epizootica AE adalah
dengan melakukan vaksinasi dan untuk sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.
3 Penyakit Mendengkur atau penyakit Septichaema epizootica SE Penyakit mendengkur atau penyakit Septichaema epizootica SE
disebabkan oleh bakteri Pasturella multocida. Penularan penyakit ini melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri, gejala penyakit mendengkur atau
penyakit Septichaema epizootica SE antara lain 1 Kulit kepala dan selaput
18 lendir lidah membengkak, berwarna merah dan kebiruan, 2 Leher, anus, dan
vulva membengkak, 3 Paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut masam serta berwarna merah tua, 4 Demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang
yang ngorok atau mendengkur. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam kurun waktu antara 12-36 jam. Pengendalian penyakit mendengkur atau
penyakit Septichaema epizootica SE adalah dengan vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa.
4 Penyakit Radang Kuku atau Kuku Busuk foot rot Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kondisi kandang yang
basah dan kotor, dengan gejala antara lain 1 Mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh, 2 Kulit kuku mengelupas, 3
Tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit, dan 4 Sapi pincang dan
akhirnya bisa lumpuh. Upaya pencegahan dan pengobatannya dilakukan dengan
memotong kuku dan merendam bagian yang sakit dalam larutan refanol selama 30 menit yang diulangi seminggu sekali serta menempatkan sapi dalam kandang
yang bersih dan kering. Selain keempat penyakit tersebut, menurut Kanisius 1995 penyakit sapi
perah lainnya yang umum menjangkit adalah : 1 Milk Fever
Milk Fever adalah penyakit gangguan metabolisme yang menimpa sapi-
sapi betina menjelang atau pada saat melahirkan maupun sesudah melahirkan 72 jam setelah beranak. Penyakit ini paling banyak menyerang sapi perah pada saat
72 jam setelah melahirkan, pada masa ketiga atau sapi baru berumur empat tahun dan produksi tinggi lebih dari 10 liter. Hal ini tidak berarti bahwa sapi-sapi yang
produksi susunya kurang dari 10 liter dan umur lebih dari empat tahun terhindari dari penyakit tersebut.
Penyebab penyakit ini adalah kekurangan kalsium dalam darah. Hal ini menimbulkan gangguan metabolisme mineral, yang dapat berakibat kepada
seluruh tubuh sapi. Pencegahan penyakit ini adalah dengan memberikan pakan dengan kandungan kalsium, posfor, dan mangan yang cukup, sedangkan
pengobatannya dapat melalui pemberian suntikan preparat kalsium.
19 2 Mastitis
Mastitis adalah penyakit pada ambing sapi akibat dari peradangan kelenjar susu, penyakit ini disebabkan oleh adanya bakteri Streptococcus cocci dan
Staphylococcus cocci, bakteri ini masuk melalui puting dan kemudian
berkembangbiak di dalam kelenjar susu. Hal ini terjadi karena puting yang habis diperah terbuka kemudian kontak dengan lantai atau tangan pemerah yang
terkontaminasi bakteri. Gejala penyakit ini berupa ambing yang terkena infeksi membesar karena
terjadi pembengkakan, bila diraba terasa panas, air susu berubah jadi encer atau bergumpal dan kadang-kadang bercampur darah atau nanah, nafsu makan
menurun, bulu kusam dan kasar, produksi air susu menurun, bahkan lama- kelamaan sekresi air susu terhenti sama sekali.
Pencegahan penyakit ini adalah menjaga lantai dalam keadaan selalu bersih, menghindari hal-hal yang mengakibatkan ambing atau puting terluka,
setiap akan diperah ambing harus selalu dalam keadaan bersih dan higienis, sapi yang menderita mastitis harus dipisahkan dari sapi-sapi sehat, pemerah harus
selalu berupaya agar tangan dalam keadaan bersih dan kuku tidak melukai puting. Pengobatan penyakit mastitis dengan memberikan suntikan antibiotik seperti
Penicillin sulfamethazine melalui mulut oral atau diberikan Penicillin mastitis
ointment, Chlortetracycline ointment, atau Oxytetracycline mastitis oinmen.