Penelitian yang Relevan KAJIAN TEORI

3 Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok- kelompok kooperatif, dengan status yang sejajar, model ini akan membentuk sikap-sikap positif pada siswa. Disamping kelebihan yang dimiliki, model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction juga memiliki kelemahan, antara lain: 1 Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantungkan dirinya pada siswa yang pandai. 2 Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Budiarti 2013 yang berjudul “Implementasi Model Cooperative Learning Tipe Team Accelerated Instruction TAI dalam Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa pada Siswa Kelas X AK 4 Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Tahun Ajaran 20122013 ”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model Cooperative Learning tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan pada rata-rata nilai pre-test dan post-test siklus I mengalami peningkatan sebesar 16,55 atau dari 69,31 menjadi 85,86. Sementara itu rata-rata nilai pre-test siklus II yaitu 73,72 dan post-test siklus II sebesar 92,41 atau meningkat sebesar 18,69. Sementara itu ketuntasan belajar klasikal pada siklus I terdapat 21 dari 29 atau 72,41 yang telah mencapai KKM, pada siklus II meningkat sejumlah 89,65 siswa telah mencapai KKM. Model Cooperative Learning dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, presentase aktivitas belajar siswa dari sklus I sebesar 55 meningkat menjadi 78,2 pada siklus II. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Budiarti adalah sama-sama meneliti tentang penerapan model pembelajaraan Kooperatif Tipe TAI Team Accelerated Instruction dalam upaya peningkatan aktivitas belajar siswa. Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah pada variabel penelitian berupa hasil belajar siswa. Perbedaan lainnya terletak pada subjek dan tempat penelitian. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Isna Nurhidayah 2011 yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Prestasi Belajar Akuntansi dalam Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang pada Siswa Kelas X Ak 2 SMK Muhammadiyah Kretek 20102011”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata keaktifan siswa sebesar 12,84 setelah diterapkannya model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction TAI. Pada siklus I rata- rata keaktifan siswa sebesar 70,10 dan siklus II keaktifan siswa meningkat menjadi 82,94. Terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction TAI pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan dagang. Dilihat dari ketuntasan belajar sebesar 23,81. Pada siklus I diketahui bahwa siswa yang mencapai KKM sebesar 70, sebanyak 14 siswa atau 66,67 dan pada siklus II meningkat menjadi 19 siswa 90,48. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Isna Nurhidayah adalah sama-sama meneliti tentang penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction TAI dalam upaya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Isna Nurhidayah terletak pada subjek dan tempat penelitian. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanti 2010 yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction TAI untuk Standar Kompetensi Mengelola Kartu Persediaan Kelas XI AK 2 Kompetensi Keahlian Akuntansi di SMK N 1 Tempel Tahun Ajaran 20092010”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran akuntansi dengan model pembelajaran koopertif tipe TAI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Diperoleh hasil ranah kognitif untuk rata-rata kuis awal dan kuis akhir siswa kelas XI AK 2 pada siklus I sebesar 68,57 dan 78,68. Nilai tertinggi pada kuis awal siklus I adalah 90,00 dan nilai terendahnya 20,00. Nilai tertinggi pada kuis akhir siklus I adalah 100,00 dan nilai terendahnya 40,00. Kenaikan pada siklus I adalah 10,29. Pada siklus II, rata-rata kuis awal adalah 75,71 sedangkan rata-rata kuis akhir sebesar 89,14 dengan skor tertinggi 100,00 dan skor terendah 80,00. Kenaikan pada siklus II adalah 13,43. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanti adalah sama-sama meneliti tentang implementasi model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction TAI dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sugiyanti terletak pada subjek dan tempat penelitian.

C. Kerangka Berfikir