Hubungan Persepsi Pasien tentang

Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009 Hasil analisis dengan Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara persepsi pasien tentang kualitas pelayanan pada dimensi professionalism dengan citra rumah sakit, dengan p = 0.000 喉 0.05. Dengan demikian professionalism sumber daya manusia dalam hal ini dokter, perawat dan petugas non medis memegang peranan penting dalam membentuk citra RSUD Kabupaten Aceh Tamiang. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Gronroos 2000 yang menyatakan professionalism merupakan salah satu kriteria penilaian kualitas jasa yang berpengaruh terhadap citra, dimana pelanggan menganggap bahwa pengetahuan dan keterampilan para karyawan pada suatu penyedia jasa sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara profesional. Berdasarkan hasil analisis univariat, sebagian besar responden berpersepsi masih kurang baik tentang professionalism dokter, perawat dan tenaga non medis. Berdasarkan hasil wawancara, beberapa responden beralasan bahwa petugas rumah sakit belum memberikan pelayanan kesehatan yang meyakinkan sehingga timbul keragu-raguan pada pasien dan keluarga akan kualitas pelayanan yang diterimanya. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Pohan 2003, jika tidak dipenuhinya kompetensi teknik yang menyangkut dengan keterampilan, kemampuan dan penampilan atau kinerja pemberi pelayanan kesehatan dapat mengakibatkan berbagai hal, mulai dari penyimpangan kecil terhadap standar pelayanan kesehatan, sampai kepada kesalahan fatal sehingga menurunkan kualitas pelayanan kesehatan dan membahayakan jiwa pasien.

3. Hubungan Persepsi Pasien tentang

Reliability dengan Citra Reliability atau kehandalan berkaitan dengan kemampuan untuk memberikan atau menampilkan pelayanan sesuai dengan harapan dan tepat Hanjon et al, 2000. Pelayanan kesehatan harus dilaksanakan dengan waktu dan cara yang tepat dan oleh pemberi pelayanan yang tepat Pohan, 2003. Hasil analisis Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara persepsi pasien tentang kualitas pelayanan pada dimensi reliability yang membahas tentang prosedur penerimaan, pelayanan pemeriksaan dan pengobatan, ketepatan waktu dokter dalam memberikan pelayanan serta ketepatan pelayanan perawatan pada pasien, dengan citra rumah sakit, dengan p = 0.000 喉 0.05. Hal ini sesuai dengan pendapat Gronroos 2000 yang menyatakan reliability merupakan salah satu kriteria penilaian kualitas jasa yang berpengaruh terhadap citra, dimana pelanggan yakin bahwa peyedia jasa, karyawan dan sistemnya bisa memenuhi janji-janjinya dengan tepat dan bertindak demi kepentingan pelanggan. Secara umum kebanyakan responden mengganggap prosedur penerimaan pasien di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang masih kurang baik, karena mereka masih harus antri dan menunggu lama pada saat proses pendaftaran. Tentunya situasi yang mereka alami pada saat proses pendaftaran ini akan mempengaruhi persepsi dan keinginan mereka untuk tetap meneruskan pelayanan. Apabila proses yang tidak baik ini terus berlanjut pada pelayanan berikutnya, maka dapat dipastikan rumah sakit akan kehilangan pelanggan atau pasien nya.Hal ini sesuai dengan pendapat Wolper Aditama, 2003 yang menyatakan bahwa kesan pertama terbentuk sewaktu pasien berbicara pertama kali dengan bagian penerimaan. Kesan ini sering menetap dalam diri pasien dan mempengaruhi sikap mereka terhadap lembaga, staf dan pelayanan yang diterima. Sebagian besar responden berpersepsi pelayanan pemeriksaan dan pengobatan yang diberikan oleh petugas kesehatan kurang baik. dan kebanyakan responden responden pada penelitian ini menyatakan kemampuan dokter menepati jadwal pelayanan sesuai waktunya adalah antara kurang sampai tidak baik. Mereka menyatakan bahwa waktu pelayanan dan pemeriksaan oleh dokter khususnya dokter spesialis tidak tepat waktu karena tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Berdasarkan pengamatan Ika Puspita : Hubungan Persepsi Pasien Tentang Kualitas Pelayanan Dengan Citra Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, 2009 peneliti selama dilapangan, dokter dalam melakukan visite pada pasien rawat inap sering tidak sesuai dengan jadwal dan terburu-buru sementara untuk pasien rawat jalan, dokter sering telat menangani pasien sehingga pasien harus antri dan menunggu berjam-jam. Menurut asumsi peneliti tidak tepatnya waktu pelayanan oleh dokter, selain disebabkan karena jumlah dokter spesialis tidak sesuai dengan jumlah pasien yang harus dilayani, juga karena tidak adanya kedisiplinan para dokter khususnya dokter spesialis terhadap jadwal yang telah ditetapkan. Secara umum responden berpersepsi ketepatan pelayanan perawatan di RSUD Kabupaten Aceh Tamiang kurang baik, karena masih ada juga perawat yang memasang infus harus melakukannya lebih dari satu kali, hal ini menyebabkan pasien cemas dan trauma terutama pada anak-anak. Oleh karena itu untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan khususnya pelayanan perawat, diharapkan perawat harus melaksanakan pelayanan perawatan yang tepat, sesuai dengan standar pelayanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar 1994, yang menyatakan perawat merupakan ujung tombak dari suatu unit layanan kesehatan di rumah sakit, maka untuk dapat dikatakan kualitas layanan kesehatan pada suatu rumah sakit baik, paling tidak perawat harus dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi.

4. Hubungan Persepsi Pasien tentang