Perubahan Masyarakat dan Perubahan Hukum

tertulis -- penerapan hukum lembaga penyelenggara hukum-- evaluasi hukum -- masyarakat hukum --. Konstruksi sistem hukum tersebut di atas, selaras dengan kenyataan hukum, baik pada sistem masyarakat yang sangat sederhana maupun sampai pada masyarakat bangsa negara dan masyarakat global. Masing-masing komponen sistem tersebut bersifat otonom yang integralis. Komponen bentuk perundang-undangan di Indonesia tersusun atas UUD, UUPerpu, PP, Perpres, Perda, dan seterusnya. Komponen pembentuk hukum, misalnya dalam pembentukan UU, maka lembaga pembentuknya terdiri atas DPR, Presiden, dan DPD. Pembentukan hukum merupakan masalah yang menonjol dalam peta permasalahan hukum. Dalam perspektif permasalahan ini, maka profesionalisme dalam bidang legal drafting memegang peranan penting. Penelitian hukum juga memainkan peranan penting sebagai proses awal yang mendahului pembentukan hukum. Penelitian hukum merupakan proses pembentukan hukum dalam kerangka desain sistem. Kualitas hukum yang dibentuk sangat ditentukan oleh komponen pendidikan hukum yang bersinergis dengan komponen pembentukan hukum. Komponen pendidikan hukum membawahi sub-sistem pendidikan hukum dan sub-sistem penelitian hukum, masing-masing menentukan kualitas profesionalisme ahli hukum, kualitas pembentuk hukum, dan penerapan hukum. Komponen pembentukan hukum membawahi sub-sistem pembentukan hukum yang akan mempengaruhi kualitas hukum yang akan dibentuk dan diterapkan.

D. Perubahan Masyarakat dan Perubahan Hukum

Masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Perbedaan perubahan yang satu dengan yang lain ditentukan pada sifat atau tingkat perubahan itu sendiri, begitu juga halnya dengan perubahan hukum. Perubahan hukum terjadi apabila dua unsurnya telah bertemu pada satu titik singgung, yaitu: 1 keadaan baru yang timbul dan 2 kesadaran akan perlunya perubahan pada masyarakat yang bersangkutan itu sendiri. Menurut Sinzheimer: “Syarat-syarat bagi terjadinya perubahan pada hukum itu baru ada, manakala dengan terjadinya perubahan-perubahan timbulnya hal-hal yang baru itu 15 timbul emosi-emosi pada pihak-pihak yang terkena, yang dengan demikian akan mengadakan langkah-langkah menghadapi keadaan itu serta menuju kepada bentuk-bentuk kehidupan yang baru.” 17 Selain itu, Arnold M. Rose mengemukakan adanya tiga teori umum perihal perubahan-perubahan sosial, yang kemudian dihubungkan dengan hukum, yaitu: 1 kumulasi yang progresif daripada penemuan-penemuan di bidang teknologi, 2 kontak atau konflik antara kebudayaan, dan 3 gerakan sosial social movement. 18 Menurut ketiga teori tersebut, maka hukum lebih merupakan akibat daripada faktor penyebab terjadinya perubahan-perubahan sosial. Lahirnya perubahan hukum biasanya diawali dengan perubahan ditingkat pemikiran hukum itu sendiri. Salah satu faktor eksternal yang menimbulkan perubahan pemikiran hukum tersebut ialah munculnya fenomena negara modern. Kelahiran negara modern pada abad ke-19 dengan atmosfer politik liberalisme, berimplikasi di bidang teknologi dan industri. Hal inilah yang kemudian mendorong sistem perekonomian menjadi kapitalistik dan sangat agresif, dengan ciri kehausan dimana-mana, salah satunya adalah “industrialisasi yang lapar lahan” 19 Di bidang hukum nilai-nilai liberal terpusat pada jaminan atas kemerdekaan individu yang menjadi paradigma dalam sistem hukum. Sistem hukum liberal dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap kemerdekaan individu, ia tidak dirancang untuk memikirkan dan memberikan keadilan yang luas kepada masyarakat, melainkan untuk melindungi kemerdekaan individu. Tidak dapat dipungkiri bahwa hukum merupakan konstruksi manusia, apakah itu kontruksi sosial, politik atau kultural, puncak dari kontruksi tersebut abad ke-19 adalah lahirnya konsep Rule of Law. 20 Sistem hukum modern yang dilambangkan dengan doktrin “Rule of Law”, adalah suatu perkembangan yang bermuatan nilai atau budaya yang khas. Hukum modern melembagakan perkembangan idiologi pembebasan individu. Hal ini dapat dilihat dari periodesasi sejarah Eropa, dari abad kegelapan, feodal, pertengahan, pencerahan, dan modern. Periodeisasi itu menunjukkan adanya akselerasi menuju pembebasan individu. Dengan demikian 17 Satjipto Rahardjo. 1986. Hukum dan Masyarakat. Angkasa Bandung, Bandung, hlm. 101. 18 Soerjono Soekanto. 2004. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 108. 19 Khudzaifah Dimyati. 2004. Teorisasi Hukum, Studi Tentang Perkembangan Pemikiran Hukum di Indonesia 1945-1990. Muhammadiyah University Press, Surakarta, hlm. 91-92. 20 Satjipto Rahardjo. Hukum Kita Liberal Apa Yang Dapat Kita Lakukan. Harian Umum Kompas, tanggal 3 Januari 2001. 16 dapat dikatakan bahwa perkembangan menuju doktrin “Rule of Law” adalah sisi lain dari perkembangan individu menuju pembebasannya. 21

E. Politik Hukum