Desentralisasi Fiskal Dana Perimbangan

6. Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah 7. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan 8. Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah 9. Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah 10. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 11. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang NegaraDaerah 12. Peraturan Presiden No. 104 Tahun 2006 tentang Penetapan Alokasi Dana Alokasi Umum. Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, dapat dilakukan secara desentralisasi fiskal, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, dan pinjaman daerah.

1. Desentralisasi Fiskal

Salah satu wujud dari desentralisasi fiskal adalah penyerahan oleh pemerintah pusat atas sumber penerimaan tertentu kepada daerah dari sektor pajak dan retribusi, yaitu dengan nama pajak daerah dan retribusi daerah. Dari kedua sumber penerimaan yang diserahkan kepada daerah tersebut, daerah dapat menggali dan menggunakan sendiri sesuai dengan potensinya masing-masing. Terdapat sejumlah jenis pajak daerah dan jenis retribusi daerah yang menjadi lapangan masing-masing dari propinsi dan kabupatenkota. Hal tersebut dapat ditelusuri dari aturan dasarnya, terutama dalam undang-undang pemerintahan daerah, undang-undang pajak daerah dan retribusi daerah, dan undang-undang perimbangan keuangan, serta undang-undang keuangan negara. Secara substansial terjadi ketimpangan wewenang di bidang pajak dan retribusi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, hal tersebut tercermin dari sumber- sumber pajak dan retribusi daerah yang sangat terbatas lapangan dan potensinya. Pajak dan retribusi daerah menjadi andalan dalam kontribusi pendapatan asli daerah, namun masih relatif kecil persentasenya dari total keseluruhan penerimaan daerah. 144

2. Dana Perimbangan

Dalam konteks desentralisasi fiskal dikenal pula dana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, yaitu dana bagi hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Perimbangan adalah suatu sistem pembagian keuangan dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Bagi hasil penerimaan revenue sharing berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan dari sumber daya alam SDA. Dari dana bagi hasil penerimaan negara tersebut, dapat mengurangi sebagian ketimpangan hubungan keuangan antara pusat daerah, khususnya dari aspek fiskal. Bagi hasil penerimaan tersebut di atas dilakukan dengan persentase tertentu yang didasarkan atas daerah penghasil. Bagi hasil penerimaan negara tersebut meliputi bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolahan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, dan bagi hasil sumber daya alam SDA yang terdiri dari sektor kehutanan, pertambangan umum, minyak bumi dan gas alam, dan perikanan. Di samping itu, berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2000, yaitu UU Pajak Penghasilan PPh sebagai perubahan UU sebelumnya, Daerah memperoleh bagi hasil dari PPh orang pribadi yaitu PPh Karyawan Pasal 21 serta PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 29 Orang Pribadi. Sistem bagi hasil tersebut di atas, baik dari sektor pajak maupun SDA dapat menimbulkan ketimpangan horizontal antar daerah sejenis. Hal ini disebabkan potensi subjek dan objek pajak yang tidak sama antar daerah, di samping itu, hanya beberapa daerah yang memiliki potensi SDA secara signifikan, seperti minyak bumi dan gas alam migas, pertambangan, dan kehutanan. Terhadap lapangan pajak yang sudah menjadi lapangan pajak pemerintah pusat tidak dapat dikenakan pajak lagi oleh daerah. Meskipun demikian, dimungkinkan dilakukan opsen atau penetapan tambahan atas pajak pusat, misalnya terhdap PPh Orang Pribadi. 145

3. Dekonsentrasi