Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

commit to user xl dilakukan oleh peneliti adalah tingkat motivasi belajar siswa. Perbedaan lainya adalah dalam penelitian ini hanya mencari pengaruh sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti mencari perbedaan pengaruh. Peneitian selanjutnya dilakukan oleh Supratiknya dan Titis Kristiyani 2004 yang berjudul “ Efektivitas Model Problem-Based Learning PBL dalam Pembelajaran Mata Kuliah Teori Psikologi Kepribadian II” menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas PBL dan kelas tradisional. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah tujuan penelitian yaitu mencari perbedaan pengaruh model terhadap prestasi, sedangkan perbedaanya dalam penelitia ini menggunakan tiga kelas dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Penelitian lainnya juga dilakuan oleh Ibrahim Bilgin, Erdal Senocak Mustafa Sozbilir 2009 yang berjudul “ The Effect of Problem-Based Learning Instructioan on University Student’s Performance of Conceptual and Quantitative Problem in Gas Concepts” penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh penerapan Problem-Based Learning terhadap pemahaman konsep. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama mencari perbedaan pengaruh, perbedaannya dalam penelitian ini hanya terdapat dua variabel yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat..

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan arahan alur pikir peneliti dalam menjawab masalah yang dirumuskan. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka dibuat suatu kerangka berpikir sebagai berikut: Pembelajaran konvensional membuat siswa cenderung pasif. Siswa lebih banyak mendengar apa yang disampaikan oleh guru tanpa mengetahui tujuan dari pembelajaran tersebut. Kegiatan pembelajaran dalam model pembelajaran ini lebih didominasi oleh guru atau lebih bersifat teacher center, dan siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran sehingga, pembelajaran menjadi kurang bermakna. Salah satu upaya untuk memberikan kesempatan pada siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi siswa, salah satunya dengan model pembelajaran berdasarkan masalah problem based learning. Model pembelajaran berdasarkan masalah problem based learning merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, melalui kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan dengan bekerja sama antar siswa. Dalam model ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator saja, sedangkan siswa dituntut untuk dapat merumuskan masalah dan melakukan penyelidikan terhadap permasalahan tersebut hingga diperoleh solusi yang tepat. Pemikiran di atas menduga terdapat perbedaan prestasi antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran konvensional akan memiliki prestasi belajar yang berbeda. Motivasi belajar merupakan dorongan dari dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan belajarnya dapat tercapai. Pembelajaran akuntansi memerlukan ketekunan dan kecermatan. Ketekunan siswa dalam commit to user xli mengikuti pembelajaran, menunjukkan motivasi belajarnya. Siswa yang memiliki tingkat motivasi tinggi tidak akan mudah putus asa dalam belajar, dengan kata lain lebih tekun. Dengan ketekunanya siswa tersebut akan mudah dalam memahami materi, sehingga prestasi belajar yang dicapai akan tinggi. Siswa yang memiliki tingkat motivasi yang rendah cenderung mudah putus asa bila menemui kesulitan dalam belajar, sehingga prestasinya cenderung rendah. Interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat motivasi belajar akan mempengaruhi prestasi belajar akuntansi. Model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa, diikuti dengan motivasi belajar yang tinggi dimungkinkan akan menghasilkan prestasi yang optimal. Sebaliknya, walaupun siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi ,namun diajar dengan metode yang pasif maka prestasinya kurang optimal. Dari uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut: Gambar 2. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis