commit to user
xxvii Model pembelajaran berikutnya adalah pengajaran langsung, dalam model ini
guru lebih banyak menerangkan dan menjelaskan materi pembelajaran. Selanjutnya model pengajaran konsep, sedikit berbeda dengan dua model
sebelumnya pada model pengakaran konsep guru hanya mengajarkan konsep- konsep materi pembelajaran sebagai dasar untuk pembelajaran berikutnya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada ketiga model pembelajaran tersebut guru yang lebih aktif.
Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa bekerja sama dengan teman belajarnya untuk belajar dan
bertanggung jawab pada kemajuan belajar kelompoknya. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dengan memunculkan permasalahan-permasalahan yang menuntut kemandirian siswa dalam belajar.
Model yang terakhir adalah model diskusi kelas, model ini menekankan aktifitas siswa untuk bertukar pendapat dan gagasan mengenai materi
pembelajaran, ketiga model ini menuntut keaktifan dari siswa.
Mengacu pada pembahasan di atas, model pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu model pembelajaran yang berpusat pada
guru atau sering disebut pembelajaran teacher center dan model pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student center.
4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Istilah Pembelajaran Berbasis Masalah PBM diadopsi dari istilah dalam bahasa inggris Problem Based Learning PBL. Model pembelajaran ini telah
dikenal sejak zaman John Dewey. Dewasa ini, model pembelajaran berbasis masalah mulai diangkat kembali, hal ini disebabkan secara umum
pembelajaran berdasarkan masalah menyajikan masalah kepada siswa yang dapat memudahkan mereka dalam melakukan penyelidikan dan inkuiri. Bound
and Felleti 1997: 15 mengemukakan bahwa “Problem Based Learning is an approach to structuring the curriculum which involve confronting students
with problems from practice which provide a stimulus for learning”. Pendapat ini mendefinisikan pembelajaran berdasarkan masalah sebagai pendekatan
yang menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan yang berasal dari latihan dan rangsangan untuk melaksanakan pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah tidak terbatas pada disiplin ilmu tertentu, sebagaimana dikemukakan oleh Paulina Panen et al
2001: 85 sebagai berikut “Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang berfokus pada penyajian suatu permasalahan nyata
ataupun simulasi kepada mahasiswa, kemudian mahasiswa diminta mencari pemecahannya melalui serangkaian penelitian dan investigasi berdasatkan
teori, konsep, prinsip yang dipelajarinya dari berbagai bidang ilmu multiple persectiv”. Permasalahan yang disajikan dalam pembelajaran berdasarkan
masalah tidak harus berupa permasahan yang ada di dunia nyata tetapi dapat
commit to user
xxviii berupa simulasi permasalahan yang sengaja ditimbulkan untuk merangsang
daya kreatifitas siswa dalam belajar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang bersifat student center yang menuntut keaktifan siswa. Keterlibatan tersebut
berupa keharusan siswa untuk mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan dari suatu materi, dengan menggunakan serangkaian investigasi
berdasarkan teori, konsep, dan prinsip, sehingga siswa lebih mandiri dalam belajar, dengan begitu ilmu yang diperolehnya akan bertahan lama karena
siswa ikut berperan dalam pembelajaran.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah