2.7.2 Penggolongan Nasabah Bermasalah
Penggolongan kredit bermasalah menurut Rivai, et al 2013, dikategorikan sebagai berikut iktikad nasabah, prospek usaha nasabah, kredit bermasalah yang masih
mempunyai prospek, kredit bermasalah yang tidak mempunyai prospek.
2.7.3 Sebab-Sebab Terjadinya Kredit Bermasalah
Kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi, di mana persetujuan pengembalian kredit mengalami risiko kegagalan, bahkan cenderung mengalami rugi
yang potensi. Beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya kredit bermasalah Rivai et al. 2013, adalah karena kesalahan bank, karena kesalahan nasabah, akibat
faktor eksternal.
2.7.4 Gejala Dini Timbulnya Kredit Bermasalah
Perlu diketahui bahwa kredit tidak menjadi bermasalah secara tiba-tiba tanpa gejala. Pada umumnya kredit berkembang menjadi bermasalah melalui tahap yang ada
gejalanya, sehingga gejala dini yang dapat dideteksi menurut Rivai, et al 2013 adalah ada tunggakan, mengajukan perpanjangan, saldo rata-rata menurun, hubungan
dengan bank semakin menurun, masalah keluarga, penggunaan kredit tidak sesuai rencana, enggan dikunjungi.
2.7.5 Pembinaan, Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Bermasalah
a. Pembinaan Kredit
Pembinaan kredit adalah upaya yang dilakukan dalam mengelola kredit bermasalah agar dapat diperoleh hasil yang optimal sesuai dengan tujuan dari
pemberian kredit Rivai et al. 2013.
b. Penyelamatan Kredit
Penyelamatan kredit adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan kredit bermasalah yang masih mempunyai prospek dalam usahanya, dengan tujuan
meminimalkan kemungkinan timbulnya kerugian bagi bank, menyelamatkan kembali kredit yang ada agar menjadi lancar, atau memperbaiki mutu usaha nasabah Rivai et
al. 2013.
c. Penyelesaian Kredit
Penyelesaian kredit adalah upaya yang dilakukan bank untuk menyelesaikan kredit bermasalah yang tidak mempunyai prospek setelah usaha-usaha pembinaan,
penyelamatan dan dengan jalan apapun ternyata tidak mungkin dilakukan lagi, dengan tujuan mencegah risiko bank yang semakin besar dan mendapatkan pelunasan kembali
atas kredit tersebut dari nasabah dengan berbagai macam upaya yang dapat ditempuh oleh bank Rivai et al. 2013.
2.7.6 Tindakan, Tata Cara dan Kriteria Penyelamatan dan Penyelesaian
Kredit Bermasalah
Menurut Rivai, et al 2013 tindakan, tata cara dan kriteria penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah adalah :
a. Terhadap nasabah yang masih mempunyai prospek dan mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya : 1 Penagihan intensif oleh bank, 2
Rescheduling, 3 Reconditioning, 4 Restructuring, 5 Management Assistancy, dan 6 Penyertaan Bank.
b. Nasabah kurang mempunyai prospek dan tidak mempunyai iktikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya : 1 Novasi, 2 Kompensasi, 3 Likuidasi, 4
Subrogasi, dan 5 Penebusan Jamina
c. Nasabah yang tidak memiliki prospek, tetapi mempunyai iktikad baik untuk melunasi kewajibannya. Terhadap golongan ini sudah tidak memiliki prospek,
biasanya diberikan keringanan tunggakan bunga dan denda. d. Nasabah yang tidak mempunyai prospek dan tidak memiliki iktikad untuk
menyelesaikan kewajibannya. Penyelesaian kredit melalui pengadilan negeri dan pelelangan oleh bank.
2.7.7 Monitoring dan Pengawasan KreditPembiayaan
a. Pengertian Monitoring dan Pengawasan Kredit
Monitoring dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk melakukan pemantauan kredit agar dapat diketahui sedini mungkin early warning system deviasi
yang terjadi akibat penurunan mutu kredit sehingga memungkinkan bank mengambil langkah-langkah untuk tidak timbul kerugian Rivai et al. 2013.
b. Fungsi Monitoring dan Pengawasan Kredit
Fungsi monitoring dan pengawasan kredit merupakan alat kendali apakah dalam pemberian kredit telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, maupun
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Rivai et al. 2013.