Uji Validitas Pengolahan dan Analisis Data

3.5.2 Uji Reliabilitas Menurut Umar dalam Hamid 2010 reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Metode mencari reliabilitas internal, yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran Riduwan, 2009. Rumus yang digunakan adalah Alpha Cronbach berikut : � 11 = � � − 1 . 1 − � … … … … … … … … … . . 3 Dimana : r 11 = Nilai reliabilitas � = Jumlah ragam skor tiap-tiap item S t = Jumlah item Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut : Langkah 1 : Menghitung varian skor tiap-tiap item dengan rumus : � = � 2 − � 2 � � … … … … … … … … … . 4 Dimana : Si = Ragam skor tiap-tiap item � 2 = Jumlah kuadrat item Xi � 2 = Jumlah item Xi dikuadratkan N = Jumlah responden Langkah 2 : Kemudian menjumlahkan ragam semua item dengan rumus : � = S 1 +S 2 +S 3 +………….S n Dimana : � = Jumlah ragam semua item S 1 , S 2 , S 3 ,…S n = Ragam item ke 1, 2, 3 ……n Langkah 3 : Menghitung varian total dengan rumus : = 2 − 2 � � … … … … … … … … 5 Dimana : St = Ragam total 2 = Jumlah kuadrat X total 2 = Jumlah X total dikuadratkan N = Jumlah responden Langkah 4 : Masukan nilai Alpha dengan rumus : � 11 = � � − 1 . 1 − � … … … … … … … 6 2.5.3 Analisis Regresi Linear Berganda Analisis data dilakukan dengan bantuan Metode Regresi Linear Berganda dengan paket program Minitab versi 15, tetapi sebelum melakukan analisis linear berganda dilakukan asumsi klasik uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Data Menurut Ghozali dalam Ramadhany 2013 uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, dependen variabel dan independen variabel keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Mendeteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik normal Probability Plot, dengan dasar pengambilan keputusan berikut : 1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali dalam Ramadhany 2013 uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan kolerasi antar variabel bebas. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinieritas pada penelitian ini yaitu dengan pengukuran terhadap Varian Inflation Factor VIF pada hasil regresi. Untuk menujukan adanya multikolinieritas adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. 3. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mencari tahu apakah dari beberapa kelompok data penelitian memiliki ragam yang sama atau tidak. Dengan kata lain, homogenitas bahwa himpunan data yang diteliti memiliki karakteristik yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode, salah satunya adalah uji ragam Uji F menggunakan perangkat lunak Minitab. Jika hasil penghitungan didapatkan p-value lebih besar dari alpha 0,10, menunjukkan tidak adanya autokorelasi dan dinyatakan homogen. Analisis regresi linear berganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh 2 peubah bebas atau lebih terhadap variable terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variable bebas atau lebih X 1 , X 2 , X 3 , ……. X n Riduwan, 2009. Persamaan regresi berganda di dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 Dimana : Y = Pengembalian Pembiayaan X 1 = Kesalahan Bank X 2 = Kesalahan Nasabah X 3 = Faktor Eksternal a = Konstanta b 1 ,b 2 ,b 3 = Koefesien regresi a. Uji Koefisien Determinasi R 2 Uji koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi peubah dependen Ghozali dalam Ramadhany, 2013. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan peubah-peubah independen dalam menjelaskan variasi peubah independen hampir memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi peubah dependen. Penggunaan koefisian determinasi R 2 memiliki kelemahan, yakni timbulnya bias terhadap jumlah peubah independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap terjadi penambahan satu peubah independen, maka R 2 akan mengalami peningkatan pula tanpa memperdulikan peubah tersebut berpengaruh secara nyata terhadap peubah dependen atau tidak. Oleh sebab itu, banyak peneliti menganjurkan untuk lebih menggunakan nilai adjusted R 2 untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik. Nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu peubah independen ditambahkan ke dalam model. b. Uji Nyata Simultan Uji Statistik F Menurut Ghozali dalam Ramadhany 2013, uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua peubah independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap peubah dependen atau terikat. Nilai F dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: F = 2 � 1 − 2 �−�−1 ……………………………...…………………… 7 Keterangan: R 2 = R Square n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel Selain itu, pengujian F juga dapat dilakukan melalui pengamatan nyata F pada tingkat α yang digunakan. Analisis ini didasarkan pada perbandingan antara F hitung dengan F tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat berikut: 1. Jika F hitung F tabel maka H diterima, artinya semua peubah independen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. 2. Jika F hitung F tabel maka H ditolak, artinya semua peubah independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. Pengujian nyata F dapat dilakukan melalui pengamatan nyata F pada tingkat α yang digunakan. Analisis didasarkan pada pertimbangan antara nilai nyata t dengan nilai nyata 0,1, dimana syaratnya adalah: 1. Jika nyata F 0,1 maka H ditolak, artinya semua peubah independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. 2. Jika nyata F 0,1 maka H diterima, artinya semua peubah independen secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. c. Uji Nyata Parameter Individual Uji Statistik t Menurut Ghozali dalam Ramadhany 2013 uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa besar pengaruh suatu peubah independen secara individual dalam menerangkan variasi peubah dependen. Pengujian dengan uji t atau t test, yaitu membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Uji ini dilakukan dengan syarat berikut: 1. Jika t hitung t tabel maka H diterima, artinya peubah independen tidak berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. 2. Jika t hitung t tabel maka H ditolak, artinya peubah independen berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. Pengujian peubah t juga dapat dilakukan melalui pengamatan nyata t pada tingkat α yang digunakan. Analisis didasarkan pada pertimbangan antara nilai nyata t dengan nilai nyata 0,1 dimana syaratnya : 1. Jika nyata t 0,1 maka H ditolak, artinya peubah independen berpengaruh nyata terhadap peubah dependen. 2. Jika nyata t 0,1 maka H diterima, artinya peubah independen tidak berpengaruh nyata terhadap peubah dependen.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat BNI Syariah

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 pilarnya yaitu adil, transparan, dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah UUS BNI dengan lima kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional office channelling dengan lebih kurang 750 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah DPS yang saat ini diketuai oleh KH, Maruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS, sehingga telah memenuhi aturan syariah. Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah BUS. Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi kondusif, yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara SBSN dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat. Visi Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja. Misi 1. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan. 2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah. 3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor. 4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah. Struktur Organisasi Kantor Cabang maupun Kantor Cabang Pembantu Struktur organisasi pada setiap kantor unit cabang BNI Syariah Mikro dimuat pada Gambar 2 : Gambar 2. Struktur organisasi kantor cabang BNI Syariah Mikro

4.1.2 Latar Belakang BNI Syariah Mikro

1. Sektor Mikro terbukti mampu bertahan terhadap gejolak krisis ekonomi. 2. Upaya meningkatkan komposisi penyaluran pembiayaan sektor produkif, terutama segmen mikro. Pimpinan Cabang Pimpinan Unit Penyelia Collection Penyelia Oprasional Penyelia Layanan Mikro Penyelia Pemasaran Analis Pembiayaan Ass. Penyimpan Dokumen Koor. Analis Pembiayaan Kontrol Intern  Ass Collection  Ass Kliring RTGS  Ass Umum  Ass Pelayanan Nasabah  Ass Pelayanan Uang Tunai 2  Ass Pemasaran 6