kewajiban antara kreditur dan debitur, serta 3 Perjanjian kredit berfungsi sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit.
2.5.2 Perjanjian Menurut Hukum Islam
a. Definisi Akad Perjanjian
Secara khusus
akada berarti
keterkaitan antara
ijab pernyataan
penawaranpemindahan kepemilikan dan qabul pernyataan penerimaan kepemilikan dalam lingkup yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu. Ascarya, 2007.
b. Rukun Akad
Menurut Jumhur Ulama pendapat banyak ulama rukun akad menyangkut tiga hal, yaitu pelaku akad, objek Akad, dan shighah atau pernyataan pelaku akad.
Sedangkan syarat dalam akad ada empat syarat, yaitu syarat berlakunya akad, syarat sahnya akad, syarat terealisasinya akad dan syarat lazim Ascarya, 2007.
c. Jenis-jenis Akad
Jenis-jenis akadtarnsaksi yang digunakan pada perbankan syariah dibagi menjadi 2 Ascarya, 2007, yaitu Tabarru tidak mencari keuntungan dan Tijrah
mencari keuntungan.
2.5.3 Wanprestasi Perjanjian dan Akibat-Akibatnya
Wanprestasi timbul apabila salah satu pihak tidak melakukan apa yang diperjanjikan, mungkin alpa, lalai atau ingkar janji. Bentuk daripada wanprestasi dapat
berupa empat macam Simangunsong dalam Kristiyanto 2008, yaitu : a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya.
b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan. c. Melakukan apa yang dijanjikan, tetapi terlambat.
d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan Wanprestasi kelalaian mempunyai akibat-akibat yang berat, maka tidak
mudah untuk menyatakan bahwa seseorang lalai atau alpa. Terhadap kelalaian atau kealpaan seseorang, hukuman atau akibat-akibat yang halal ada empat macam, yaitu
membayar kerugian, pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian, bertujuan membawa kedua belah pihak kembali pada keadaan sebelum perjanjian diadakan,
peralihan risiko dan membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di depan hakim.
2.6. Hukum Jaminan
2.6.1 Definisi Jaminan
Menurut ketentuan Pasal 2 Ayat 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 2369KEPDIR tanggal 28 Februari 1991 tentang Jaminan Pemberian Kredit,
bahwa yang dimaksud dengan jaminan adalah suatu keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai yang diperjanjikan. Sedangkan menurut Pasal 1
butir 23 yang dimaksud dengan agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit, atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah Hermansyah, 2005.
2.6.2 Fungsi Jaminan
Berdasarkan pada pengertian jaminan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa fungsi utama dari jaminan untuk meyakinkan bank, atau kreditur bahwa debitur
mempunyai kemampuan untuk melunasi kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati bersama Hermansyah, 2005.
2.6.3 Macam-Macam Jaminan
Pengikatan jaminan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaminan perorangan dan jaminan kebendaan. Jaminan perorangan, atau jaminan pribadi adalah
jaminan seorang pihak ketiga yang bertindak untuk menjamin kewajiban-kewajiban dari debitur. Jaminan kebendaan selalu berupa suatu bagian dari kekaydaan seseorang,
si pemberi jaminan, dan menyediakannya guna pemenuhan kewajiban dari seorang debitur Hermansyah, 2005.
2.7. Pembinaan,
Penyelamatan, Monitoring
dan Penyelesaian
Kredit Bermasalah
2.7.1 Pengertian Kredit Bermasalah
Ada beberapa pengertian kredit bermasalah Rivai et al. 2013, yaitu kredit yang di dalamnya belum mencapai target yang diinginkan pihak bank, kredit yang
memiliki kemungkinan timbul risiko dikemudian hari, mengalami kesulitan penyelesaian kewajiban-kewajibannya baik pokok maupun bunga kredit dimana
terjadi cidera janji dalam pembayaran, kredit golongan perhatian khusus.