Ikhtisar TINGKAT PARTISIPASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN

yang dihasilkan juga positif, begitu pula sebaliknya, semakin rendah partisipasi responden dalam program, maka pengetahuan akan program juga berkurang dan sikap terhadap program semakin negatif sehingga tindakan yang dihasilkan pun cenderung negatif. Hubungan antara tingkat partisipasi dengan tindakan nyata, artinya hasil uji korelasi Speraman dalam Tabel 24 dapat digeneralisasikan kepada seluruh populasi warga RW 14. Hasil wawancara dengan responden menunjukkan bahwa terdapat perubahan tindakan terhadap program pengelolaan sampah rumah tangga.

6.4 Ikhtisar

Warga tidak berpartisipasi dalam perencanaan Program Komposting Rumah Tangga karena program bersifat top down, artinya perencanaan program tidak partisipatif. Namun, perencanaan pembentukan kelembagaan RW Hijau melibatkan warga, karena pembentukan kelembagaan RW Hijau atas dasar inisiatif warga.Bentuk partisiapsi warga dalam pembentukan kelembagaan RW Hijau adalah menghadiri rapat atau pertemuan yang diadakan oleh pengurus RW 14. Tingkat partisipasi dalam tahap pelaksanaan adalah tinggi, hal ini dilatarbelakangi oleh tingginya kesadaran peserta program dalam menjaga lingkungan, namun ada juga peserta yang berpartisipasi dalam pelaksanaan program karena ajakan tetangga, teman atau saudara dan sekedar mengikuti tren semata. Peserta program yang tidak terlibat dalam pelaksanaan program sebagian besar dikarenakan sibuk kerja. Peran peserta Program Komposting Rumah Tangga adalah sebagai kader lingkungan, pengurus RW atau RT yang aktif dalam kegiatan sosialisasi, perencanaan, dan pelaksanaan program, namun ada juga yang berperan sebagai partisipan biasa yang hanya terlibat dalam pelaksanaan program. Pemilahan sampah sebagai bagian dari Program Komposting Rumah Tangga merupakan program yang paling diminati oleh responden karena mudah dilakukan. Tingkat partisipasi peserta dalam tahap menikmati hasil tergolong tinggi, hal ini dibuktikan dengan pernyataan sebagian besar responden yang merasakan manfaat dari Program Komposting Rumah Tangga, yaitu lingkungan sekitar tempat tinggal menjadi lebih bersih, asri, dan nyaman. Responden yang tidak melanjutkan program menjadikan sibuk kerja sebagai alasan utama. Tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah Tangga berhubungan dengan faktor internal usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, lama kerja, lama tinggal, status tempat tinggal dan faktor eksternal luas halaman, kondisi lingkungan rumah, frekuensi hadir bimbingan dan penyuluhan. Tabel 25 mengenai korelasi antara variabel-variabel dalam faktor internal dengan tingkat partisipasi peserta program menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan lama tinggal berkorelasi positif nyata dengan tingkat partisipasi peserta program. Usia, tingkat pendapatan, dan lama kerja berkorelasi negatif tidak nyata dengan tingkat partisipasi peserta program, sedangkan variabel jenis pekerjaan dan status tempat tinggal tidak berhubungan dengan tingkat partisipasi peserta program. Tabel 25. Persentase dan Korelasi Responden antara Faktor Internal dengan Tingkat Partisipasi di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 Variabel Kategori Persentase Tingkat Partisipasi Korelasi Rendah Tinggi Usia Muda 7,8 33,3 66,7 Negatif dan tidak nyata Dewasa 87,0 37,3 62,7 Tua 5,2 75 25 Tingkat pendidikan Rendah 6,5 60 40 Positif dan nyata Tinggi 93,5 37,5 62,5 Jenis pekerjaan Pegawai swasta 14,3 63,6 36,4 Tidak ada hubungan H diterima Ibu rumah tangga 22,1 23,5 76,5 Wiraswasta 14,3 36,4 63,6 PNS 49,3 39,5 60,5 Tingkat pendapatan Rendah 26 38,9 61,1 Negatif dan tidak nyata Sedang 20,8 60 40 Tinggi 6,4 65 35 Tidak berpenghasilan 46,8 18,75 81,25 Lama kerja Tidak bekerja 50,6 38,5 61,5 Negatif dan tidak nyata Tidak sibuk 6,5 40 60 Sibuk 42,9 60,6 39,3 Lama tinggal Baru 39,0 43,3 56,7 Positif dan nyata Lama 61,0 36, 2 63,8 Status tempat tinggal Rumah sendiri 96,1 37,8 62,2 Tidak ada hubungan H diterima Sewakontrakkos 2,6 50 50 Menumpang 1,3 100 Rumah dinas Faktor eksternal yang berhubungan dengan tingkat partisipasi peserta program terdiri dari variabel luas halaman, keadaan lingkungan rumah dan frekuensi hadir dalam bimbingan dan penyuluhan. Tabel 26 menunjukkan bahwa luas halaman dan frekuensi hadir bimbingan dan penyuluhan berkorelasi positif nyata. Keadaan lingkungan rumah 100 persen responden adalah bersih artinya keadaan lingkungan rumah tidak berkorelasi dengan tingkat partisipasi rumah tangga dalam program karena keseragaman data yaitu keadaan lingkungan rumah seluruh responden adalah bersih. Tabel 26. Persentase dan Korelasi Responden Menurut Faktor Eksternal dengan Tingkat Partisipasi di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 Variabel Kategori Persentase Tingkat Partisipasi Korelasi Rendah Tinggi Luas halaman Sempit: 0-49m 2 88,3 44,4 55,6 Nyata dan positif Luas: 50-100m 2 11,7 35,7 64,3 Keadaan lingkungan rumah Bersih 100 38,9 61,1 Tidak ada Kotor Frekuensi hadir bimbingan dan penyuluhan Jarang 62,3 63,2 36,8 Nyata dan positif Sering 7,8 31,1 68,9 Tingkat partisipasi peserta program berhubungan dengan perubahan perilaku dalam mengelola sampah rumah tangga. Perilaku dilihat melalui tiga variabel, yaitu tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan responden sebagai respons terhadap pelaksanaan program. Tabel 27 menunjukkan tingkat pengetahuan 100 persen responden dalam program adalah tinggi, begitu pula dengan sikap 100 persen responden adalah positif, sehingga tidak ada korelasi antara variabel tingkat pengetahuan dan sikap dengan tingkat partisipasi peserta program. Variabel tindakan memiliki hubungan yang nyata atau positif dengan tingkat partisipasi, artinya tingkat partisipasi peserta program berhubungan dengan tindakan responden. Tabel 27. Persentase dan Korelasi Perilaku dengan Tingkat Partisipasi Responden di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 Variabel Kategori Tingkat Partisipasi Korelasi Rendah Tinggi Tingkat Pengetahuan Tinggi 39 61 Tidak ada Sikap Positif 39 61 Tidak ada Tindakan Positif 86,7 13,3 Nyata dan positif Negatif 93,6 6,4

BAB VII EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

Evaluasi program merupakan suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara sistematis dan objektif. Secara umum program ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang keluar dari masing-masing rumah tangga, melalui upaya pemilahan sampah organik dengan anorganik, pengomposan dengan Keranjang Takakura atau lubang resapan Biopori, dan daur ulang sampah anorganik. Evaluasi Program Komposting Rumah Tangga menggunakan Model CIPP yaitu model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem, artinya konteks, masukan, proses dan hasil merupakan sasaran evaluasi yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan Musa, 2005.

7.1 Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks merupakan upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, serta tujuan proyek. Evaluasi konteks fokus pada evaluasi tujuan program, aksi, dan kesepakatan kolektif rumah tangga.

7.1.1 Tujuan Program

Tabel 28 menunjukkan perbandingan antara tujuan khusus program yang dalam kerangka acuan dengan hasil yang telah dicapai. Kerangka acuan kerja tujuan pertama yakni berkurangnya sampah dari RW percontohan yang harus dibuang ke TPS. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa jumlah sampah yang dibuang ke TPS berkurang, hal ini didasarkan pada keterangan petugas pengangkut sampah dari Dinas Kebersihan Bapak HS: “Biasanya saya ngambil sampah di TPS kompleks ini hari rabu atau jumat, seminggu sekali mbak, tapi semenjak jadi RW percontohan, jumlah sampahnya berkurang mbak, biasanya kan sampai numpuk-numpuk gitu. Saya juga jadi enak,