Evaluasi Program Komposting Sampah Rumah Tangga

(1)

EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING

SAMPAH RUMAH TANGGA

(Studi di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok)

ANNISA RIZKINA ROSA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009


(2)

ABSTRACT

The waste management in Depok is a prime problem caused by rapid inhabitant growth with its social and economic activity so that increasing the quantity of middens. In order to solve the problems, the local government launched the Household Composting Program in Griya Pancoran Mas Indah, 14th administrative unit, Rangkapanjaya Baru Sub-district, Pancoran Mas District, Depok City, held from June 2008 until now. The target of this program is 310 households in Griya Pancoran Mas Indah. The aim of this study was to evaluate the impact of this program that is behavioral change caused by household participation level on this program. The analyses used in this study are interviews and questionnaires. The amounts of 77 respondents were chosen randomly and represented each neighborhood association. The tools of analysis were used namely frequency table, cross tabulation, Spearman Correlation Test, and Chi-Square Correlation Test. The implementation of this program was to fare well because the objectives, collective action, and collective agreement are appropriate to the terms of reference, however the stakeholders was not perform their function well and the phase of program was not covering on monitoring and evaluation phase yet. The result of primary data tabulation shows that the household participation level on this program tended to high because of the influence of internal factors (age, level of education, level of revenue, duration of work and be a resident of Griya Pancoran Mas Indah) and external factors (area of yard, attendance frequency and elucidation of program). The household participation level affected behavioral change (knowledge, attitude, and action) to manage domestic waste. According to the result of this study, the composting program in Griya Pancoran Mas Indah was successfully conducted on 14th administrative unit and can be implemented in the other sub-district in order to improve any case which not appropriate to terms of reference.


(3)

RINGKASAN

ANNISA RIZKINA ROSA. EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING SAMPAH RUMAH TANGGA. Studi di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. (Di bawah bimbingan HERU PURWANDARI)

Program Komposting Rumah Tangga merupakan salah satu program pengelolaan sampah kota yang digulirkan oleh pemerintah Kota Depok dalam rangka mereduksi sampah langsung dari sumbernya yakni rumah tangga. Program ini sebagai wujud kesepakatan kolektif komunitas di tingkat lokal yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Program Komposting Rumah Tangga menggunakan prinsip pengelolaan sampah “3R+1P” (Reduce, Reuse, Recycle, dan Participation) dengan pendekatan skala rumah tangga, yaitu sampah yang dihasilkan oleh masing-masing rumah tangga dikelola terlebih dahulu di tingkat rumah tangga sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

Program Komposting Rumah Tangga dilaksanakan di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Program yang terdiri dari kegiatan pemilahan sampah organik dan anorganik, pengomposan dengan Keranjang Takakura dan lubang resapan Biopori sebagai media komposternya, serta daur ulang sampah anorganik mulai disosialisasikan mulai Juni 2008 kepada peserta program di RW 14. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk melakukan monitoring dan evaluasi program, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Program Komposting Rumah Tangga. Penelitian fokus pada evaluasi output program yakni perubahan perilaku dihubungkan dengan tingkat partisipasi peserta program. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan panduan pertanyaan terstruktur untuk wawancara mendalam sebagai instrumen utamanya. Unit analisis dalam penelitian ini individu, yaitu 77 responden yang dipilih secara acak.

Tingkat partisipasi peserta program tergolong tinggi, hal ini berhubungan dengan faktor internal (usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, lama kerja, lama tinggal dan status tempat tinggal), serta faktor eksternal (luas halaman, keadaan lingkungan rumah, dan frekuensi hadir bimbingan serta penyuluhan). Usia, tingkat pendapatan dan lama kerja menunjukkan korelasi yang tidak nyata (negatif). Artinya, semakin muda usia responden, semakin rendah tingkat pendapatan, dan semakin tidak bekerja responden, maka tingkat partisipasi dalam program adalah tinggi. Berdasarkan uji statistik Chi Square jenis pekerjaan dan status tempat tinggal tidak berhubungan dengan tingkat partisipasi rumah tangga artinya Ho diterima, yakni tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah Tangga tidak berhubungan dengan jenis pekerjaan dan status tempat tinggal. Tingkat pendidikan dan lama tinggal menunjukkan hubungan nyata (positif) dengan tingkat partisipasi rumah tangga. Artinya, semakin tinggi pendidikan dan semakin lama responden tinggal di RW 14, maka semakin tinggi tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah Tangga.


(4)

Tingkat partisipasi peserta program juga berhubungan dengan perubahan perilaku dalam mengelola sampah domestik. Perubahan perilaku peserta program meliputi perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam merespon pelaksanaan program. Program Komposting Rumah Tangga berjalan dengan baik karena tujuan, aksi kolektif, dan kesepakatan kolektif terwujud sesuai dengan kerangka acuan, namun pihak-pihak yang terlibat dalam program ini kurang dapat memaksimalkan fungsinya dengan baik. Tahapan program juga berjalan dengan baik dan hasil yang dicapai sesuai dengan kerangka acuan yang telah ditetapkan, akan tetapi tahapan monitoring dan evaluasi tidak dapat terwujud dengan baik, karena Dinas Kebersihan dan Pertamanan belum melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program yang telah berlangsung. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Program Komposting Rumah Tangga cukup berhasil dilakukan di RW 14 dan dapat diaplikasikan pada kelurahan lain.


(5)

EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING

SAMPAH RUMAH TANGGA

(Studi di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14, Kelurahan Rangkapajaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok)

Oleh

ANNISA RIZKINA ROSA I34054389

Skripsi

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada

Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009


(6)

DEPARTEMEN SAINS

KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh: Nama Mahasiwa : Annisa Rizkina Rosa

Nomor Pokok : I34054389

Judul : Evaluasi Program Komposting Sampah Rumah Tangga (Studi di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok)

dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Heru Purwandari, SP, M.Si NIP. 19790524200701 2 001

Mengetahui, Ketua Departemen Sains

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS NIP. 19580827198303 1 001


(7)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING SAMPAH RUMAH TANGGA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, September 2009

Annisa Rizkina Rosa I34054389


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Samarinda pada tanggal 1 Juli 1987. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara, putri dari pasangan Ir. Yully Satriyo dan Ir. Siti Djamila. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Kepatihan XVI Jember pada tahun 1999 dan SLTP Negeri 2 Jember pada tahun 2002. Penulis melanjutkan sekolah menengah di SMA Negeri 1 Jember dan lulus pada tahun 2005. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) tahun 2005.

Organisasi kemahasiswaan yang pernah diikuti oleh penulis di IPB adalah Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) sebagai staf divisi Public Relation pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Evaluasi Program Komposting Rumah Tangga”

.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengevaluasi output Program Komposting Rumah Tangga yakni perubahan perilaku dihubungkan dengan tingkat partisipasi peserta program. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi proses belajar peneliti dalam memahami dan memperluas pengetahuan mengenai evaluasi program, serta dapat dijadikan rujukan bagi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok untuk mengevaluasi program sebelum diduplikasikan ke kelurahan lain.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Bogor,September 2009

Annisa Rizkina Rosa


(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis hendak memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat, karunia dan hidayah-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula, penulis hendak menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Heru Purwandari, SP, M.Si sebagai dosen pembimbing, atas bimbingan, waktu, koreksi, pemikiran serta sarannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS dan Ratri Virianita, SSos sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran serta pengarahan kepada penulis.

3. Pemerintah Kota Depok, khususnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Badan Lingkungan Hidup atas kerjasama serta kesediaannya berbagi informasi dan pengalaman dalam rangka penyelesaian penelitian skripsi ini. 4. Pengurus RW 14, Pokja RW Hijau, para kader lingkungan, dan seluruh warga

RW 14 yang telah memberikan bantuan, berbagi ilmu dan pengalaman selama penulis melaksanakan penelitian.

5. Mama, Mbak Indri, adik-adiku tercinta (Rifda dan Hilmi), dan Mas Fariz yang setia menemani dengan do’a, kasih sayang, perhatian, semangat dan motivasi yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan. 6. My Bestpalz “Danish”: Nisa, Idun, dan Hida, terima kasih atas do’a, dorongan,

semangat, dan kebersamaannya.

7. Sahabat-sahabatku di KPM 42: Anggi, Metri, Wulan, Whenny, Tamimi, Gilang, Fahmi, Away yang selalu memberi do’a dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman satu bimbingan: Trisna Damayanti dan Reni Sanjaya yang telah berbagi ilmu, semangat, motivasi, dan kebersamaan mulai dari penyusunan studi pustaka hingga skripsi.

9. Teman-teman seperjuangan KPM 42 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk kerjasamanya selama ini.


(11)

EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING

SAMPAH RUMAH TANGGA

(Studi di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok)

ANNISA RIZKINA ROSA

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009


(12)

ABSTRACT

The waste management in Depok is a prime problem caused by rapid inhabitant growth with its social and economic activity so that increasing the quantity of middens. In order to solve the problems, the local government launched the Household Composting Program in Griya Pancoran Mas Indah, 14th administrative unit, Rangkapanjaya Baru Sub-district, Pancoran Mas District, Depok City, held from June 2008 until now. The target of this program is 310 households in Griya Pancoran Mas Indah. The aim of this study was to evaluate the impact of this program that is behavioral change caused by household participation level on this program. The analyses used in this study are interviews and questionnaires. The amounts of 77 respondents were chosen randomly and represented each neighborhood association. The tools of analysis were used namely frequency table, cross tabulation, Spearman Correlation Test, and Chi-Square Correlation Test. The implementation of this program was to fare well because the objectives, collective action, and collective agreement are appropriate to the terms of reference, however the stakeholders was not perform their function well and the phase of program was not covering on monitoring and evaluation phase yet. The result of primary data tabulation shows that the household participation level on this program tended to high because of the influence of internal factors (age, level of education, level of revenue, duration of work and be a resident of Griya Pancoran Mas Indah) and external factors (area of yard, attendance frequency and elucidation of program). The household participation level affected behavioral change (knowledge, attitude, and action) to manage domestic waste. According to the result of this study, the composting program in Griya Pancoran Mas Indah was successfully conducted on 14th administrative unit and can be implemented in the other sub-district in order to improve any case which not appropriate to terms of reference.


(13)

RINGKASAN

ANNISA RIZKINA ROSA. EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING SAMPAH RUMAH TANGGA. Studi di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. (Di bawah bimbingan HERU PURWANDARI)

Program Komposting Rumah Tangga merupakan salah satu program pengelolaan sampah kota yang digulirkan oleh pemerintah Kota Depok dalam rangka mereduksi sampah langsung dari sumbernya yakni rumah tangga. Program ini sebagai wujud kesepakatan kolektif komunitas di tingkat lokal yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Program Komposting Rumah Tangga menggunakan prinsip pengelolaan sampah “3R+1P” (Reduce, Reuse, Recycle, dan Participation) dengan pendekatan skala rumah tangga, yaitu sampah yang dihasilkan oleh masing-masing rumah tangga dikelola terlebih dahulu di tingkat rumah tangga sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

Program Komposting Rumah Tangga dilaksanakan di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Program yang terdiri dari kegiatan pemilahan sampah organik dan anorganik, pengomposan dengan Keranjang Takakura dan lubang resapan Biopori sebagai media komposternya, serta daur ulang sampah anorganik mulai disosialisasikan mulai Juni 2008 kepada peserta program di RW 14. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk melakukan monitoring dan evaluasi program, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Program Komposting Rumah Tangga. Penelitian fokus pada evaluasi output program yakni perubahan perilaku dihubungkan dengan tingkat partisipasi peserta program. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan panduan pertanyaan terstruktur untuk wawancara mendalam sebagai instrumen utamanya. Unit analisis dalam penelitian ini individu, yaitu 77 responden yang dipilih secara acak.

Tingkat partisipasi peserta program tergolong tinggi, hal ini berhubungan dengan faktor internal (usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, lama kerja, lama tinggal dan status tempat tinggal), serta faktor eksternal (luas halaman, keadaan lingkungan rumah, dan frekuensi hadir bimbingan serta penyuluhan). Usia, tingkat pendapatan dan lama kerja menunjukkan korelasi yang tidak nyata (negatif). Artinya, semakin muda usia responden, semakin rendah tingkat pendapatan, dan semakin tidak bekerja responden, maka tingkat partisipasi dalam program adalah tinggi. Berdasarkan uji statistik Chi Square jenis pekerjaan dan status tempat tinggal tidak berhubungan dengan tingkat partisipasi rumah tangga artinya Ho diterima, yakni tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah Tangga tidak berhubungan dengan jenis pekerjaan dan status tempat tinggal. Tingkat pendidikan dan lama tinggal menunjukkan hubungan nyata (positif) dengan tingkat partisipasi rumah tangga. Artinya, semakin tinggi pendidikan dan semakin lama responden tinggal di RW 14, maka semakin tinggi tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah Tangga.


(14)

Tingkat partisipasi peserta program juga berhubungan dengan perubahan perilaku dalam mengelola sampah domestik. Perubahan perilaku peserta program meliputi perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam merespon pelaksanaan program. Program Komposting Rumah Tangga berjalan dengan baik karena tujuan, aksi kolektif, dan kesepakatan kolektif terwujud sesuai dengan kerangka acuan, namun pihak-pihak yang terlibat dalam program ini kurang dapat memaksimalkan fungsinya dengan baik. Tahapan program juga berjalan dengan baik dan hasil yang dicapai sesuai dengan kerangka acuan yang telah ditetapkan, akan tetapi tahapan monitoring dan evaluasi tidak dapat terwujud dengan baik, karena Dinas Kebersihan dan Pertamanan belum melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program yang telah berlangsung. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Program Komposting Rumah Tangga cukup berhasil dilakukan di RW 14 dan dapat diaplikasikan pada kelurahan lain.


(15)

EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING

SAMPAH RUMAH TANGGA

(Studi di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14, Kelurahan Rangkapajaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok)

Oleh

ANNISA RIZKINA ROSA I34054389

Skripsi

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada

Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009


(16)

DEPARTEMEN SAINS

KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh: Nama Mahasiwa : Annisa Rizkina Rosa

Nomor Pokok : I34054389

Judul : Evaluasi Program Komposting Sampah Rumah Tangga (Studi di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok)

dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Heru Purwandari, SP, M.Si NIP. 19790524200701 2 001

Mengetahui, Ketua Departemen Sains

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS NIP. 19580827198303 1 001


(17)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING SAMPAH RUMAH TANGGA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, September 2009

Annisa Rizkina Rosa I34054389


(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Samarinda pada tanggal 1 Juli 1987. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara, putri dari pasangan Ir. Yully Satriyo dan Ir. Siti Djamila. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Kepatihan XVI Jember pada tahun 1999 dan SLTP Negeri 2 Jember pada tahun 2002. Penulis melanjutkan sekolah menengah di SMA Negeri 1 Jember dan lulus pada tahun 2005. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) tahun 2005.

Organisasi kemahasiswaan yang pernah diikuti oleh penulis di IPB adalah Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) sebagai staf divisi Public Relation pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.


(19)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Evaluasi Program Komposting Rumah Tangga”

.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengevaluasi output Program Komposting Rumah Tangga yakni perubahan perilaku dihubungkan dengan tingkat partisipasi peserta program. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi proses belajar peneliti dalam memahami dan memperluas pengetahuan mengenai evaluasi program, serta dapat dijadikan rujukan bagi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok untuk mengevaluasi program sebelum diduplikasikan ke kelurahan lain.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Bogor,September 2009

Annisa Rizkina Rosa


(20)

UCAPAN TERIMA KASIH

Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dukungan moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis hendak memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat, karunia dan hidayah-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula, penulis hendak menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Heru Purwandari, SP, M.Si sebagai dosen pembimbing, atas bimbingan, waktu, koreksi, pemikiran serta sarannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS dan Ratri Virianita, SSos sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran serta pengarahan kepada penulis.

3. Pemerintah Kota Depok, khususnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Badan Lingkungan Hidup atas kerjasama serta kesediaannya berbagi informasi dan pengalaman dalam rangka penyelesaian penelitian skripsi ini. 4. Pengurus RW 14, Pokja RW Hijau, para kader lingkungan, dan seluruh warga

RW 14 yang telah memberikan bantuan, berbagi ilmu dan pengalaman selama penulis melaksanakan penelitian.

5. Mama, Mbak Indri, adik-adiku tercinta (Rifda dan Hilmi), dan Mas Fariz yang setia menemani dengan do’a, kasih sayang, perhatian, semangat dan motivasi yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan. 6. My Bestpalz “Danish”: Nisa, Idun, dan Hida, terima kasih atas do’a, dorongan,

semangat, dan kebersamaannya.

7. Sahabat-sahabatku di KPM 42: Anggi, Metri, Wulan, Whenny, Tamimi, Gilang, Fahmi, Away yang selalu memberi do’a dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman satu bimbingan: Trisna Damayanti dan Reni Sanjaya yang telah berbagi ilmu, semangat, motivasi, dan kebersamaan mulai dari penyusunan studi pustaka hingga skripsi.

9. Teman-teman seperjuangan KPM 42 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk kerjasamanya selama ini.


(21)

10.Keluarga besar KPM 42 dan FEMA IPB yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas kebersamaanya selama tiga tahun terakhir.

11.Seluruh staf pengajar Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang telah memberikan ilmu dan berbagi pengalaman.

12.Semua pihak yang telah memberikan dorongan, do’a, semangat, bantuan dan kerjasamanya selama ini.


(22)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... xi DAFTAR TABEL ... xiv DAFTAR GAMBAR ... xvii BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1 1.2Rumusan Masalah Penelitian ... 4 1.3Tujuan Penelitian ... 4 1.4Kegunaan Penelitian ... 5 BAB II PENDEKATAN TEORITIS ... 6 2.1Tinjauan Pustaka ... 6 2.1.1 Pengertian, Jenis, dan Sumber Sampah ... 6 2.1.2 Pengelolaan Sampah dan Dampak yang Ditimbulkannya ... 7 2.1.3 Konsep Partisipasi ... 9 2.1.4 Konsep Perilaku ... 12 2.1.5 Evaluasi Program ... 13 2.2Kerangka Pemikiran ... 16 2.3Hipotesis Penelitian ... 18 2.4Definisi Konseptual ... 19 2.5Definisi Operasional ... 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22 3.2 Metode Penelitian ... 22 3.3 Penentuan Responden dan Informan ... 24 3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25 3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 26 3.6 Keterbatasan Penelitian ... 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN ... 28

4.1 Sekilas tentang Kota Depok ... 28 4.1.1 Dinamika Sejarah Lokal ... 28 4.1.2 Gambaran Fisik Kota ... 28 4.1.3 Pemerintahan ... 30 4.1.4 Kependudukan ... 30 4.2 Profil Kelurahan Rangkapan Jaya Baru ... 31

4.2.1 Dinamika Sejarah Lokal ... 31 4.2.2 Gambaran Fisik Kelurahan ... 32 4.2.3 Kependudukan ... 32 4.2.4 Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi ... 33 4.2.5 Kelembagaan Masyarakat ... 34 4.3 Gambaran Umum Perumahan Griya Pancoran Mas Indah (RW 14) ... 35


(23)

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA . 37 5.1 Latar Belakang Program ... 37 5.2 Tujuan ... 38 5.3 Deskripsi Program ... 38 5.3.1 Lokasi, Waktu, dan Sasaran Program ... 39 5.3.2 Stakeholders ... 40 5.4 Tahapan Program ... 41

5.4.1 Sosialisasi dan Penyepakatan di Tingkat RW/RT ... 41 5.4.2 Pelatihan Tim Kerja RW Hijau ... 42 5.4.3 Fasilitasi Perlengkapan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ... 43 5.4.4 Aksi Informasi ... 43 5.4.5 Monitoring ... 44 5.4.6 Evaluasi ... 45 5.4 Ikhtisar ... 45 BAB VI TINGKAT PARTISIPASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN

PERUBAHAN PERILAKU PESERTA PROGRAM ... 47 6.1 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Pertisipasi

Peserta Program ... 47 6.1.1 Hubungan Faktor Internal dengan Tingkat Partisipasi

Peserta Program ... 48 6.1.1.1 Usia ... 49 6.1.1.2 Tingkat Pendidikan ... 49 6.1.1.3 Jenis Pekerjaan ... 50 6.1.1.4 Tingkat Pendapatan ... 51 6.1.1.5 Lama Kerja ... 52 6.1.1.6 Lama Tinggal ... 53 6.1.1.7 Status Tempat Tinggal ... 54 6.1.2 Hubungan Faktor Eksternal dengan Tingkat Partisipasi

Peserta Program ... 55 6.1.2.1 Luas halaman ... 55 6.1.2.2 Keadaan Lingkungan Rumah ... 55 6.1.2.3 Frekuensi Hadir Bimbingan dan Penyuluhan... 56 6.2 Tahapan Partisipasi ... 57 6.2.1 Tahapan Pengambilan Keputusan (Perencanaan) ... 57 6.2.2 Tahap Pelaksanaan... 58 6.2.3 Tahap Menikmati Hasil ... 62 6.3 Hubungan antara Tingkat Partisipasi dengan Perubahan Perilaku

Peserta Program ... 66 6.3.1 Tingkat Partisipasi Peserta Progam terhadap Tingkat Pengetahuan .. 66 6.3.2 Tingkat Partisipasi Peserta Program terhadap Sikap ... 67 6.3.3 Tingkat Partisipasi Peserta Program terhadap Tindakan ... 68 6.4 Ikhtisar ... 69


(24)

BAB VII EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA ... 72 7.1 Evaluasi Konteks ... 72

7.1.1 Tujuan Program... 72 7.1.2 Aksi kolektif ... 74 7.1.3 Kesepakatan Kolektif ... 75 7.2 Evaluasi Input ... 77 7.3 Evaluasi Proses ... 80 7.4 Evaluasi Hasil ... 83 7.5 Ikhtisar ... 84 BAB VIII PENUTUP ... 86

8.1 Kesimpulan ... 86 8.2 Saran ... 87 DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN ... 91


(25)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

Tabel 1. Definisi Operasional Penelitian di RW 14, Kelurahan

Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 20 Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Usia di Kelurahan Rangkapanjaya

Baru, Kota Depok tahun 2008 ... 32 Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di

Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok tahun 2008 ... 33 Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di

Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok tahun 2008 ... 34 Tabel 5. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Faktor-faktor

yang berhubungan dengan Tingkat Partisipasi di RW 14,

Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 48 Tabel 6. Persentase Responden Menurut Kategori Usia dan Tingkat

Partisipasi di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota

Depok Tahun 2009 ... 49 Tabel 7. Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan

Tingkat Partisipasi di RW14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru,

Kota Depok Tahun 2009 ... 50 Tabel 8. Persentase Responden Menurut Jenis Pekerjaan dan Tingkat

Partisipasi di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota

Depok Tahun 2009 ... 51 Tabel 9. Persentase Responden Menurut Tingkat Pendapatan dan

Tingkat Partisipasi Di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 52 Tabel 10. Persentase Responden Menurut Lama Kerja dan Tingkat

Partisipasi di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota

Depok Tahun 2009 ... 53 Tabel 11. Persentase Responden Menurut Lama Tinggal dan Tingkat

Partisipasi di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota

Depok Tahun 2009 ... 53 Tabel 12. Persentase Responden Menurut Status Tempat Tinggal dan

Tingkat Partisipasi di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 54 Tabel 13. Persentase Responden Menurut Luas halaman dan Tingkat

partisipasi di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota

Depok Tahun 2009 ... 55 Tabel 14. Persentase Responden Menurut Keadaan Lingkungan Rumah

dan Tingkat partisipasi di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya

Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 56 Tabel 15. Persentase Responden Menurut Frekuensi Hadir Bimbingan

Penyuluhan dan Tingkat partisipasi di RW 14, Kelurahan

Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 56 Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden yang terlibat dalam

Pembentukan Kelembagaan RW Hijau di RW 14, Kelurahan


(26)

Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden yang Ikut Pelaksanaan Program di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota

Depok Tahun 2009 ... 59 Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Kegiatan yang

Paling Disukai di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru,

Kota Depok Tahun 2009 ... 62 Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden tentang Manfaat Program

di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok

Tahun 2009 ... 63 Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden tentang Keberlanjutan

Program di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota

Depok Tahun 2009 ... 65 Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden yang masih Melaksanakan

Program di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota

Depok Tahun 2009 ... 66 Tabel 22. Persentase Responden Menurut Tingkat Partisipasi dan

Pengetahuan terhadap Program di RW 14, Kelurahan

Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 67 Tabel 23. Persentase Responden Menurut Tingkat Partisipasi dan

Pengetahuan Terhadap Program di RW 14, Kelurahan

Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 67 Tabel 24. Persentase Responden Menurut Tingkat Partisipasi dan

Tindakan di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota

Depok Tahun 2009 ... 68 Tabel 25. Persentase dan Korelasi Responden antara Faktor Internal

dengan Tingkat Partisipasi di RW 14, Kelurahan

Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 70 Tabel 26. Persentase dan Korelasi Responden Menurut Faktor

Eksternal dengan Tingkat Partisipasi di RW 14, Kelurahan

Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 71 Tabel 27. Persentase dan Korelasi Perilaku dengan Tingkat Partisipasi

Responden di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota

Depok Tahun 2009 ... 71 Tabel 28. Perbandingan Tujuan Program Menurut Kerangka Acuan

dan Hasil yang Dicapai di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya

Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 73 Tabel 29. Perbandingan Aksi Kolektif Menurut Kerangka Acuan dan

Hasil yang Dicapai di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya

Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 75 Tabel 30. Perbandingan Kesepakatan Kolektif Menurut Kerangka

Acuan dan Hasil yang Dicapai di RW 14, Kelurahan

Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 77 Tabel 31. Perbandingan Stakeholders Menurut Kerangka Acuan

dan Hasil yang Dicapai di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya

Baru, Kota Depok Tahun 2009 ... 80 Tabel 32. Perbandingan Tahapan Program Menurut Kerangka Acuan

dan Hasil yang Dicapai di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya


(27)

Tabel 33. Model Evaluasi CIPP Program Komposting Rumah Tangga di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok


(28)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks


(29)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mengalami proses pembangunan perkotaan yang pesat antara tahun 1990 dan 1999, dengan pertumbuhan wilayah perkotaan mencapai 4,4 persen per tahun. Pulau Jawa merupakan wilayah yang paling luas perkotaannya yaitu mencapai 65 persen dengan jumlah penduduk perkotaan mencapai 78 juta jiwa (URDI dalam Suyoto, 2008). Perkembangan sebuah kota selalu diikuti dengan proses pembangunan berbagai fasilitas, seperti pusat bisnis, komersial, dan industri yang umumnya dapat menyediakan lapangan kerja. Hal ini menyebabkan masyarakat tertarik hidup di perkotaan guna mencari nafkah dan meningkatkan taraf hidupnya. Kenyataan ini berakibat pada proses urbanisasi yang sulit diatasi sehingga terjadi peningkatan kepadatan penduduk di perkotaan.

Pesatnya pertumbuhan penduduk kota juga diikuti dengan peningkatan berbagai aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat yang kemudian memunculkan masalah-masalah perkotaan. Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan sumber daya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk menangani permasalahan tersebut. Secara umum kondisi ini menjadi tantangan bagi pengelola kota untuk menciptakan lingkungan kota yang dapat mendukung kehidupan seluruh warganya. Persoalan lain yang timbul sebagai akibat semakin padatnya jumlah penduduk kota adalah meningkatnya volume sampah. Sampah merupakan sisa hasil kegiatan produksi dan konsumsi manusia yang dapat berbentuk padat, cair, atau gas serta dapat berpotensi menjadi pencemar (polutan) lingkungan. Sampah dan pengelolaannya saat ini menjadi masalah yang semakin mendesak di perkotaan karena apabila tidak dilakukan penanganan yang tepat dapat mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan sehingga mencemari lingkungan tanah, air, dan udara.

Sampah perkotaan merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi negara-negara berkembang. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas pembangunan dan pertumbuhan penduduk, hampir setiap ibukota dan kota-kota besar di Indonesia mengalami masalah pengelolaan sampah. Produksi


(30)

sampah meningkat di sejumlah negara berkembang dikarenakan jumlah limbah (sampah) yang dihasilkan oleh manusia terus bertambah. Hal ini berdampak pada perluasan lahan untuk mengolah sampah, seperti Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kedua hal tersebut sulit dipenuhi mengingat kebutuhan lahan untuk pemukiman juga meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Keterbatasan lainnya yaitu kurangnya jumlah alat angkut sampah dan sarana-sarana pendukung yang juga akan berdampak pada pelayanan pengolahan sampah. Bencana ekologis yang ditimbulkan akibat buruknya pengelolaan sampah adalah longsor sampah dan banjir yang selalu menjadi masalah kota-kota besar yang memproduksi banyak sampah, seperti yang terjadi di Leuwigajah dan Bantar Gebang. Realitas ini semakin menunjukkan buruknya pengelolaan sampah di Indonesia, yang tidak hanya terkait dengan persoalan lingkungan hidup, melainkan juga dengan persoalan kemanusiaan.

Kota Depok sebagai daerah penyangga Jakarta yang tumbuh dan berkembang cukup pesat menjadi kota metropolitan juga mengalami permasalahan serupa akibat proses pembangunan dan pertumbuhan kota. Pertumbuhan penduduk Depok akibat urbanisasi, kelahiran, aktivitas konsumsi dan pertumbuhan berbagai sektor pembangunan memberikan dampak langsung pada bertambahnya buangan atau limbah yang dihasilkan. Limbah yang dihasilkan akibat aktivitas dan konsumsi masyarakat perkotaan atau lebih dikenal sebagai limbah perkotaan telah menjadi permasalahan lingkungan yang harus segera ditangani oleh Pemerintah Kota Depok. Data non fisik Adipura Kota Depok menunjukkan bahwa jumlah penduduk pada tahun 2006 dan 2007 sebesar 1.369.461 jiwa dan 1.420.480 jiwa (DKP, 2007). Peningkatan jumlah penduduk sebesar 51.019 jiwa dari tahun 2006 ke 2007 juga diikuti dengan meningkatnya volume rata-rata timbunan sampah harian Kota Depok dari 3.580 m3/hari (tahun 2006) menjadi 3.764 m3/hari (tahun 2007) sebesar 184 m3/hari (DKP, 2007). Persentase terbesar dari komposisi sampah Kota Depok yaitu 62 persen bersumber dari rumah tangga. Hal ini menyebabkan Depok mendapatkan predikat sebagai kota metropolitan terkotor dalam penilaian Adipura tahun 2005 (Suyoto, 2008).


(31)

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok tahun 2010 menyebutkan beberapa isu dan permasalahan lingkungan kota, yaitu pengelolaan limbah cair, pengelolaan sampah, dan penanganan situ-situ di Kota Depok (Suyoto, 2008). Pengelolaan sampah menjadi isu utama karena selama ini pengelolaan sampah masih berlandaskan paradigma konvensional dimana pengelolaan sampah menggunakan pendekatan kumpul-angkut-buang yaitu memindahkan sampah dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah hanya ditumpuk hingga menjadi gunungan sampah. Hal ini mengakibatkan munculnya permasalahan baru yang berkaitan dengan lingkungan yakni daya dukung lingkungan perkotaan akan menurun seiring dengan terus meningkatnya volume sampah.

Berdasarkan kebutuhan sistem pengelolaan sampah perkotaan, maka beberapa tahun terakhir pemerintah daerah kota-kota besar di Indonesia mulai mencanangkan program pengelolaan sampah terpadu yang dinilai dapat mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks. Keberadaan program pengelolaan sampah terpadu tidak hanya menyangkut masalah kebersihan dan lingkungan, tetapi juga menyimpan potensi manfaat ekonomi dan sosial. Masuknya unsur teknologi, sumber daya manusia, sistem, hukum, sosial, dan finansial dalam suatu program pengelolaan sampah akan menjadikan sampah tidak lagi dianggap sebagai sumber masalah, namun dipandang sebagai sumber daya yang dapat diolah dan dikelola untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, yaitu menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan produk yang memiliki nilai jual. Melihat potensi tersebut, Pemerintah Kota Depok telah menetapkan pengelolaan persampahan menjadi salah satu program utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang diajukan pada tahun 2006 (Oktamanjaya dalam Dewi, 2008). Program pengelolaan sampah yang dicanangkan Pemerintah Kota Depok dimplementasikan melalui Program Komposting Rumah Tangga. Program alternatif ini dilaksanakan untuk mengatasi masalah persampahan di Kota Depok dengan cara mengelola sampah mulai dari skala rumah tangga. Program Komposting Rumah Tangga bersifat top down, artinya program disusun oleh Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk diimplementasikan di wilayah percontohan. Merujuk fenomena tersebut, maka


(32)

perlu diteliti efektivitas Program Komposting Rumah Tangga dengan melihat tingkat partisipasi peserta program dan hubungannya dengan perilaku mengelola sampah domestik sebagai indikator keberhasilan program.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Tinjauan terhadap kompleksitas permasalahan sampah kota beserta upaya pengelolaannya menunjukkan bahwa pengelolaan sampah tidak terbatas pada tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga merupakan tanggung jawab komunitas, khususnya rumah tangga, sebagai penyumbang terbesar 62 persen sampah Kota Depok (DKP, 2007). Partisipasi masyarakat sebagai sasaran program adalah salah satu indikator keberhasilan program karena suatu program pembangunan tidak akan dapat berjalan tanpa partisipasi masyarakat. Permasalahan utama yang menarik untuk dikaji dalam penelitian ini adalah efektivitas Program Komposting Rumah Tangga, permasalahan tersebut secara khusus dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah Tangga?

2. Bagaimana perilaku mengelola sampah domestik dihubungkan dengan tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah Tangga?

3. Bagaimana tingkat keberhasilan implementasi Program Komposting Rumah Tangga dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah. 2. Menganalisis perilaku mengelola sampah domestik dihubungkan dengan

tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah Tangga.

3. Menganalisis tingkat keberhasilan implementasi Program Komposting Rumah Tangga dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan.


(33)

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Pemerintah Kota Depok dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta Badan Lingkungan Hidup, masyarakat, akademisi serta penulis sendiri. Bagi pemerintah Kota Depok, penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam penyusunan kerangka acuan untuk menentukan kebijakan dalam program lanjutan Komposting Rumah Tangga di kelurahan lain. Bagi masyarakat, khususnya komunitas RW Hijau, penelitian ini dapat memberikan gambaran keberhasilan program yang telah dilakukan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi akademisi sebagai referensi sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bagi penulisan ilmiah terkait. Bagi penulis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu proses pembelajaran dan penerapan keilmuan.


(34)

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian, Jenis, dan Sumber Sampah

Berdasarkan ciri-cirinya, sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah mengalami perlakuan,baik karena telah diambil bagian utamanya, karena pengolahan atau karena sudah tidak ada manfaatnya, yang jika ditinjau dari segi sosial ekonomis sudah tidak memiliki nilai dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian (Hadiwiyoto, 1983). Sampah merupakan limbah padat, terdiri atas zat atau bahan organik dan anorganik yang dianggap sudah tidak memiliki manfaat dan harus dikelola dengan baik sehingga tidak membahayakan lingkungan (Kastaman dan Kramadibrata, 2007). Menurut UDSP Kota Depok (2004) dalam Astuti (2005), sampah adalah limbah padat yang dianggap tidak berguna dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk yang terdiri atas sisa sayuran dan atau makanan serta sampah sapuan halaman. Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak mudah membusuk, seperti kaca, logam, dan plastik.

Menurut data Dinas Pekerjaan Umum (1986) dalam Kastaman dan Kramadibrata (2007) berdasarkan cara pengelolaan dan pemanfaatannya, maka jenis sampah secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Sampah Basah (Garbage), yaitu sampah yang susunannya terdiri atas bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk jika dibiarkan dalam keadaan basah, seperti sisa makanan, sayuran, buah-buahan, dan dedaunan.

b. Sampah Kering (Rubbish), yaitu sampah yang terdiri atas bahan anorganik yang sebagian besar atau seluruh bagiannya sulit membusuk. Sampah kering terdiri dari sampah kering logam dan non logam. Sampah kering logam, terdiri dari kaleng, pipa besi tua, mur, baut, seng, dan segala jenis logam yang sudah usang, sedangkan sampah kering non logam terdiri dari


(35)

sampah kering mudah terbakar (kertas, karton, kayu, kain, kulit) dan sampah kering sulit terbakar (pecahan gelas, botol, dan kaca).

c. Sampah Lembut, yaitu sampah yang susunannya terdiri atas partikel-partikel kecil dan memiliki sifat mudah berterbangan serta membahayakan atau mengganggu pernafasan dan mata, seperti debu dan abu.

Sumber sampah yang utama dari suatu kota adalah perumahan, pasar, industri, serta jalan-jalan dan tempat umum atau tempat rekreasi. Sampah sebagian besar terdiri dari bahan organik, kertas, logam, kaca, dan plastik. Sampah yang berasal dari perumahan mempunyai jumlah zat organik yang jauh lebih besar. Sampah organik umumnya terdiri atas sisa sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.

2.1.2 Pengelolaan Sampah dan Dampak yang Ditimbulkan

Hadiwiyoto (1983) mendefinisikan pengelolaan sampah identik dengan penanganan, yakni perlakuan terhadap sampah untuk memperkecil atau menghilangkan masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan lingkungan. Menurut UDSP Kota Depok (2004) yang dikutip olehAstuti (2005), pengelolaan sampah meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Pemilahan, yaitu pemisahan sampah atas sampah organik dan sampah anorganik yang dimulai dari sumbernya.

2. Pewadahan, yaitu penampungan sampah sementara di tempat sumbernya, baik sumber masing-masing (individual) maupun secara bersama-sama pada suatu tempat (komunal).

3. Pengumpulan, yaitu penanganan sampah dengan cara mengumpulkan dari tiap-tiap sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan sementara atau diangkut langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses pemindahan.

4. Pemindahan, yaitu upaya memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke TPAS.

5. Pengolahan, yaitu upaya untuk mengurangi volume sampah atau mengubah sampah menjadi benda yang bermanfaat, antara lain dengan


(36)

pembakaran, pengomposan, pemadatan, penghancuran, pengeringan, dan pendaurulangan serta penggunaan kembali sampah (wadah) tanpa daur ulang.

6. Pengangkutan, yaitu tahap membawa sampah dari lokasi pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju TPAS.

7. Tempat Pembuangan Akhir Sampah yaitu tempat untuk mengkarantina sampah yang telah diangkut.

Saat ini beberapa elemen masyarakat sudah mulai tanggap terhadap permasalahan sampah yang semakin kompleks , yaitu dengan dikembangkannya konsep penanggulangan sampah “3R+1P” yang meliputi Reduce, Reuse, Recycle, and Participation. Konsep ini merupakan pedoman sederhana untuk membantu masyarakat dalam meminimumkan sampah, baik di tempat kerja, sekolah, maupun di rumah. Orientasi penerapan konsep “3R+1P” lebih ditekankan pada penanganan sampah anorganik, sedangkan untuk sampah organik dikembangkan dalam bentuk pengolahan kompos. Berikut dijabarkan secara jelas definisi dari masing-masing konsep tersebut (DKP Depok, 2007).

a) Reduce, masyarakat diharapkan dapat mengurangi penggunaan bahan yang dapat menimbulkan sampah terutama sampah anorganik, sehingga dapat membiasakan diri hidup dengan penuh ketelitian, kehati-hatian, dan cermat agar sampah yang dihasilkan dapat ditekan seminimal mungkin. b) Reuse, masyarakat diharapkan untuk menggunakan kembali artinya

memakai bahan yang sama lebih dari sekali daripada harus membuangnya setelah sekali pakai. Konsep memakai kembali ini dapat menghemat energi dan sumber daya untuk membuat produk baru.

c) Recycle, masyarakat diharapkan dapat mendaur ulang, yaitu mengembalikan sampah ke pabrik sehingga dapat digunakan kembali sebagai bahan baku untuk membuat produk yang sama atau sedapat mungkin barang-barang yang sudah tidak terpakai didaur ulang, walaupun tidak semua barang dapat didaur ulang.

d) Participation, keikutsertaan masyarakat dalam program pembangunan. Konsep ini akan dibahas lebih lanjut pada sub bab 2.1.3 mengenai Konsep Partisipasi.


(37)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah adalah perlakuan terhadap sampah yang bertujuan untuk mengurangi masalah yang berkaitan dengan lingkungan yang meliputi tiga kegiatan yaitu, pengumpulan atau penyimpanan, pengangkutan, dan pemusnahan atau pembuangan.

Sampah sebagai salah satu wujud permasalahan lingkungan yang kompleks turut andil dalam kerusakan lingkungan hidup. Minimnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah dan kebiasaan masyarakat yang tidak disiplin dalam membuang sampah mengakibatkan meningkatnya jumlah timbunan sampah yang tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah tepat guna sehingga mengakibatkan dampak ekologis yang cukup serius yakni mencakup dampak sosial dan dampak terhadap lingkungan. Dampak sosial yang ditimbulkan akibat pengelolaaan sampah yang tidak tepat guna adalah munculnya konflik sosial yakni konflik antara pemerintah dengan masyarakat (konflik vertikal) dan konflik antarkelompok masyarakat (konflik horizontal), sedangkan dampak lingkungan yang muncul, yaitu pencemaran udara akibat bau sampah, pencemaran air tanah akibat air lindi yang merembes ke tanah, dan bencana banjir tahunan yang terus terjadi terutama di kota-kota besar di Indonesia.

2.1.3 Konsep Partisipasi

Pengertian partisipasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Makmur (2005) adalah hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Partisipasi dapat pula diartikan keikutsertaan seseorang secara sukarela tanpa dipaksa. Menurut Sastropoetro (1988), partisipasi adalah keterlibatan spontan dengan kesadaran disertai tanggungjawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai tujuan. Rusidi (1990) menyatakan bahwa partisipasi sebagai keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan yang diadakan pihak lain (kelompok, asosiasi, organisasi pemerintahan, dan sebagainya), dimana keikutsertaannya itu diwujudkan dalam bentuk pencurahan tenaga, pikiran, dan atau dana (material). Tjokroamidjojo (1977) yang dikutip oleh Bakri (1992) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat dalam menentukan arah, strategi dalam kebijaksanaan kegiatan, memikul beban dan pelaksanaan kegiatan, memetik hasil dan manfaat kegiatan secara adil.


(38)

Koentjaraningrat (1974) berpendapat bahwa partisipasi berarti memberi sumbangan dalam turut menentukan arah atau tujuan pembangunan, dimana ditekankan bahwa partisipasi itu adalah hak dan kewajiban bagi setiap masyarakat. Undang-undang nomor 4 tahun 1982 dinyatakan bahwa setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan hidup dan mencegah, serta menanggulangi kerusakan dan pencemarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa partisipasi sebagai sesuatu keterlibatan seseorang atau masyarakat untuk berperanserta secara aktif dalam suatu kegiatan, dalam hal ini kegiatan pembangunan untuk menciptakan, melaksanakan serta memelihara lingkungan yang bersih dan sehat.

Cohen dan Uphoff (1997) yang dikutip oleh Pratiwi (2008) membagi partisipasi ke dalam beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap Pengambilan Keputusan, diwujudkan dengan keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan rapat.

2. Tahap Pelaksanaan, merupakan tahap terpenting dalam pembangunan, sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaannya. Wujud nyata partisipasi pada tahap ini dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran, materi, dan keterlibatan sebagai anggota proyek.

3. Tahap Menikmati Hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan, maka semakin besar manfaat proyek dirasakan berarti proyek tersebut berhasil mengenai sasaran.

4. Tahap Evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberikan masukan demi perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi seseorang menurut Pangestu yang dikutip oleh Pratiwi (2008) terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Faktor internal dari individu, mencakup ciri-ciri atau karakteristik individu yang meliputi umur, pendidikan formal, pendapatan, status pekerjaan, lama tinggal, status tempat tinggal.


(39)

b. Faktor eksternal, merupakan faktor diluar karakteristik individu yang meliputi hubungan antara pengelola dengan masyarakat, kebutuhan masyarakat, pelayanan pengelola, dan kegiatan penyuluhan.

Angell (1967) seperti dikutip oleh Bakri (1992) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi seseorang dalam mengikuti kegiatan di lingkungannya antara lain:

(1) Usia, individu yang berusia menengah ke atas cenderung untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang ada di lingkungannya.

(2) Pekerjaan, individu yang mempunyai pekerjaan tetap cenderung aktif berpartisipasi.

(3) Penghasilan, semakin tinggi penghasilan maka semakin banyak partisipasi yang diberikan, sebab jika seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya maka tingkat partisipasinya cenderung rendah. (4) Pendidikan, semakin tinggi jenjang pendidikan induvidu maka semakin

luas pengetahuannya, dan kesadarannya terhadap lingkungan. Hal ini mendorong individu tersebut untuk terlibat pada masalah-masalah kemasyarakatan.

(5) Lama tinggal, semakin lama tinggal di suatu tempat maka semakin besar rasa memiliki dan perasaan dirinya sebagai bagian dari lingkungannya sehingga timbul keinginan untuk selalu menjaga dan memelihara lingkungan tempat tinggalnya.

Hasil penelitian Bakri (1992) mengenai pengelolaan sampah pemukiman dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaannya di Kota Depok, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program kebersihan lingkungan antara lain: usia, tingkat pendidikan, pendapatan, keadaan lingkungan pemukiman, lama tinggal, luas halaman, serta bimbingan dan penyuluhan.

Dalam menerapkan konsep Reduce, Reuse, dan Recycle diperlukan partisipasi atau keterlibatan masyarakat guna mengatasi permasalahan sampah beserta cara pengelolaannya. Pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat yang sesungguhnya sangat murah dan dapat dilakukan secara kolektif oleh masyarakat,


(40)

seperti dengan model pengelolaan komposting atau daur ulang. Partisipasi aktif masyarakat dalam segala bentuk program yang dicanangkan oleh pemerintah sangat dibutuhkan sebagai upaya mengatasi permasalahan sampah sehingga dapat tercipta lingkungan yang bersih, sehat dan berkelanjutan.

2.1.4 Konsep Perilaku

Menurut Walgito (1999) perilaku atau aktivitas yang ada pada individu itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh individu yang bersangkutan, baik stimulus eksternal maupun stimulus internal, namun sebagian besar perilaku individu merupakan respons terhadap perilaku eksternal. Jenis perilaku menurut Skinner (1976) yang dikutip oleh Walgito (1999) yaitu:

a. Perilaku yang Alami (innate behaviour), merupakan perilaku yang dibawa sejak individu dilahirkan berupa refleks dan insting,

b. Perilaku Operaan (operant behaviour), merupakan perilaku yang dibentuk melalui proses belajar

c. Perilaku Refleksif, merupakan perilaku yang terjadi sebagai reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai individu yang bersangkutan. Menurut Walgito (1999) perilaku mengandung tiga komponen yang membentuk struktur perilaku, yaitu:

a. Komponen Pengetahuan (kognitif), merupakan komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan terhadap suatu objek

b. Komponen Sikap (afektif), merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap suatu objek

c. Komponen Tindakan (konatif), merupakan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap suatu objek

Proses terbentuknya perilaku manusia, baik berupa pengetahuan, sikap maupun tindakan dipengaruhi oleh banyak faktor yang salah satunya adalah karakteristik individu baik secara internal maupun eksternal. Menurut Nelly yang dikutip oleh Sepdianti (2007) karakteristik individu adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang individu yang ditampilkan melalui pola pikir, pola


(41)

sikap, dan pola tindak terhadap lingkungan hidupnya, sedangkan Newcomb, Turner, dan Converse dalam Kusmiati (2001), karakteristik individu adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang berhubungan dengan semua aspek kehidupannya. Umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, bangsa, dan agama termasuk karakteristik individu.

2.1.5 Evaluasi Program

Secara umum, evaluasi dapat diartikan sebagai upaya seksama untuk mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan menganalisa fakta, data, dan informasi untuk menyimpulkan harga, nilai, kegunaan, kinerja mengenai sesuatu (barang, hal, organisasi, pekerjaan, dan sebagainya) yang kemudian dapat dibuat kesimpulan sebagai proses pengambilan keputusan (Musa, 2005). Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Arikunto dan Jabar (2004) mengemukakan bahwa evaluasi program upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan. Namun, Cronbach (1982) seperti dikutip oleh Arikunto dan Jabar (2004) menegaskan bahwa walaupun evaluator menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil keputusan tentang suatu program. Evaluasi program sangat bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan karena dengan masukan hasil evaluasi program itulah pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan. Klausmeier dan Goodwin sebagaimana dikutip Fauzia (2008) mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses yang berkelanjutan dalam memperoleh dan mengintrepretasikan informasi untuk menentukan kualitas dan kuantitas kemajuan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan, yaitu perubahan perilaku dalam pengetahuan, sikap, dan ketrampilan atau penerapan.

Musa (2005) mengemukakan unsur-unsur pokok yang harus ada dalam kegiatan evaluasi adalah obyek yang dinilai, tujuan evaluasi, alat evaluasi, proses evaluasi, hasil evaluasi, standar yang dijadikan pembanding dan proses perbandingan antara hasil evaluasi dengan standar. Saat kita melakukan evaluasi program, ada tiga tujuan yang dapat diperoleh, yaitu mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan atau ketercapaian apabila dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan, mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dari


(42)

program yang sedang dilakukan, dan sebagai bahan masukan bagi pelaksanaan program selanjutnya. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan saat melakukan evaluasi program menurut Musa (2005) adalah:

a. Obyektif, data dan informasi yang diperoleh adalah benar berdasarkan fakta yang ada.

b. Menyeluruh, data dan informasi itu mencakup aspek-aspek dari program yang bersangkutan.

c. Partisipatif, data dan informasi yang diperoleh bukan semata-mata dari persepsi pihak evaluator, tetapi juga sumber informasi lain, seperti penyelenggara, tutor, peserta belajar, serta tokoh masyarakat.

Departemen Pertanian (1990) seperti dikutip Fauzia (2008) mengemukakan jenis evaluasi untuk mengevaluasi program yaitu:

a. Evaluasi Input adalah penilaian terhadap kesesuaian antara input-input program dengan tujuan program. Semua jenis barang, jasa, dana, tenaga manusia, teknologi dan sumberdaya lainnya termasuk input, yang perlu tersedia untuk terlaksananya suatu kegiatan dalam rangka menghasilkan output dan tujuan suatu proyek atau program.

b. Evaluasi Output adalah penilaian terhadap keluaran yang dihasilkan oleh program. Produk atau jasa tertentu yang diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu kegiatan dari input yang tersedia, untuk mencapai tujuan proyek atau program adalah output. Misalnya, perubahan pengetahuan (aras kognitif), perubahan sikap (aras afektif), kesediaan berperilaku (aras konatif) dan perubahan perilaku (aras psikomotorik). Aras kognitif adalah tingkat pengetahuan seseorang. Aras afektif adalah kecenderungan sikap seseorang yang dipengaruhi oleh perasaannya terhadap suatu hal. Aras konatif adalah kesediaan seseorang berperilaku tertentu yang dipengaruhi oleh sikapnya terhadap suatu hal. Aras tindakan adalah perilaku seseorang yang secara nyata diwujudkan dalam perbuatannya sehari-hari sehingga membentuk suatu pola.

c. Evaluasi Effect (efek) adalah penilaian terhadap hasil yang diperoleh dari penggunaan output program, sebagai contoh adalah efek yang dihasilkan dari perubahan perilaku peserta suatu penyuluhan. Efek biasanya sudah


(43)

mulai muncul pada waktu pelaksanaan program namun efek penuh biasanya baru tampak setelah program selesai.

d. Evaluasi Impact (dampak) adalah penilaian terhadap hasil yang diperoleh dari efek proyek yang merupakan kenyataan sesungguhnya yang dihasilkan oleh proyek pada tingkat yang lebih luas dan menjadi tujuan jangka panjang. Evaluasi dampak dapat dipertimbangkan dengan penggunaan penilaian yang kualitatif.

Dalam ilmu evaluasi program pendidikan, ada banyak model yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Namun pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, sert menyediakaan bahan bagi pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut sutu program. Salah satu model evaluasi yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator adalah CIPP Evaluation Model yang merupakan singkatan dari context, input, process, dan product. Menurut Stufflebeam (1967) yang dikutip oleh Arikunto dan Jabar (2004), model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem, artinya konteks, masukan, proses dan hasil merupakan sasaran evaluasi yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai model evaluasi CIPP:

a. Evaluasi Konteks, adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, serta tujuan proyek.

b. Evaluasi Masukan (input), mengarah pada pemecahan masalah yang mendorong diselenggarakannya program.

c. Evaluasi Proses, menunjuk pada apa kegiatan yang dilakukan dalam program, siapa yang ditunjuk sebagai penanggungjawab program, kapan kegiatan akan selesai. Evaluasi proses juga diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana.

d. Evaluasi Produk atau Hasil, diarahkan pada perubahan yang terjadi pada masukan mentah seperti pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, dampak


(44)

program (misalnya, perubahan perilaku individu setelah dikenai sebuah program).

2.2 Kerangka Pemikiran

Tingkat partisipasi peserta program dalam tahapan pengambilan keputusan (perencanaan), pelaksanaan, dan menikmati hasil merupakan indikator keberhasilan Program Komposting Rumah Tangga. Tingkat partisipasi peserta program diukur dengan menghubungkan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhinya. Faktor internal meliputi usia, tingkat pendidikan, pendapatan, dan lama tinggal, sedangkan faktor ekternal terdiri dari keadaan lingkungan dan pemukiman, luas halaman, bimbingan dan penyuluhan (Bakri, 1992). Hasil survei pendahuluan di lokasi penelitian, peneliti memperoleh indikasi bahwa tingkat partisipasi peserta program juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, lama kerja (per hari), dan status tempat tinggal sebagai bagian dari faktor internal dengan asumsi bahwa semakin tetap pekerjaan dan semakin sibuk jam kerjanya, maka semakin rendah tingkat partisipasi peserta dalam program. Lain halnya dengan status tempat tinggal, apabila rumah tinggal responden adalah rumah sendiri diperoleh asumsi bahwa semakin tinggi rasa memiliki terhadap lingkungan tempat tinggal, maka tingkat partisipasi peserta dalam program juga semakin tinggi. Dengan demikian dapat dilihat efektivitas Program Komposting Rumah Tangga yang diukur melalui tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah Tangga dan hubungannya dengan perilaku mengelola sampah domestik guna terwujudnya tujuan utama program, yaitu mereduksi sampah kota mulai dari skala rumah tangga. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.


(45)

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Keterangan Gambar:

: hubungan (a) Usia

(b) Tingkat Pendidikan (c) Tingkat Pendapatan (d) Jenis Pekerjaan (e) Lama Kerja (f) Lama Tinggal (g) Status Tempat

Tinggal

(a) Keadaan lingkungan rumah

(b) Luas halaman (c) Frekuensi hadir

bimbingan dan penyuluhan

(a) (b)

! "

(c)# $ %


(46)

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan pernyataan yang masih belum teruji kebenarannya, masih harus diuji melalui riset dengan mengumpulkan data empiris dan bersifat dugaan awal (Kriyantono, 2006). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini:

a) Terdapat hubungan antara usia dengan tingkat partisipasi peserta program. b) Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi

peserta program.

c) Terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan tingkat partisipasi peserta program.

d) Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan tingkat partisipasi peserta program.

e) Terdapat hubungan antara lama kerja dengan tingkat partisipasi peserta program.

f) Terdapat hubungan antara lama tinggal dengan tingkat partisipasi peserta program.

g) Terdapat hubungan antara status tempat tinggal dengan tingkat partisipasi peserta program.

h) Terdapat hubungan antara keadaan lingkungan rumah dengan tingkat partisipasi peserta program.

i) Terdapat hubungan antara luas halaman dengan tingkat partisipasi peserta program.

j) Terdapat hubungan antara frekuensi hadir bimbingan dan penyuluhan diduga mempengaruhi tingkat partisipasi peserta program.

k) Terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan pengetahuan peserta program.

l) Terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan sikap peserta program.

m) Terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan tindakan peserta program.


(47)

2.4 Definisi Konseptual

Definisi yang berkaitan dengan topik penulisan untuk membatasi pembahasan dan menyatukan persepsi terhadap pembahasan sebagai berikut:

a) Program Komposting Rumah Tangga adalah salah satu program pengelolaan sampah Kota Depok dengan menggunakan pendekatan skala rumah tangga, yang meliputi pemilahan sampah organik dan anorganik, pengomposan dengan Keranjang Takakura dan Lubang Resapan Biopori serta daur ulang sampah anorganik (sampah plastik atau kemasan).

b) Partisipasi adalah keterlibatan individu dalam tahap pengambilan keputusan (perencanaan), pelaksanaan, dan menikmati hasil dari program. c) Perilaku adalah aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan peserta program. d) Evaluasi Program adalah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh evaluator

untuk mengukur keberhasilan program. Tingkat partisipasi peserta dalam pelaksanaan program dan hubungannya dengan perilaku mengelola sampah domestik dapat dijadikan tolok ukur guna mengetahui efektivitas program.

2.5 Definisi Operasional

Pengukuran variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada perumusan penjabaran masing-masing variabel secara operasional yang tercantum dalam Tabel 1.


(48)

Tabel 1. Definisi Operasional Penelitian di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009

No. Variabel Definisi

Operasional Kategori

Sumber Data

1. Usia Satuan umur responden dalam tahun yang dihitung sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan

a. Muda : kurang dari 30 tahun

b. Dewasa : antara 30 sampai 50 tahun c. Tua : lebih dari 50

tahun

Responden

2. Tingkat Pendidikan

Jenjang pendidikan terakhir dari responden

a. Rendah: tidak tamat sekolah, tamat SD, tamat SMP

b. Tinggi: tamat SMA, Diploma (D1, D2, D3)dan Sarjana/Pascasarjana Responden 3. Jenis Pekerjaan Penggolongan pekerjaan yang langsung memperoleh penghasilan berupa uang a. PNS

b.Pegawai Swasta c. Wiraswasta d.TNI/POLRI e. Lainnya

Responden

4. Lama Kerja (per hari)

Rata-rata total waktu kerja dalam sehari dengan satuan jam/hari

a.Tidak bekerja

b. Tidak sibuk: 0-5 jam/hari

c.Sibuk : 6-12 jam/hari

Responden

5. Tingkat Pendapatan

Jumlah rupiah yang diperoleh responden per bulan (pendapatan bersih dari hasil bersih yang diterima sesuai dengan mata pencahariannya setiap bulan ditambah dengan pendapatan bersih yang diperoleh dari usaha-usaha lain)

a. Rendah: kurang dari Rp 1.078.000

b. Sedang: Rp 1.078.000 sampai dengan Rp 2.156.000 c. Tinggi: kurang dari

Rp 2.156.000 d. Tidak memiliki

pendapatan

Responden

6. Lama Tinggal

Satuan lama tinggal responden di daerah hunian

a. Baru: 0-5 tahun

b. Lama: 6-11 tahun Responden 7. Status

Tempat tinggal

Status kepemilikan

rumah tinggal a.Rumah sendiri b.Rumah dinas

c.Sewa/ Kontrakan/Kost

d.Menumpang Responden

9. Luas Halaman

Satuan meter persegi halaman rumah

a. Sempit = 0-49 m2 b. Luas =50- 100 m2


(49)

8. Keadaan Lingkungan Rumah

Kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal dengan indikator: tempat sampah, kondisi sampah, saluran air/got, kondisi halaman rumah, jarak WC ke septic tank, dan kondisi air.

a.Bersih: skor 10-19 b.Kotor: skor 0-9

Responden 10. Frekuensi hadir bimbingan dan Penyuluhan

Frekuensi hadir dalam program bimbingan dan

penyuluhan a. Jarang: 1-3 kali

b. Sering: 4-6 kali Responden 11. Tingkat

Partisipasi

Keterlibatan rumah tangga dalam pelaksanaan program

a. Rendah= 1 (Skor: 0-13) b. Tinggi=2

(Skor: 14-27)

Responden

12. Pengetahuan Pengetahuan tentang sampah dan

pengelolaannya serta Program Komposting Rumah Tangga

a. Benar = 2 b. Salah = 1 Tinggi= 21-40 Rendah= 0-20

Responden

13. Sikap Respon terhadap pengetahuan yang diterima tentang sampah dan pengelolaanya serta Program Komposting Rumah Tangga

a.Sangat Setuju =4 b.Setuju =3 c.Tidak Setuju=2 d.Sangat Tidak setuju=1 Positif = skor 41-80 Negatif = skor 0-40

Responden

14. Tindakan Tindakan yang dilakukan sebagai respon terhadap pengelolaanya sampah dan Program Komposting Rumah Tangga

a. Selalu =4 b. Sering =3 c. Jarang =2 d. Tidak Pernah =1 Aktif = skor 41-80 Pasif = skor 0-40


(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Penentuan lokasi penelitian ini secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan program ini merupakan program percontohan, sehingga menjadi tolok ukur dalam pengelolaan sampah kota skala rumah tangga yang kemudian akan diduplikasikan pada kelurahan lain. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2009 dengan jadwal penelitian terlampir pada Lampiran satu.

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif didukung dengan data kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan metode survei. Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun dan Effendy, 1989). Penelitian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Salah satu tujuan dari penelitian survai adalah untuk mengevaluasi, yaitu menganalisis ketercapaian tujuan yang digariskan pada awal program. Penelitian ini bersifat eksplanatoris karena menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa.

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah kuesioner yang sebelumnya diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya ketika survei pendahuluan. Uji ini berupa uji coba kuesioner kepada 10 orang calon responden yang dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan kelayakan kuesioner untuk digunakan sebagai alat ukur penelitian. Hasil uji realibilitas dan validitas yang dilakukan melalui Uji

Korelasi Pearson dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows diperoleh delapan


(51)

dan dua, yang diberikan kepada responden. Jadi, ada 27 pernyataan yang dinyatakan reliabel (layak) digunakan sebagai alat ukur penelitian ini.

Setiap responden mendapatkan dua jenis kuesioner. Pertama, responden diberikan kuesioner yang berhubungan dengan tingkat partisipasi peserta program serta hubungannya dengan perubahan perilaku mengelola sampah domestik. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian, yaitu faktor internal (karakterikstik responden) dan faktor eksternal yang berhubungan dengan tingkat partisipasi, partisipasi peserta program, serta aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan terhadap pelaksanaan program. Skala yang digunakan untuk mengukur aspek sikap dan tindakan adalah skala likert dengan empat pilihan jawaban (skala sikap), yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju untuk aspek sikap, sedangkan pilihan jawaban selalu, sering, jarang, dan tidak pernah untuk aspek tindakan. Skala sikap netral tidak dicantumkan sebagai salah satu pilihan jawaban karena menghindari jawaban yang bias. Berdasarkan hasil survei pendahuluan melalui uji coba kuesioner kepada 10 responden, delapan dari 10 responden cenderung memilih jawaban netral, sehingga data yang diperoleh bias dan tidak valid, sehingga pilihan jawaban netral ditiadakan.

Kedua, responden diberikan lembar pengamatan yang berisi tentang kondisi lingkungan rumah meliputi: tempat sampah, kondisi sampah, saluran air atau got, kondisi halaman rumah, jarak WC ke septic-tank, dan kondisi air. Keenam indikator tersebut merujuk pada indikator rumah bersih dan sehat yang disusun oleh peneliti berdasarkan survei pendahuluan. Pengumpulan data penelitian juga didukung dengan wawancara mendalam menggunakan panduan pertanyaan terstruktur. Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali lebih dalam informasi mengenai Program Komposting Rumah Tangga dan memperkuat data yang didapat dari kuesioner.

Evaluasi Program Komposting Rumah Tangga menggunakan model evaluasi CIPP, yaitu model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem, artinya konteks, masukan, proses dan hasil merupakan sasaran evaluasi yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan (Musa, 2005). Model evaluasi CIPP meliputi: evaluasi konteks (tujuan, aksi kolektif, kesepakatan kolektif), evaluasi input (stakeholders), evaluasi proses


(52)

(tahapan program), dan evaluasi hasil (perubahan perilaku rumah tangga dalam mengelola sampah domestik).

3.3 Penentuan Responden dan Informan

Populasi dari penelitian ini adalah warga RW 14 Perumahan Griya Pancoran Mas Indah Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu (para istri). Hasil studi penjajagan diperoleh informasi bahwa rumah tangga yang menghuni Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14 sejumlah 310 KK yang tersebar dalam tujuh Rukun Tetangga (RT). Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik simple cluster sampling proporsional dengan Rukun Tetangga (RT) sebagai dasar pengklusteran .

Penentuan ukuran sampel atau jumlah responden dalam penelitian ini menggunakan penghitungan statisitik yakni dengan menggunakan Rumus Slovin (Kriyantono, 2006) berikut:

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, kemudian e ini dikuadratkan

Penentuan jumlah responden dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Rumus Slovin dengan asumsi kelonggaran ketidaktelitian dalam penelitian ini sebesar 10% dengan harapan mendapatkan data yang akurat dengan kesalahan minimum. Populasi dalam penelitian ini telah diketahui sebesar 310 KK, sehingga dapat dihitung ukuran sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

N 310 n = =

1 + Ne2 1+ 310 (0,1) 2 = 75,6


(53)

Berdasarkan penghitungan menggunakan rumus Slovin didapatkan jumlah responden sebesar 77 responden, kemudian dari masing-masing RT diambil secara acak (simple random sampling) sebanyak 11 responden, sehingga terpilih 11 responden yang mewakili masing-masing RT.

Pemilihan informan dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu memilih orang-orang yang dianggap mengetahui secara detail mengenai Program Komposting Rumah Tangga ini. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok, Pokja RW Hijau, serta kader lingkungan RW 14 merupakan informan yang dipilih oleh peneliti dan diharapkan melalui informan yang telah ditentukan, peneliti dapat memperoleh data-data kualitatif yang dibutuhkan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner dan wawancara mendalam dengan panduan pertanyaan terstruktur. Data primer yang dikumpulkan meliputi data mengenai tingkat partisipasi peserta program yang diperoleh melalui kuesioner. Data ini kemudian diolah dengan menghubungkan tingkat partisipasi dengan variabel faktor internal (karakteristik individu) dan faktor eksternal. Data mengenai perubahan perilaku peserta program dalam mengelola sampah domestik yang meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan juga dihubungkan dengan tingkat partisipasi.

Pengumpulan data dengan kuesioner dilakukan dengan teknik recall dan guiding interview untuk menghindari bias data. Wawancara mendalam dilakukan kepada informan, diantaranya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok, Pokja RW Hijau, dan para kader lingkungan RW Hijau. Wawancara mendalam ini dilakukan untuk menggali lebih dalam mengenai informasi mengenai pengelolaan sampah melalui Program Komposting Rumah Tangga untuk memperkuat data yang didapat melalui kuesioner.

Data sekunder diperoleh melalui studi literatur berupa buku teks atau hasil penelitian yang berhubungan dengan fokus penelitian, sedangkan penelusuran dokumen berupa data-data seputar permasalahan sampah Kota Depok dan draft Program Komposting Rumah Tangga didapat dari Dinas Kebersihan dan


(54)

Pertamanan. Data demografi (kependudukan) Kelurahan Rangkapanjaya Baru, khususnya RW 14 diperoleh dari Kantor Kelurahan Rangkapanjaya Baru dan pengurus RW setempat.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yang telah diolah akan dipaparkan secara deskriptif dan diolah menggunakan tabel frekuensi, tabulasi silang, uji korelasi Spearman, serta uji korelasi Chi Square. Tabel frekuensi digunakan untuk mendapatkan deskripsi tentang karakteristik responden meliputi usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lama kerja, tingkat pendapatan, lama tinggal, dan status tempat tinggal. Faktor eksternal meliputi luas halaman, frekuensi hadir bimbingan dan penyuluhan, serta kondisi lingkungan rumah juga dideskripsikan dengan tabel frekuensi. Tabulasi silang digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antar variabel-variabel faktor internal (karakteristik responden) dan faktor eksternal dengan tingkat partisipasi rumah tangga, selain itu juga untuk mendeskripsikan hubungan antara tingkat partisipasi rumah tangga dengan aspek pengetahun dan sikap responden dalam mengelola sampah domestik. Uji korelasi Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, lama kerja, lama tinggal, luas halaman, dan frekuensi hadir bimbingan dan penyuluhan dengan tingkat partisipasi rumah tangga. Selain itu, uji korelasi Sperman juga digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat partisipasi rumah tangga dengan tindakan dalam mengelola sampah domestik. Uji korelasi Chi Square digunakan untuk melihat hubungan antara jenis pekerjaan, dan status tempat tinggal.

Data kuantitatif yang telah disajikan dalam tabulasi silang diuji dengan menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang diteliti saling berketergantungan dan uji statistik korelasi Spearman untuk mencari koefisien korelasi antara data ordinal atau interval dengan data ordinal lainnya (Kriyantono, 2006). Pengolahan dan analisis data kuantitatif dilakukan dengan komputer menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dan SPSS Versi 16.0. Data kualitatif disajikan dalam bentuk catatan harian.


(55)

3.6 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian merupakan kendala yang dialami peneliti selama penelitian berlangsung. Penentuan unit analisis penelitian adalah salah satu kendala utama dalam penelitian ini. Unit analisis yang digunakan ketika perencanaan penelitian adalah rumah tangga karena ingin melihat bagaimana tingkat partisipasi rumah tangga dan hubungannya dengan perilaku rumah tangga dalam mengelola sampah domestik. Peneliti sebenarnya ingin menelaah bagaimana peran masing-masing individu dalam rumah tangga dalam implementasi Program Komposting Rumah Tangga. Namun, ketika survei pendahuluan diperoleh fakta bahwa istri atau pembantu rumah tangga yang lebih berpartisipasi aktif dalam program ini, sedangkan suami sebagai kepala rumah tangga sibuk bekerja, sehingga menyerahkan tanggung jawab pengelolaan sampah rumah tangga kepada istri atau pembantu rumah tangga. Selain itu, hanya para istri yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, sedangkan anggota keluarga yang lain tidak memungkinkan untuk diwawancarai. Hal inilah yang mendasari peneliti mengubah unit analisis penelitian menjadi individu (para istri).


(1)

Lampiran 11. Buletin dan Poster Pengomposan dengan Keranjang Takakura


(2)

(3)

(4)

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian

PEMILAHAN SAMPAH


(5)

PEMBAGIAN KERANJANG BELANJA (SAMPAH KERING) DAN TAKAKURA (SAMPAH BASAH)


(6)