termasuk pengenalan jenis sampah, teknologi pengolahan sampah organik meliputi
Keranjang Takakura
dan Biopori,
serta materi
mengenai pengorganisasian di tingkat RW dan RT. Mekanisme pelatihan adalah persiapan,
kemudian pelaksanaan yang terdiri dari pembukaan, pemaparan materi yang dilanjutkan dengan diskusi kemudian diakhiri dengan praktek pengelolaan
sampah. Output dari pelatihan ini adalah tim kerja RW Hijau paham dan trampil mengelola sampah skala rumah tangga berbasis komunitas RW dan RT.
5.4.3 Fasilitasi Perlengkapan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Tujuan fasilitasi ini adalah tersedianya fasilitas pengelolaan sampah organik rumah tangga yakni Keranjang Takakura beserta perlengkapannya dan
alat bor untuk membuat lubang resapan Biopori, selain itu tersedianya fasilitas pengumpulan sampah anorganik untuk dijual ke lapak. Fasilitas yang telah
diberikan juga dapat termanfaatkan dengan baik. Input dalam program ini adalah fasilitas atau perlengkapan pengelolaan sampah rumah tangga dan panduan
penggunaan perlengkapan. Perlengkapan untuk mengelola sampah rumah tangga terdiri dari Keranjang Takakura dan perlengkapannya, alat bor untuk membuat
lubang resapan Biopori, serta keranjang belanja sebagai wadah pengumpulan sampah anorganik.
Mekanisme fasilitasi perlengkapan dimulai dengan persiapan pengadaan fasilitas atau peralatan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan setempat,
kemudian dilanjutkan dengan pendistribusian dan penandatanganan berita acara serah terima dari dinas kepada pengurus RW 14. Output dari tahap fasilitasi ini
adalah setiap warga memiliki dan menggunakan fasilitas atau perlengkapan untuk pengelolaan sampah rumah tangga, selain itu adanya laporan pelaksanaan
fasilitasi perlengkapan untuk mengetahui apakah perlengkapan tersebut didistribusikan secara merata.
5.4.4 Aksi Informasi
Pokja RW Hijau dan para kader lingkungan juga melakukan kegiatan aksi informasi yang bertujuan agar komunitas RT dan RW memperoleh informasi rutin
tentang pelaksanaan kegiatan, selain itu aksi informasi juga dapat meningkatkan pemahaman warga tentang kegiatan percontohan. Input dalam aksi informasi ini
berupa data dan informasi tentang kegiatan percontohan sekaligus tenaga pengelolanya, yakni Pokja RW Hijau dan para kader lingkungan. Mekanisme
kegiatan aksi informasi ada tiga, yaitu: a
Penyiapan materi, dimana materi yang disiapkan disesuaikan dengan materi yang telah disampaikan dalam sosialisasi program. Materi yang
dicantumkan dalam buletin meliputi tata cara pemilahan sampah rumah tangga, pengomposan dengan Keranjang Takakura, tata cara pembuatan
dan pemanfaatan lubang resapan biopori, informasi mengenai proses pengelolaan sampah mulai dari rumah tangga hingga tempat pembuangan
akhir, hingga daftar harga jual beragam jenis sampah anorganik yang dapat dijual ke lapak.
b Pembuatan buletin oleh Pokja RW Hijau dibantu Ketua RW setempat.
Buletin yang memuat materi-materi yang telah disebutkan sebelumnya dimana buletin ini diterbitkan setiap dua minggu sekali.
c Pendistribusian. Buletin yang telah siap untuk didistribusikan diberikan
oleh Pokja atau RW setempat kepada kader lingkungan untuk diedarkan ke setiap rumah tangga di RW 14.
Output kegiatan aksi informasi ini adalah buletin dwi mingguan dan laporan pelaksanaan aksi informasi dari para kader lingkungan. Aksi informasi
kepada warga juga dilakukan dengan menyebarkan dan menempelkan poster di lokasi yang strategis sehingga mudah dibaca oleh warga. Buletin dan poster
terlampir di Lampiran 11.
5.4.5 Monitoring
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan program percontohan. Tujuan monitoring adalah untuk memastikan bahwa
kesepakatan di tingkat RT dan RW berlangsung secara optimal, selain itu dapat memperbaiki proses jika ada hal yang menyimpang dari kesepakatan atau untuk
membangun kesepakatan baru. Input tahapan ini adalah panduan monitoring dan
tenaga tim monitoring yang disediakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Mekanisme monitoring meliputi persiapan dan pelaksanaan monitoring. Output
dari tahapan ini adalah terlaksananya kegiatan monitoring dan adanya laporan pelaksanaan monitoring. Namun, hasil temuan di lapang menunjukkan bahwa
belum ada tenaga tim monitoring yang disediakan oleh DKP Depok untuk memantau sejauhmana pelaksanaan Program Komposting Rumah Tangga di RW
14, sehingga laporan mengenai pelaksanaan program yag merupakan output program belum dapat direalisasikan. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat di Bab
VII mengenai evaluasi program dengan tahapan program sebagai fokus evaluasi.
5.4.6 Evaluasi