dalam program. Namun, responden yang jarang menghadiri kegiatan bimbingan dan penyuluhan maka pengetahuan serta pemahaman terhadap program
berkurang, sehingga cenderung tidak berpartisipasi aktif dalam program. Hubungan antara frekuensi hadir bimbingan dan penyuluhan dengan tingkat
partisipasi nyata, artinya hasil uji korelasi Speraman dalam Tabel 15 dapat digeneralisasikan kepada seluruh populasi warga RW 14.
6.2 Tahapan Partisipasi
Menurut Cohen dan Uphoff yang dikutip oleh Pratiwi 2009, partisipasi terbagi menjadi empat tahapan, yaitu tahap pengambilan keputusan
perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil, dan evaluasi. Namun, pembahasan mengenai tingkat partisipasi rumah tangga dalam program fokus pada tahapan
perencanaan, pelaksanaa, dan menikmati hasil, sedangkan tahapan evaluasi tidak dibahas dalam bab ini karena belum ada evaluasi yang dilakukan oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok, sehingga dapat dipastikan warga tidak berpartisipasi dalam tahapan evaluasi program. Berikut analisis tingkat partisipasi
rumah tangga dalam Program Komposting Rumah Tangga berdasarkan tahapan partisipasinya.
6.2.1 Tahap Pengambilan Keputusan Perencanaan
Program Komposting Rumah Tangga merupakan program yang bersifat top down
dan termasuk salah satu program pengelolaan sampah Kota Depok yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Artinya,
dalam menyusun dan merencanakan program tidak melibatkan warga RW 14. Hal ini menunjukkan perencanaan program tidak partisipatif karena Dinas Kebersihan
dan Pertamanan selaku perencana dan penanggungjawab program sekaligus pengambil keputusan tidak melibatkan warga RW 14 yang merupakan sasaran
dalam pelaksanaan Program Komposting Rumah Tangga. Salah satu tujuan Program Komposting Rumah Tangga adalah
terbentuknya kelembagaan sebagai penjamin keberlanjutan program di RW 14. Oleh karena itu, warga RW 14 berinisiatif untuk membentuk kelembagaan RW
Hijau dan kader lingkungan guna mensukseskan Program Komposting Rumah
Tangga. Perencanaan pembentukan kelembagaan RW Hijau dan kader lingkungan melibatkan warga RW 14 karena perencanaan kelembagaan RW Hijau murni atas
dasar inisiatif warga. Tabel 16 menunjukkan bahwa dari 77 responden hanya 32,5 persen responden yang terlibat dalam pembentukan kelembagaan RW Hijau,
sedangkan 67,5 persen responden tidak terlibat dalam pembentukan kelembagaan RW Hijau. Responden yang terlibat hanya pengurus RW dan RT, pengurus PKK
RW dan RT, serta beberapa tokoh masyarakat.
Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden yang terlibat dalam Pembentukan Kelembagaan RW Hijau di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru,
Kota Depok Tahun 2009
Kategori Jumlah
orang Persentase
Terlibat 25
32,5 Tidak terlibat
52 67,5
Total 77
100
Bentuk keterlibatan responden dalam pembentukan kelembagaan RW Hijau pun beragam. Berdasarkan hasil wawancara wujud keterlibatan responden
dalam pembentukan kelembagaan RW Hijau dapat dikategorikan sebagai berikut: menghadiri rapat atau pertemuan, memberikan ide atau gagasan, dan menyediakan
tempat. Sebagian besar responden menghadiri rapat atau pertemuan yang diadakan oleh pengurus RW 14 dan hanya sedikit diantara mereka yang
memberikan ide atau gagasan dalam perencanaan program, namun ada juga responden yang menyediakan tempat rumahnya untuk pertemuan.
6.2.2 Tahap Pelaksanaan