gerobak pengangkut sampah. Aksi kolektif didukung pula dengan kesepakatan kolektif bahwa pengangkutan sampah dilakukan oleh gerobak pengangkut
sampah yang dikoordinir RT atau RW dan komunitas RT menyepakati pemanfaatan kompos hasil pengomposan sampah organik secara kolektif, dana
hasil penjualan sampah anorganik secara kolektif, serta besar iuran sampah yang harus dibayar tiap rumah tangga.
5.2 Tujuan Program
Program ini meliputi kegiatan pemilahan sampah, yaitu sampah organik diolah menjadi kompos dengan Keranjang Takakura dan Lubang Resapan Biopori
sebagai media komposter, sedangkan sampah anorganik dikumpulkan oleh masing-masing rumah tangga kemudian secara kolektif dijual ke lapak atau didaur
ulang menjadi kerajinan tangan. Secara umum program ini ditujukan untuk mengurangi volume sampah yang keluar dari masing-masing rumah tangga,
namun secara khusus tujuan dari percontohan ini adalah: a
Berkurangnya sampah dari RW Percontohan yang harus dibuang ke TPS.
b Terbangunnya modal sosial warga di RW Percontohan untuk secara
kolektif dan mandiri mengelola sampah dan lingkungannya.
c Terbentuknya kelembagaan di tingkat RW untuk menjamin keberlanjutan
kegiatan.
Berdasarkan tujuan program, maka dapat disimpulkan bahwa output dari program ini adalah terbentuknya masyarakat yang mandiri dalam mengelola
sampah rumah tangga sehingga jumlah sampah yang dihasilkan berkurang, serta terbentuknya kelembagaan yang menjamin keberlanjutan program. Partisipasi
warga RW 14 sebagai sasaran program merupakan indikator keberhasilan Program Komposting Rumah Tangga, sehingga perubahan perilaku peserta
program dalam mengelola sampah domestik juga terwujud.
5.3 Deskripsi Program
Program Komposting Rumah Tangga merupakan salah satu program pengelolaan sampah kota yang digulirkan oleh pemerintah Kota Depok dalam
rangka mereduksi sampah langsung dari sumbernya yakni rumah tangga. Program ini sebagai wujud kesepakatan kolektif komunitas di tingkat lokal yang
difasilitasi oleh pemerintah kota Kota Depok melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Program Komposting Rumah Tangga menggunakan prinsip
pengelolaan sampah “3R+1P” Reduce, Reuse, Recycle, dan Participation dengan pendekatan skala rumah tangga, yaitu sampah yang dihasilkan oleh masing-
masing rumah tangga dikelola terlebih dahulu di tingkat rumah tangga sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara. Program ini terdiri dari :
a Pemilahan sampah organik dan anorganik. Output dari kegiatan ini adalah
warga dapat membedakan sampah organik dengan sampah anorganik dan dapat mengelola sampah sesuai dengan jenisnya. Sampah organik
dimanfaatkan menjadi kompos dengan Keranjang Takakura atau Lubang Resapan Biopori sebagai media komposter, sedangkan sampah anorganik
dikumpulkan dalam wadah yang tersedia keranjang belanja untuk kemudian dikumpulkan lalu dijual secara kolektif ke lapak.
b Pengomposan dengan Keranjang Takakura dan Lubang Resapan Biopori
Takakura merupakan salah satu metode pengomposan yang dicetuskan oleh peneliti dari Jepang, yakni Koji Takakura, sedangkan Biopori
dicetuskan oleh peneliti dari IPB yakni Bapak Kamir R. Brata, dimana selain berfungsi sebagai resapan air, lubang resapan Biopori juga dapat
dijadikan sebagai media pembuat kompos. Output dari kegiatan ini adalah warga dapat membuat kompos dengan kedua metode tersebut dan
memanfaatkannya untuk tanaman hias di rumah. c
Daur ulang sampah anorganik, merupakan salah satu upaya mengurangi jumlah sampah anorganik, seperti kemasan botol atau plastik. Output dari
kegiatan ini adalah kerajinan tangan berbahan dasar sampah anorganik yang memiliki nilai jual.
5.3.1 Lokasi, Waktu, dan Sasaran Program
Program Komposting Rumah Tangga merupakan program Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang dilaksanakan di
Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Lokasi percontohan ini yaitu RW 14
terdiri dari tujuh RT. Program Komposting Rumah Tangga mulai dilaksanakan pada bulan Juni 2008 dan masih berlangsung hingga saat ini. Sasaran utama
program ini adalah seluruh warga RW 14 yang bermukim di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14
5.3.2 Stakeholders
Program Komposting Rumah Tangga melibatkan para pemangku kepentingan stakeholders yang bertanggungjawab terhadap setiap tahapan atau
mekanisme kegiatan percontohan di RW 14. Adapun pihak yang terkait dengan program ini antara lain:
a
Dinas Kebersihan dan Pertamanan, memiliki kepentingan sebagai pemilik
atau penggagas Program Komposting Rumah Tangga yang tercantum dalam
Rencana Pembangunan
Jangka Menengah
Daerah dan
bertanggungjawab penuh terhadap seluruh rangkaian kegiatan percontohan mulai dari tahapan perencanaan hingga evaluasi program.
b Kelompok Kerja Pokja RW Hijau, terbentuk pada Sabtu, 26 April 2008
saat pertemuan forum RT di di Masjid Al Kautsar, Perumahan Griya Pancoran Mas Indah. Kelembagaan ini berkepentingan untuk menangani
segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan program sekaligus penjamin keberlanjutan program. Pokja RW Hijau Kelompok Kerja RW Hijau
diketuai oleh Bapak Maman Ketua RT 05, Bapak Yaya Suryadarma Ketua RT 04 sebagai Sekretaris Pokja, dan Ketua RT 01, 02, 03, 06, 07
serta PKK RW sebagai anggotanya. Pembentukan Pokja RW Hijau berlandaskan pada Surat Keputusan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Pilot Project Program Komposting Rumah Tangga Nomor 001KJL-
PPKRTV2008. c
Kader Lingkungan, dibentuk oleh Pokja RW Hijau yang memiliki kepentingan sebagai tim pemantauan pelaksanaan pengelolaan sampah di
setiap rumah tangga yang diprakarsai oleh ibu-ibu PKK RT sejumlah
empat orang yang mewakili masing-masing RT. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan beberapa kader yang dirangkum dalam
catatan harian, tugas dan kewajiban kader lingkungan antara lain, mengumpulkan sampah anorganik secara rutin setiap minggu dari
masing-masing rumah tangga, memantau pengomposan ‘Takakura’ sebulan sekali, memilah sampah sesuai jenisnya yang telah
dikumpulkan di pos sampah, penyambung lidah RW yakni menyampaikan informasi dari RW ataupun RT kepada warga, serta menyadarkan warga
untuk menjaga kebersihan. d
Warga RW 14, Perumahan Griya Pancoran Mas Indah berkepentingan sebagai sasaran program.
5.4 Tahapan Program 5.4.1 Sosialisasi dan Penyepakatan di Tingkat RWRT
Sosialisasi program terjadi di tingkat RW dan RT. Tujuan sosialisasi adalah agar komunitas RW dan RT memahami latar belakang program, tujuan,
dan tahapan kegiatan yang tercantum dalam program, selain itu diharapkan peserta sosialisasi menyepakati secara bersama-sama untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan dalam Program Komposting Rumah Tangga. Input atau masukan dalam sosialisasi program di tingkat RW dan RT antara lain pengurus
RWRT, pengurus PKK RWRT, serta tokoh masyarakat. Materi yang disampaikan dalam sosialisasi program adalah pedoman percontohan dan draft
berita acara kesepakatan. Mekanisme sosialisasi program yaitu persiapan dan pelaksanaan sosialisasi yang meliputi:
a Perkenalan tim sosialisasi yang terdiri dari unit pelaksana tugas kebersihan
Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup, Bapak Kamir Raziudin Brata peneliti dari IPB selaku penemu Biopori, Ketua Tim Penggerak PKK
Kota Depok, dan Ibu Winarsih pemenang penghargaan dari Green Peace b
Pemaparan garis besar materi sosialisasi tentang kebijakan pengolahan sampah kota, peran ibu rumah tangga untuk mengubah sampah menjadi
sumberdaya yang berkah, pemanfaatan sampah anorganik menjadi produk
yang inovatif, dan manfaat lubang resapan Biopori untuk melestarikan lingkungan hidup.
c Fasilitasi kesepakatan peserta sosialisasi untuk melakukan kegiatan
percontohan. Peserta sosialisasi adalah 310 rumah tangga yang bermukim di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah RW 14. Kegiatan percontohan
yang disosialisasikan meliputi pengomposan dengan Keranjang Takakura dan lubang resapan Biopori sebagai media komposter, pemilahan sampah
organik dengan anorganik, serta daur ulang sampah anorganik menjadi kerajinan yang memiliki nilai tambah.
Output sosialisasi program melalui kegiatan pelatihan ini antara lain, kesepakatan warga untuk melaksanakan percontohan, serta pengurus Pokja RW
Hijau beserta para kader lingkungan memahami dan memiliki ketrampilan mengelola sampah skala rumah tangga berbasis komunitas RT ataupun RW. Hasil
pelatihan berupa tata cara komposting kemudian disosialisasikan oleh Pokja RW Hijau beserta kader lingkungan disetiap pertemuan rapat atau arisan pada masing-
masing RT. Fasilitas perlengkapan pengelolaan sampah didistribusikan langsung ke setiap rumah tangga di masing-masing RT, sehingga masing rumah tangga
dapat memanfaatkannya dengan baik.
5.4.2 Pelatihan Tim Kerja RW Hijau
Tujuan pelatihan ini adalah agar tim kerja RW Hijau yang terdiri dari kelompok kerja dan kader lingkungan memahami sistem pengelolaan sampah
berbasis rumah tangga, selain itu tim kerja juga memiliki ketrampilan mengelola sampah organik dan sampah anorganik pada skala rumah tangga. Pelatihan ini
juga bertujuan agar tim kerja RW Hijau memiliki kemampuan mendampingi warga untuk mengelola sampah skala rumah tangga. Input pelatihan ini adalah
peserta pelatihan yakni tim kerja RW Hijau yang terdiri dari Pokja RW Hijau dan para kader lingkungan.
Materi yang disampaikan dalam pelatihan tim kerja RW Hijau ini antara lain mengenai kebijakan dan strategi pengelolaan sampah Kota Depok, sistem
pengelolaan sampah skala rumah tangga berbasis komunitas RW dan RT,
termasuk pengenalan jenis sampah, teknologi pengolahan sampah organik meliputi
Keranjang Takakura
dan Biopori,
serta materi
mengenai pengorganisasian di tingkat RW dan RT. Mekanisme pelatihan adalah persiapan,
kemudian pelaksanaan yang terdiri dari pembukaan, pemaparan materi yang dilanjutkan dengan diskusi kemudian diakhiri dengan praktek pengelolaan
sampah. Output dari pelatihan ini adalah tim kerja RW Hijau paham dan trampil mengelola sampah skala rumah tangga berbasis komunitas RW dan RT.
5.4.3 Fasilitasi Perlengkapan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Tujuan fasilitasi ini adalah tersedianya fasilitas pengelolaan sampah organik rumah tangga yakni Keranjang Takakura beserta perlengkapannya dan
alat bor untuk membuat lubang resapan Biopori, selain itu tersedianya fasilitas pengumpulan sampah anorganik untuk dijual ke lapak. Fasilitas yang telah
diberikan juga dapat termanfaatkan dengan baik. Input dalam program ini adalah fasilitas atau perlengkapan pengelolaan sampah rumah tangga dan panduan
penggunaan perlengkapan. Perlengkapan untuk mengelola sampah rumah tangga terdiri dari Keranjang Takakura dan perlengkapannya, alat bor untuk membuat
lubang resapan Biopori, serta keranjang belanja sebagai wadah pengumpulan sampah anorganik.
Mekanisme fasilitasi perlengkapan dimulai dengan persiapan pengadaan fasilitas atau peralatan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan setempat,
kemudian dilanjutkan dengan pendistribusian dan penandatanganan berita acara serah terima dari dinas kepada pengurus RW 14. Output dari tahap fasilitasi ini
adalah setiap warga memiliki dan menggunakan fasilitas atau perlengkapan untuk pengelolaan sampah rumah tangga, selain itu adanya laporan pelaksanaan
fasilitasi perlengkapan untuk mengetahui apakah perlengkapan tersebut didistribusikan secara merata.
5.4.4 Aksi Informasi
Pokja RW Hijau dan para kader lingkungan juga melakukan kegiatan aksi informasi yang bertujuan agar komunitas RT dan RW memperoleh informasi rutin
tentang pelaksanaan kegiatan, selain itu aksi informasi juga dapat meningkatkan pemahaman warga tentang kegiatan percontohan. Input dalam aksi informasi ini
berupa data dan informasi tentang kegiatan percontohan sekaligus tenaga pengelolanya, yakni Pokja RW Hijau dan para kader lingkungan. Mekanisme
kegiatan aksi informasi ada tiga, yaitu: a
Penyiapan materi, dimana materi yang disiapkan disesuaikan dengan materi yang telah disampaikan dalam sosialisasi program. Materi yang
dicantumkan dalam buletin meliputi tata cara pemilahan sampah rumah tangga, pengomposan dengan Keranjang Takakura, tata cara pembuatan
dan pemanfaatan lubang resapan biopori, informasi mengenai proses pengelolaan sampah mulai dari rumah tangga hingga tempat pembuangan
akhir, hingga daftar harga jual beragam jenis sampah anorganik yang dapat dijual ke lapak.
b Pembuatan buletin oleh Pokja RW Hijau dibantu Ketua RW setempat.
Buletin yang memuat materi-materi yang telah disebutkan sebelumnya dimana buletin ini diterbitkan setiap dua minggu sekali.
c Pendistribusian. Buletin yang telah siap untuk didistribusikan diberikan
oleh Pokja atau RW setempat kepada kader lingkungan untuk diedarkan ke setiap rumah tangga di RW 14.
Output kegiatan aksi informasi ini adalah buletin dwi mingguan dan laporan pelaksanaan aksi informasi dari para kader lingkungan. Aksi informasi
kepada warga juga dilakukan dengan menyebarkan dan menempelkan poster di lokasi yang strategis sehingga mudah dibaca oleh warga. Buletin dan poster
terlampir di Lampiran 11.
5.4.5 Monitoring
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan terhadap pelaksanaan program percontohan. Tujuan monitoring adalah untuk memastikan bahwa
kesepakatan di tingkat RT dan RW berlangsung secara optimal, selain itu dapat memperbaiki proses jika ada hal yang menyimpang dari kesepakatan atau untuk
membangun kesepakatan baru. Input tahapan ini adalah panduan monitoring dan
tenaga tim monitoring yang disediakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Mekanisme monitoring meliputi persiapan dan pelaksanaan monitoring. Output
dari tahapan ini adalah terlaksananya kegiatan monitoring dan adanya laporan pelaksanaan monitoring. Namun, hasil temuan di lapang menunjukkan bahwa
belum ada tenaga tim monitoring yang disediakan oleh DKP Depok untuk memantau sejauhmana pelaksanaan Program Komposting Rumah Tangga di RW
14, sehingga laporan mengenai pelaksanaan program yag merupakan output program belum dapat direalisasikan. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat di Bab
VII mengenai evaluasi program dengan tahapan program sebagai fokus evaluasi.
5.4.6 Evaluasi
Tahapan evaluasi dalam program ini bertujuan untuk menilai kesesuaian antara rencana dan pencapaian secara partisipatif, selain itu juga mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program, dan merumuskan rekomendasi pelaksanaan program sejenis selanjutnya. Input evaluasi adalah data
dan informasi pelaksanaan kegiatan serta tim evaluasi. Mekanisme evaluasi diawali dengan persiapan evaluasi, pelaksanaan evaluasi partisipastif, dan
penyusunan laporan evaluasi. Output evaluasi berupa terlaksananya kegiatan evaluasi dan laporan hasil evaluasi. Sama halnya dengan tahapan monitoring,
hasil temuan di lapang menunjukkan bahwa belum ada tim evaluasi dari DKP Depok yang datang ke lokasi untuk mengevaluasi kegiatan secara partisipatif.,
sehingga laporan hasil evaluasi juga belum dapat direalisasikan. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat di Bab VII mengenai evaluasi program dengan tahapan
program sebagai fokus evaluasi.
5.5 Ikhtisar
Program Komposting Rumah Tangga dilatarbelakangi oleh peran rumah tangga sebagai produsen sampah utama sehingga untuk mengatasi masalah
sampah hal yang paling efektif dilakukan adalah mengurangi volume sampah dari masing-masing rumah tangga. Pengomposan dengan menggunakan Keranjang
Takakura dan Lubang Resapan Biopori dapat meminimalisir sampah organik yang
dihasilkan oleh rumah tangga, sedangkan sampah anorganik dapat diminamalisir dengan cara reduce, reuse, dan recycle. Tujuan Program Komposting Rumah
Tangga adalah untuk mengurangi volume sampah yang keluar dari masing-masing rumah tangga. Output program secara keseluruhan adalah terbentuknya
masyarakat yang mandiri dalam mengelola sampah rumah tangga dan kelembagaan yang menjamin keberlanjutan program. Indikator keberhasilan
Program Komposting Rumah Tangga adalah tingkat partisipasi peserta program dan perubahan perilaku peserta dalam mengelola sampah domestik.
Program Komposting Rumah Tangga yang terdiri dari pemilahan sampah organik dengan sampah anorganik, pengomposan dengan Keranjang Takakura dan
Lubang Resapan Biopori sebagai media komposter, dan daur ulang sampah anorganik, dilaksanakan mulai bulan Juni 2008 dan masih berjalan hingga saat ini
di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah, RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Stakeholders yang terlibat dalam
implementasi Program Komposting Rumah Tangga adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Kelompok Kerja RW Hijau, Kader Lingkungan, dan warga RW 14
sebagai sasaran program. Implementasi Program Komposting Rumah Tangga meliputi tahapan
sosialisasi dan penyepakatan di tingkat RW dan RT, pelatihan tim kerja RW Hijau, fasilitasi perlengkapan pengelolaan sampah rumah tangga, aksi informasi,
monitoring dan evaluasi. Hingga saat ini implementasi Program Komposting Rumah Tangga masih sampai pada tahap pelaksanaan saja, belum sampai pada
tahapan monitoring dan evaluasi program yang seharusnya dilakukuan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan selaku penanggungjawab program.
BAB VI TINGKAT PARTISIPASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PERUBAHAN PERILAKU PESERTA PROGRAM
Partisipasi merupakan keterlibatan seseorang atau masyarakat untuk berperanserta secara aktif dalam suatu kegiatan pembangunan untuk menciptakan,
melaksanakan, serta memelihara lingkungan yang bersih dan sehat. Tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah Tangga dianalisis melalui
tahapan partisipasi, faktor-faktor yang mempengaruhi baik internal maupun eksternal, serta hubungannya dengan perubahan perilaku peserta program dalam
mengelola sampah domestik.
6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Partisipasi Peserta Program
Tingkat partisipasi peserta Program Komposting Rumah Tangga berhubungan dengan faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, yaitu
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, sedangkan faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar individu. Baik faktor internal maupun
faktor eksternal diduga berhubungan dengan tingkat partisipasi peserta program. Melalui pengujian hipotesis dengan mengkorelasikan tingkat partisipasi peserta
program dengan faktor-faktor internal maupun eksternal, sehingga dapat dilihat keeratan hubungan antara variabel-variabel yang termasuk dalam faktor internal
dan faktor eksternal dengan tingkat partisipasi peserta program. Tabel 5 menunjukkan secara ringkas mengenai jumlah dan persentase faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat partisipasi responden di RW 14, Perumahan Griya Pancoran Mas Indah, Kota Depok.
Berdasarkan hasil pengolahan data dalam Tabel 5. sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga tidak bekerja usia dewasa dengan rata-rata
tingkat pendidikan tinggi. Rata-rata lama tinggal responden di Perumahan Griya Pancoran Mas Indah yaitu enam sampai dengan 11 tahun dengan status tempat
tinggal adalah rumah sendiri. Responden cenderung sering menghadiri kegiatan bimbingan dan penyuluhan mengenai Program Komposting Rumah Tangga. Luas