10
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Landasan Teori
Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap
fenomena ataupun masalah yang sedang diteliti serta memberikan batasan secara umum, sehingga tidak menyimpang dari pokok permasalahan Juliandi dan Irfan,
2013:38. Adapun landasan teori dalam penelitian ini adalah :
2.1.1 Teori SOR
Menurut De Flure, teori SOR atau Stimulus-Organism-Response ini merupakan teori yang dapat menghasilkan suatu respons atau perilaku Effendy,
2003:254. Maksudnya adalah keadaan internal individu dapat menghasilkan respons atau perilaku tertentu jika ada stimulus. Menurut teori ini pula, respons
atau perilaku yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus sehingga seseorang dapat memperkirakan dan menghasilkan kesesuaian antara pesan dan
reaksi komunikan. Adapun unsur-unsur dalam teori ini adalah pesan Stimulus, S, komunikan Organism, O, dan Efek Response, R.
Teori SOR melibatkan suatu stimulus berupa komunikasi yang dijadikan sebagai media untuk menyampaikan pesan agar konsumen mengetahui
keberadaan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Kesuksesan pemasaran suatu produk bergantung pada pengembangan produk dan stimuli pemasaran pada
persepsi konsumen yang relevan dengan kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh konsumen. Stimuli yang dimaksud adalah semua bentuk komunikasi, baik itu
fisik, visual, dan verbal yang dapat mempengaruhi respon individu dalam membuat keputusan pembelian.
Stimuli utama yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen adalah stimuli pemasaran, yaitu semua bentuk komunikasi atau stimuli fisik yang dapat
mempengaruhi respon individu. Konsumen akan menafsirkan pesan seperti yang diinginkan oleh perusahaan yang dapat berdampak pada sikap dan perilaku
konsumen. Perilaku konsumen akan terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia waktu, uang, dan
usaha untuk membeli dan menggunakan produk yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli,
kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya. Untuk mengetahui
keinginan dan kebutuhan konsumen, maka aspek-aspek yang mempengaruhi konsumen secara individu, seperti persepsi, cara memperoleh informasi, sikap,
kepribadian, dan gaya hidup konsumen sangat diperlukan. Brand image berkaitan dengan persepsi konsumen tentang sebuah merek
sebagai cerminan dari asosiasi-asosiasi merek yang tertanam dalam benak konsumen. Brand image dibangun dengan menciptakan suatu image dari suatu
perusahaan ataupun produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen. Konsumen akan bersedia membayar lebih tinggi dan menganggapnya berbeda
terhadap suatu produk apabila brand tersebut dapat memancarkan asosiasi dan citra tertentu Kotler dan Keller, 2007:93.