tertentu suatu merek. Brand image yang baik akan membuat konsumen melakukan pembelian atas produk atau jasa seketika tanpa pikir panjang karena
brand image yang baik akan memberikan konsumen tersebut rasa percaya diri Kertajaya, 2004:2. Sebuah produk tanpa brand image yang kuat sangat sulit
untuk mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang lama.
2.5.1 Manfaat Brand Image
Brand image merupakan hal yang penting dalam pemasaran. Dengan adanya brand image yang kuat dibenak konsumen, maka akan dapat membawa
perusahaan menuju pada puncak kesuksesannya. Brand image juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah strategi pemasaran yang dilakukan oleh
perusahaan sudah tepat atau belum. Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan para pelaku usaha ketika brand image yang mereka bangun berhasil menguasai
pasar, seperti yang dikemukakan oleh Rangkuti 2004:17, yaitu : 1. Brand image dapat dibuat sebagai tujuan dalam strategi pemasaran.
2. Brand image dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing dengan brand lain dari produk yang sejenis.
3. Brand image dapat membantu memperbaharui penjualan suatu produk. 4. Brand image dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efek kualitas dari
strategi pemasaran.
Menurut Sutisna 2001:83, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari brand image yang positif, yaitu :
a.
Konsumen dengan brand image yang positif terhadap suatu brand akan lebih memungkinkan untuk melakukan tindakan pembelian.
b.
Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan brand image positif yang telah terbentuk terhadap brand produk lama.
Dengan demikian, brand image merupakan elemen penting bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitas pemasarannya. Brand image suatu
produk yang positif akan mempengaruhi minat konsumen untuk membeli produk tersebut dibandingkan membeli produk yang sejenis dari perusahaan lain. Untuk
itu, perusahaan harus dapat selalu mempertahankan dan meningkatkan brand image yang telah dibangun secara positif dibenak konsumen.
2.5.2 Komponen Brand Image
Menurut Biel dalam jurnal penelitian Darmawan 2004:41 komponen
yang membentuk brand image adalah : 1. Citra Perusahaan
Citra yang ada dalam perusahaan merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk
atau jasa. Perusahaan sebagai organisasi berusaha membangun imagenya agar nama baik perusahaan tetap bagus dibenak konsumen, sehingga akan
mempengaruhi segala hal mengenai apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Pengukuran citra perusahaan menggunakan dimensi popularitas,
layanan, dan jaringan pengiriman yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Citra Pemakai Citra pemakai merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan
konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Citra pemakai dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak
dengan pengguna merek tersebut. Pengukuran citra pemakai menggunakan dimensi gaya hidupkepribadian dan kenyamanan yang dirasakan oleh
konsumen. 3. Citra Produk
Citra produk merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Pengukuran citra produk menggunakan
dimensi kualitas dan jaminan yang diberikan pada suatu produkjasa yang ditawarkan perusahaan.
2.6 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Kotler 2002:204 adalah suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara merek-merek dalam kelompok
pilihan dan membeli produk yang paling disukai. Sedangkan keputusan pembelian menurut Setiadi 2003:415 merupakan suatu proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan sikap pengetahuan konsumen untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.
Menurut Shciffman yang dikutip oleh Sumarwan 2004:289 keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan
alternatif. Menurut Suharno 2010:96 keputusan pembelian adalah tahap di mana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta
mengkonsumsinya.
Menurut Sutisna 2001:15 pengambilan keputusan oleh konsumen adalah suatu proses yang dilakukan untuk melakukan pembelian suatu produk yang
diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian itu sendiri adalah
hasil evaluasi alternatif dari berbagai merek yang ada untuk dijadikan referensi dalam proses pengambilan keputusan.
2.6.1 Tahapan-Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen terhadap suatu pembelian barang atau jasa diawali dengan adanya kesadaran konsumen atas
pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk, biasanya konsumen melalui berbagai tahapan proses. Tahapan-tahapan
dalam proses pengambilan keputusan pembelian digambarkan oleh Kotler 2005:174 seperti gambar berikut :
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan
Sumber: Kotler, 2005:224 1. Pengenalan masalah
Proses ini dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang
nyata dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Pengukuran pengenalan
masalah oleh konsumen ini menggunakan dimensi kebutuhan dan keinginan konsumen dan pengaruh pemasaran.
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Perilaku pasca
pembelian Evaluasi
alternatif Keputusan
pembelian
2. Pencarian Informasi Proses ini terjadi pada saat seorang konsumen terdorong kebutuhannya
yang memungkinkan konsumen tersebut untuk mungkin mencari atau mungkin tidak mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen
tersebut kuat dan produk tersebut berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini
hanya akan menjadi ingatan saja. Pencarian informasi digolongkan kedalam dua jenis, yaitu pencarian informasi karena perhatian yang
meningkat sehingga pencarian informasi hanya sedang-sedang saja dan pencarian informasi secara aktif dilakukan dengan mencari informasi dari
segala sumber. Sumber informasi konsumen terbagi ke dalam empat kelompok, yaitu :
a Sumber pribadi yang terdiri dari keluarga, teman-teman, dan tetangga.
b Sumber niaga yang terdiri dari berbagai sumber periklanan, petugas penjual, dan kemasan.
c Sumber umum yang meliputi media massa dan juga organisasi konsumen.
d Sumber pengalaman yang didapat melalui penggunaan suatu produk.
3. Evaluasi Alternatif Pada tahap ini, konsumen memproses dan menggunakan segala informasi
yang ada untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif dalam sejumlah pilihan untuk membuat keputusan akhir. Pada tahap ini pula, konsumen
juga akan memperhatikan ciri-ciri atau sifat produk yang berkaitan langsung dengan kebutuhan mereka dan juga akan menggali kembali
ingatannya pada suatu brand. Konsumen mencoba menyeleksi persepsinya sendiri mengenai image suatu brand tersebut yang akan menciptakan
minat untuk membeli. Pengukuran evaluasi alternatif oleh konsumen ini menggunakan dimensi seleksi penilaian alternatif dan harga yang
ditawarkan oleh perusahaan. 4. Keputusan Pembelian
Tahap ini terjadi ketika konsumen benar-benar memutuskan untuk membeli suatu produk yang paling disukai. Biasanya konsumen akan
memilih merek yang disukai. Ada tiga faktor penyebab timbulnya keputusan pembelian, yaitu :
a Sikap orang lain, Keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman,
tetangga atau siapa yang ia percaya. b Situasi yang tidak terduga,
Seperti faktor harga, pendapatan keluarga dan manfaat yang diharapkan dari produk tersebut.
c Faktor-faktor yang dapat diduga Faktor situasional yang dapat diantisipasi oleh konsumen.
5. Perilaku Pasca Pembelian Sesudah melakukan pembelian terhadap suatu produk, maka konsumen
akan mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidakpuasan. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus pemasar perhatikan setelah produk terjual,
yaitu : a Keputusan pasca pembelian, yaitu keadaan dimana konsumen
merasa puas dengan produk yang dibelinya. Kepuasan pembelian merupakan suatu fungsi kedekatan antara harapan pembeli
terhadap suatu kinerja produk yang dirasakan. Apabila kinerja produk kurang dari apa yang diharapkan, maka pelanggan akan
kecewa, tetapi bila kinerja produknya sesuai dengan yang diharapkan maka pelanggan akan puas.
b Tindakan pasca pembelian, yaitu tindakan yang akan diambil konsumen setelah melakukan pembelian. Apabila konsumen
merasa puas, maka kemungkinan besar mereka akan membeli produk itu dan juga akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai
brand tersebut pada orang lain. Sebaliknya, jika konsumen tidak puas, maka akan meninggalkan atau mengembalikan produk
tersebut. Bahkan, konsumen akan mengadukan keluhan pada perusahaan tersebut.
Tingkat kepuasan konsumen merupakan suatu fungsi dari keadaan produk yang sebenarnya dengan keadaan produk yang diharapkan konsumen. Kepuasan
atau ketidakpuasan akan mempengaruhi aktivitas konsumen untuk melakukan pembelian berikutnya, tetapi jika konsumen merasa tidak puas, maka konsumen
akan beralih ke merek lain. Pengukuran perilaku pasca pembelian konsumen ini menggunakan dimensi kepuasan atau ketidakpuasan.
2.6.2 Pihak-Pihak Yang Berperan Dalam Pengambilan Keputusan
Secara khusus, pemasar harus dapat mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah
dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Lima peran yang dimainkan orang dalam membuat keputusan pembelian menurut Bilson Simamora 2001:94
adalah sebagai berikut : 1. Pencetus initiator, yaitu orang yang pertama kali mengusulkan gagasan
untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu. 2. Pemberi pengaruh influencer adalah orang yang pandangan atau
sarannya dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan akhir konsumen.
3. Pengambil keputusan decider adalah orang yang sangat menentukan setiap komponen keputusan pembelian, seperti apakah membeli, apa yang
akan dibeli, kapan hendak membeli dan dengan cara bagaimana membeli, dan dimana akan membeli.
4. Pembeli buyer adalah orang yang akan melakukan pembelian nyata. 5. Pemakai user adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan
produk atau jasa tertentu.
2.7 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai yang akan
menentukan dalam merumuskan hipotesis dalam penelitian Nawawi, 2001:40. Kerangka berpikir bertujuan untuk mengemukakan objek penelitian secara umum
dalam bentuk kerangka variabel yang akan diteliti. Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian
Brand Image
Sumber : Diolah oleh peneliti 2015 Citra Pemakai
Citra Perusahaan Citra Produk
Keputusan Pembelian
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap keputusan konsumen dalam
menggunakan jasa pengiriman TIKI adalah dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Menurut Sugiyono 2005:11 penelitian
asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, mencari peranan, dan pengaruh, hubungan yang bersifat sebab
akibat, yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TIKI yang terletak di Jalan Dr. Mansyur No. 4, Medan. Penelitian ini direncanakan pada bulan Maret 2015 dengan lama
penelitian akan disesuaikan dengan kebutuhan pengumpulan informasi data.
3.3 Populasi Dan Sampel
Menurut Juliandi dan Irfan 2013:120 populasi penelitian merupakan seluruh elemenunsur yang akan diamati atau diteliti. Populasi dalam penelitian
ini adalah konsumen yang menggunakan jasa pengiriman TIKI di jalan Dr. Mansyur No.4, Medan.
Sampel menurut Sugiyono 2005:116 adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Durianto 2001:26
sampel adalah bagian yang dipilih dari jumlah populasi dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapata mewakili populasinya.
Adapun penetapan ukuran sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Rao Purba, yaitu :
Keterangan : n
= Jumlah sampel z
= Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5 = 1,96 moe
= Margin of error, yaitu tingkat kesalahan maksimal pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi atau diinginkan yang biasanya adalah 10.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 96 responden.
3.3.1 Teknik Pengambilan Sampel
Untuk mendapatkan data yang diteliti, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-probability sampling
karena tidak diketahui secara pasti seberapa besar jumlah populasi yang ada. Teknik ini tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dijadikan sampel. Adapun jenis nonprobability sampling yang digunakan, yaitu :
1. Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan atau
unit sampel yang sesuai dengan kriteria tertentu yang diinginkan peneliti Juliandi dan Irfan, 2013:58.
2. Accidental Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara mencari objek yang akan diteliti. Objek yang kebetulan bertemu pada saat
pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti, maka dapat dijadikan sebagai sampel penelitian Juliandi dan Irfan, 2013:58.
Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan jasa pengiriman barang TIKI di Jalan Dr. Mansyur No.4, Medan dengan kriteria
sebagai berikut: a Merupakan masyarakat yang berdomisili di Medan,
b Masyarakat yang berusia ≥ 15 tahun,
c Konsumen yang telah menggunakan jasa pengiriman TIKI di jalan Dr. Mansyur No.4, Medan dua kali atau lebih.
d Konsumen yang mengetahui informasi TIKI berupa produk dan layanan jasa pengiriman TIKI di jalan Dr. Mansyur No.4, Medan.
3.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan, kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahn yang telah dirumuskan didalam rumusan masalah
sebelumnya Juliandi dan Irfan, 2013:116. Dari pokok permasalahan dan kajian teori diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Diduga brand image yang terdiri dari citra perusahaan, citra pemakai, dan citra produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
konsumen dalam menggunakan jasa TIKI di Jalan Dr. Mansyur, Medan. 2. Diduga brand image yang terdiri dari citra perusahaan, citra pemakai, dan
citra produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan jasa TIKI di Jalan Dr. Mansyur, Medan.