b. Sebab Terjadinya Komodifikasi pada Karya Seni Grafis Bayu
Widodo
Sebab terjadinya komodifikasi pada karya seni grafis Bayu
Widodo wawancara pada 6122014 dijelaskan sebagai berikut.
“Awal mulanya memproduksi merchandise waktu awal kuliah di ISI, aku masuk ISI tahun 1999, dan memulai
menciptakan produk sekitar tahun 2000an”. “Sebetulnya di ISI aku ambil lukis, tapi aku belajar grafis ini sebagai
salah satu teknik yang dapat menghidupi aku sendiri dan bisa menyampaikan keisenganku send
iri”. “Tahun 2000 aku mulai mempelajari teknik cukil dan sablon untuk
memenuhi kebutuhanku sebagai seorang seniman, dan berfikir bagaimana karyaku itu bisa semua orang pakai”.
“Kalau karya grafisku kan dijual sekitar satu setengah juta sampai lima juta rupiah per edisi tapi kalo kaoskan
masyarakat bisa beli dengan harga antara delapan puluh ribu sampai seratus duapuluh ribu per kaos dan mereka
bisa memiliki selamanya”. “Hal ini aku lakukan atas dasar bagaimana aku bisa bertahan dengan karyaku dan dalam
seni grafis memiliki keuinikan tersendiri dibandingkan
dengan lukis”. “Lukis itu bagiku sebuah karya yang mengekspresikan idealismeku tapi di grafis aku merasa
bisa mengkomunikasikan idealismeku ditambah dapat memenuhi kebutuhan hidupku sebagai seorang seniman
”. “Hal itu menjadi sejarah awal kenapa aku membuat
SURIVEgarage ”.
Tahun 2009 Bayu Widodo bersama kawan-kawan mendirikan sebuah komunitas yang bernama SURIVEgarage.
SURIVEgarage merupakan sebuah komunitas seni yang mengelola ruang seni dan bersinergi dengan berbagai
kecendrungan fenomena seni rupa secara umum. SURIVEgarage memiliki konsep art shop yang bertujuan ingin membantu
mempercepat proses pembentukan kelompok sosial secara mandiri melalui apresiasi kerja seni dan program edukasi seni.
Produk yang dijual SURIVEgarage berupa kaos, kartu pos, emblem dan poster.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa latar belakang terjadinya komodifikasi pada karya seni grafis
commit to user
Bayu Widodo dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah adanya motivasi untuk bertahan hidup, munculnya
dorongan pemikiran untuk bermanfaat bagi masyarakat, adanya pemikiran memasyarakatkan karya pribadi yang telah diciptakan,
dan memanfaatkan keistimewaan karya seni grafis sebagai media komunikasi yang dapat menghasilkan uang. Faktor-fator tersebut
yang pada akhirnya mendorong Bayu Widodo melakukan proses komodifikasi pada tahun yang sama ketika karya seni grafis
konvensionalnya diciptakan.
c. Sebab Terjadinya Komodifikasi pada Karya Seni Grafis