Lahirnya gerakan Art and Craft Movement memberikan kesan kembali pada abad pertengahan ketika munculnya aliran-aliran seni
seperti gothic, roccoco, dan renaissance. Salah satu ciri utamanya yang menandakan kesan ini adalah karya seni dibuat secara individu
oleh seniman dengan sentuhan artistik yang khas dan setiap karya diciptakan dengan serius dan teliti. Atas jasa William Morris dan John
Ruskin proses manual atau dengan tangan handmade pada penciptaan benda seni telah kembali pada tradisi mulanya.
Berdasarkan ide-ide yang muncul pada gerakan Art and Craft Movement di Inggris terlihat ada sebuah benang merah yang sama
dengan ide-ide munculnya gejala praktik komodifikasi karya seni grafis yang dilakukan beberapa seniman di Yogyakarta.
Atas dasar persamaan pemahaman inilah gagasan gerakan Art and Craft Movement digunakan dalam konteks penelitian ini untuk
menganalisa pemahaman dasar atau ideologi yang digunakan seniman dalam melakukan proses komodifikasi objek karya seni grafis Sri
Maryanto, Bayu Widodo dan Muhamad Yusuf di Yogyakarta.
g. Seni Grafis dan Nilai Orisinalitas dalam Karya Seni Grafis
Seni grafis dikenal sebagai medium eskpresi dua dimensional, yang dimana pada proses kerjanya menggunakan prinsip teknik cetak.
Terdapat beberapa teknik cetak dalam seni grafis, diantaranya adalah teknik cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring. Kata
grafis sendiri berasal dari kata graphein sebuah kata yang memiliki arti “menulis” atau “menggambar” dan graphein merupakan sebuah kata
yang berasal dari bahasa Yunani. Disimpulkan bahwa seni grafis merupakan pengubahan gambar melalui proses cetak manual yang
menggunakan material tertentu dengan tujuan memperbanyak karya Susanto, 2011: 162. Hal ini selaras dengan pernyataan Nooryan
Bahari dalam bukunya yang berjudul “Kritik Seni Wacana, Apresiasi
dan Kreasi ” menjelaskan bahwa seni grafis merupakan bagian dalam
seni murni yang memiliki wujud dua dimensional yang dihasilkan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
melalui proses cetak Bahari, 2008: 83. Seni grafis merupakan sebuah media ekspresi seni yang memiliki kecendrungan untuk direproduksi
secara masal dengan menggukan prinsip cetak pada pembuatan
karyanya.
Sebelum membicarakan lebih lanjut tentang seni grafis, tentunya kita harus terlebih dahulu memahami posisi seni grafis dalam
dunia seni rupa moderen. Dalam dunia seni rupa moderen kedudukan seni grafis sejajar dengan seni-seni lainnya, seperti lukis, patung
maupun keramik dan kesemuanya masuk ke dalam bagian rumpun seni murni Santo, 2012: 104.
Seni grafis sebagai sebuah medium ekspresi yang memiliki beberapa keistimewaan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pilihan
teknis cetak yang memiliki karakter visual berbeda-beda dan disamping itu seni grafis memiliki sifat dasar dilipatgandakan atau
direproduksi secara masif dengan tetap tidak mengurangi nilai orisinalitas dalam karyannya. Teknis cetak yang terdapat pada proses
kerja seni grafis meliputi cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring Bahari, 2008: 83. Nilai orisinalitas dalam karya seni
grafis tetap terjaga walaupun karya tersebut dicetak puluhan maupun ratusan kali oleh senimannya, hal ini telah jelas disepakati secara
internasional dalam Third International Congress of Plastic 1960 yang diadakan di Wina. Dalam kongres tersebut dengan jelas dipaparkan
bahwa karya seni grafis pada prinsipnya adalah karya orisinal dengan pertimbangan kerja tangan seniman berlaku di atas plat cetak dan hasil
cetakannya disetujui oleh seniman. Dalam seni grafis, setiap edisi memiliki nilai orisinal yang ditandai melalui pembubuhan tanda tangan
seniman pada setiap hasil cetakan serta nomor urut cetakan Siregar,
2009: 8.