Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
14 Tri Budiharto 2008:1-2 mengungkapkan bahwa keterampilan
berasal dari kata terampil yang artinya adalah mampu bertindak dengan cepat dan tepat. Istilah lain dari terampil adalah cekatan,
cakap mengerjakan sesuatu. Dengan kata lain keterampilan dapat disebut juga kecekatan, kecakapan, atau kemampuan untuk
melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Pengertian keterampilan dalam konteks pembelajaran mata pelajaran keterampilan di sekolah
adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat,cepat, dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar. Dalam hal ini,
pembelajaran keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat, dan
tepat dalam melakukan sesuatu. Perilaku terampil ini dibutuhkan dalam keterampilan hidup manusia di lingkungannya.
Bertolak dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan bertindak atau
melakukan suatu pekerjaan tugas dengan baik, cermat, cepat, dan tepat. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi
salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula, apabila seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat
juga tidak dapat dikatakan terampil. Jadi, keterampilan itu berlandaskan pada kecepatan dan ketepatan tertentu sehingga
seseorang tidak akan merasakan kesulitan-kesulitan yang berarti dalam pekerjaannya.
15 b.
Pengertian Berbicara Berbicara menurut Greene Petty dalam Tarigan, 2008:3-4
bahwa berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh
keterampilan menyimak, danpada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara sudah barang tentu
berhubungan erat dengan perkembangan kosakata yang diperoleh oleh sang anak melalui kegiatan menyimak dan membaca.
Kebelum-matangan dalam perkembangan bahasa juga merupakan suatu keterlambatan dalam kegiatan-kegiatan berbahasa.
Selanjutnya, berbicara menurut Henry Guntur Tarigan 2008: 16 adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai perluasan ini berbicara
merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar audible dan yang kelihatan visible yang memanfaatkan otot dan jaringan
otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Lebih jauh lagi menurut Henry Guntur
Tarigan 2008: 16, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling
penting bagi kontrol manusia.
16 Menurut Mulgrave dalam Henry Guntur Tarigan, 2008:16
merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir
secara langsung apakah pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya apakah ia bersikap
tenang atau dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya dan apakah dia waspada
serta antusias atau tidak. Sejalan dengan pendapat di atas, St. Y. Slamet 2008:33
mengungkapkan bahwa berbicara merupakan suatu penyampaian maksud bisa berupa gagasan, pikiran, isi hati seseorang kepada orang
lain. Selain itu, dijelaskan juga berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologi,
neurologis, semantik, dan linguistik sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting terutama bagi kontrol sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah suatu kegiatan mengujarkan
bunyi-bunyi bahasa untuk menyampaikan pesan berupa ide, gagasan, maksud atau perasaan kepada orang lain secara lisan yang bersifat
aktif dan produktif. Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang