metode  bandongan  yang  kurang  tepat,  metode  bandongan  belum  bisa dipertahankan untuk diaplikasikan pada santri pemula, Karena pada dasarnya
metode  bandongan  diaplikasikan  untuk  santri  yang  sudah  tingkat  advance atau  lanjutan.  Berdasarkan  fenomena  tersebut,  peneliti  merasa  tertarik  untuk
meneliti  pelaksanaan  pembelajaran  kitab  kuning  di  pesantren  Luhur Sabilussalam  dengan  menerapkan  metode  sorogan  yang  telah  dimodifikasi
oleh pihak Pesantren. Metode tersebut lebih memprioritaskan keaktifan santri dalam  proses  pembelajaran.  Ketika  proses  pembelajaran  berlangsung,  guru
memfasilitasi salah satu santri untuk membaca serta mengartikan kitab sesuai dengan kaidah nahwu dan shorof , setelah selesai santri menunjuk salah satu
santri  lain  untuk  melakukan  hal  yang  sama,  setelah  proses  membaca  serta mengkaji  arti  selesai  kemudian  guru  dan  santri  mendiskusikan  konten  dari
kitab kuning tersebut. Pendidikan  diartikan  sebagai  usaha  sadar  yang  dilakukan  secara
bertahap  dan  simultan  proses,  terencana  yang  dilakukan  oleh  orang  yang memiliki  persyaratan-persyaratan  tertentu  dalam  memberikan  sejumlah  nilai
kepada  anak  didik.  Dengan  nilai  tersebut  diharapkan  anak  didik  dapat mengembangkan aktivitas potensi  yang ada pada  dirinya seoptimal mungkin
sampai  pada  batas  tertentu  kedewasaan.
10
Dalam  pendidikan  masa  kini,  di zaman  serba  maju  dan  berteknologi  sangat  maju  mayoritas  orang  memilih
pendidikan umum
jika dibandingkan
dengan pendidikan
agama, bagaimanakah cara agar pendidikan agama dapat bersaing dengan pendidikan
umum,  terutama  dalam  bidang  kitab  kuning  yang  pada  era  sekarang  sangat jarang diminati.
Sebagai  perwakilan  dari  penelitian  ini  maka  peneliti  memilih Pesantren  Luhur  Sabilussalam  Ciputat,  yang  bertujuan  untuk  mengetahui
hubungan  penerapan  metode  sorogan  modified  dalam  upaya  meningkatkan kemampuan  membaca  kitab  kuning.  Berdasarkan  latar  belakang  yang  telah
peneliti  paparkan  di  atas,  maka  peneliti  merasa  perlu  untuk  melakukan
10
Samsul  Nizar,  Dasar-dasar  Pemikiran  Pendidikan  Islam,  Jakarta:  Gaya  Media Pratama, 2001, cet. I, h. 93
penelitian,  dengan  judul:
“IMPLEMENTASI  METODE  SOROGAN MODIFIED  DALAM  MENINGKATKAN  KEMAMPUAN  MEMBACA
KITAB  KUNING  DI  PESANTREN  LUHUR  SABILUSSALAM CIPUTAT
”.
B. Identifikasi Masalah
Faktor-faktor penyebab keterlambatan santri dalam membaca kitab kuning telah peneliti paparkan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah sebagai berikut: 1.
Materi  bahasa  Arab  yang  kurang  terintegral  sehingga  Pengaplikasian teori nahwu dan shorof dirasakan sulit oleh santri ketika membaca kitab
kuning. 2.
Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum maksimal. 3.
Implementasi  metode  bandongan  yang  kurang  tepat  untuk  santri pemula.
4. Santri pemula kesulitan dalam memba kitab kuning.
5. Metode  sorogan  klasik  yang  menekankan  santri  hanya  untuk  bisa
membaca dan menghafal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang akan diteliti dibatasi  pada  tingkat  Implementasi  metode  sorogan  modified  dalam
meningkatkan  kemampuan  membaca  kitab  kuning  di  Pesantren  Luhur Sabilussalam Ciputat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan  uraian  identifikasi  serta  pembatasan  masalah,  maka peneliti  merumuskan,  yaitu:  Adakah  hubungan  metode  sorogan  modified
dengan kemampuan membaca kitab kuning di Pesantren Luhur Sabilussalam Ciputat?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan  mengadakan  penelitian  ini  adalah  dengan  maksud  untuk mengetahui  kemampuan  membaca  kitab  kuning  dengan  menggunakan
metode  sorogan  modified  sebagai  salah  satu  upaya  dalam  meningkatkan kemampuan membaca kitab kuning.
F. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.
Penelitian  ini  merupakan  salah  satu  proses  untuk  mengembangkan  diri sebagai guru yang professional.
2. Guru  Pendidikan  Agama  Islam  dan  guru  lainnya  dapat  menjadi  bahan
acuan  dalam  menyusun  rencana  dan  melaksanakan  pembelajaran menggunakan metode atau media pembelajaran yang sesuai dengan materi
yang akan diajarkan. 3.
Institusi pendidikan, agar dapat mengungkapkan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penerapan metode pada setiap mata pelajaran.
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Metode Sorogan Modified
1. Pengertian Metode
Proses  pembelajaran  merupakan  proses  komunikasi.  Dalam proses  komunikasi  selalu  melibatkan  tiga  komponen  pokok,  yaitu
komponen pemgirim pesan guru, komponen penerima pesan murid, dan komponen  pesan  itu  sendiri  yang  biasanya  berupa  materi  pelajaran.
1
Terkadang  dalam  proses  belajar  mengajar  terjadi  kegagalan  komunikasi, mengapa demikian? Hal tersebut terjadi karena materi pelajaran atau pesan
yang disampaikan guru tidak dapat diterima atau diserap baik oleh murid, lebih buruknya lagi jika murid sebagai penerima pesan salah memahami isi
pesan  yang  disampaikan.  Untuk  mengantisipasi  hal  tersebut  agar  tidak terjadi  maka  guru  harus  menggunakan  metode  pembelajaran  yang  sesuai
dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan. Kata  metode  berasal  dari  bahasa  Yunani  yang  terdiri  dari  kata
“metha” yang berarti melalui, dan “hodos” yang berarti jalan yang dilalui. Dalam istilah pendidikan metode merupakan alat yang dipergunakan untuk
mencapai  tujuan  pendidikan.
2
Metode  mengandung  iplikasi  bahwa  proses penggunaannya  bersifat  sistematis,  mengingat  murid  yang  sedang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan  definisi  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  metode
adalah suatu cara yang direncanakan dan dipersiapkan untuk kelangsungan dan keberhasilan proses belajar mengajar di ruangan kelas guna mencapai
tujuan  pembelajaran,  yaitu  mengetahui  adanya  peningkatan  santri  dalam membaca kitab kuning.
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011, Cet. VIII, h. 162.
2
Muzayyin  Arifin,  Filsafat  Pendidikan  Islam,  Jakarta:  Bumi  Aksara,  2010,  Cet.  V,  h. 89.
Pemilihan metode secara tepat tentunya menjadi sangat penting, dikarenakan  jenis  metode  pembelajaran  sangatlah  bervariatif,  mungkin
suatu metode sangat efektif digunakan untuk mata pelajaran tertentu, akan tetapi  belum  tentu  efektif  untuk  diterapkan  pada  mata  pelajaran  lainya.
Oleh sebab itu, agar memperoleh metode yang tepat, diperlukan beberapa strategi  dalam  memilih  metode.  Sebagimana  yang  dikatakan  oleh  Novan,
yaitu: a.
Tujuan yang akan dicapai dan pembelajaran yang akan disampaikan mencakup  domain  kognitif,  afektif  dan  psikomotorik  guna
mendapatkan  kesejahteraan  dan  kebahagiaan  hidup  dunia  dan akhirat.
b. Murid yang memiliki potensi dan  kelemahan indivual baik kondisi
fisik,  psikis  dan  usianya.  Kompleksitas  bakat  dan  minat  masing- masing murid harus dilihat dan diperlakukan secara humanis dengan
cara yang bijak.
c. Situasi dan Kondisi lingkungan pembelajaran, baik dari aspek fisik-
materiil, sosial dan psikis emosional. d.
Fasilitas dan media pendidikan yang tersedia beserta kualitasnya. e.
Kompetensi  Guru  baik  kompetensi  profesional,  pedagogik,  sosial maupun kepribadian.
3
Berdasarkan  pertimbangan  di  atas  peneliti  melihat  bahwa penggunaan  metode  menjadi  fleksibel,  relatif  dan  tentatif.  Fleksibel
bermakna  metode  pembelajaran  bisa  berubah  sesuai  dengan  materi  yang akan  diajarkan.  Relatif  bermakna  tidak  ada  kemutlakan  kebenaran
penggunaan  metode  karena  maing-maing  metode  memiliki  kelebihan  dan kekurangan. Tentatif bermakna tidak ada metode yang cocok untuk semua
murid dalam semua situasi dan kondisi. Oleh  karena  itu  seorang  guru  harus  pandai  dalam  memilih
metode,  namun  perlu  diperhatikan  di  dalam  penerapan  metode.  Karena meskipun  metode  belajar  yang  dipilih  telah  sesuai,  namun  apabila  dalam
penerapan  kurang  tepat,  maka  tidak  akan  didapatkan  peningkatan  dalam proses  pembelajaran.  Hendaklah  seorang  pendidik  di  dalam  menerapkan
3
Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, h. 186.
metode  mampu  menciptakan  suasana  belajar  menjadi  suasana  yang menyenangkan.
Menurut Muhibbin,  “proses  belajar  mengajar  yang  terjadi  di
dalam kelas sebaiknya terpusat  pada peseta didik student centered tidak pada guru teacher learned sehingga pembelajaran pun lebih berorientasi
pada  kepentingan  learn’s  learning  bukan  teacher’teaching”.
4
Guru  lebih banyak  berperan  sebagai  fasilitator  dengan  menggunakan  metode
pembelajaran, sehingga murid  dapat menguasai materi pembelajaran yang tercermin  pada  perubahan  tingkah  laku  baik  kognitif,  psikomotorik
maupun afektif.
2. Metode yang digunakan dalam Pendidikan Islam
Para  pendidik  muslim  dalam  berbagai  situasi  dan  kondisi  yang berbeda,  telah  menerapkan  berbagai  macam  metode  pembelajaran.
Metode-metode  yang  dipergunakan  tidak  hanya  metode  pembelajaran namun  metode  belajar  yang  dipergunakan  oleh  murid.  Sebagaimana
dikatakan Arifin, yaitu: a.
Al-Gazali Dalam  kitab  Ihya  Ulumuddin  juz  III,  Al-Gazali
menguraikan  bahwa  “metode  untuk  melatih  murid  amat  penting. Karena  murid    merupakan  amanat  yang  dipercayakan  oleh  orang
tua”.  Murid  memiliki  hati  yang  bersih,  murni,  dan  bersih  dari gambaran  apa  pun,  karena  murid  menerima  tiap  ukiran  yang
digoreskan  dan  cenderung  mengikuti  ke  arah  manapun  yang dikehendaki.  Oleh  karena  itu,  sebaiknya  murid  dibiasakan  dengan
sifat-sifat yang baik. b.
Ibnu Khaldun Prinsip  yang digunakan oleh Ibnu Khaldun dalam metode
mengajar didasarkan atas pendekatan psikologis, seperti menghindari memberikan  ilmu  yang  melebihi  kemampuan  akal  pikiran  murid,
4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, Cet. XIII, h. 199.