No Sub konsep
Indikator Aspek kognitif
Jumlah C1
C2 C3
Menyebutkan bagian- bagian usus halus
13 -
- 1
6 Gizi dan
kalori Menjelaskan zat
makanan yang berguna bagi tubuh
- 16,19,
-
2
Menjelaskan makanan yang mengandung
protein 20,
- -
1
Menjelaskan fungsi protein,lemak,bagi
tubuh. 24
- -
1
Mengidentifikasi dan memperkirakan
gangguan kekurangan gizi atau vitamin dan
solusinya 34,21
- 37
3
Mengidentifikasi fungsi enzim pada
system pencernaan dan tempat
produksinya 27,28,
29, -
-
3
7 Penyakit dan
kelainan system
pencernaan Menjelaskan
gangguan atau penyakit pada organ
pencernaan 39,36
40 -
3
Jumlah 17
6 2
25
Keterangan : 1 Klasifikasi Bloom: C1 Pengetahuan, C2 Pemahaman, dan C3 Aplikasi
2 Soal tidak valid yang diperbaiki kualitas pengecohnya.
F. Kalibrasi Instrumen
Uji coba dilakukan setelah perangkat tes disusun, untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran soal, daya beda soal, dan reliabilitas. Setelah
perangkat tes diuji cobakan, langkah selanjutnya dilakukan analisis dengan tujuan supaya instrumen yang dipakai untuk memperoleh data benar-benar
dapat diandalkan dan dapat dipercaya. Analisis perangkat uji coba meliputi:
1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Teknik uji coba validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji valid instrumen dengan menggunakan teknik rumus korelasi point biserial.
Rumus yang digunakan :
4
Keterangan : r
pbis
= koefisian korelasi biserial M
p
= Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
M
t
= Rerata skor total S
t
= Standar deviasi dari skor total p = Proporsi siswa yang menjawab benar
q = Proporsi siswa yang menjaawab salah q = 1 – p Dikatan valid jika hasil perhitngan memperoleh koefisien korelasi r
xys
r
tabel
Perhitungan pengujian validitas instrumen tes ini terdapat pada Lampiran. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data bahwa dari 40 soal
yang diujicobakan terdapat 22 soal yang dinyatakan valid dan 3 soal yang direvisi. Butir-butir soal tersebut adalah soal nomor 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12,
13, 16, 19, 20, 21, 27, 28, 29, 34, 36, 37, 39, 40 dan 10, 14, 24. Semua soal yang valid ini selanjutnya akan disaring kembali berdasarkan kriteria yang
lainnya untuk dapat digunakan dalam penelitian ini. 2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap.
4
Suharsimi. Ibid., 79
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Mencari reliabilitas instrument dengan
menggunakan rumus KR-20:
5
Keterangan: r
11
= reliabilitas instrumen k = banyaknya butir soal
p = proporsi siswa yang menjawab betul pada butir q = proporsi siswa yang menjawab salah pada butir 1-p
Vt = varians total Dari hasil uji coba butir soal dengan menggunakan Anates diperoleh
reliabilitasnya adalah 0,71 termasuk dalam kriteria tinggi. 3. Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
6
Rumus yang digunakan :
Keterangan : P = Tingkat kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran ini diberi simbol P p besar, singkatan dari kata “proporsi”. Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah Taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan menggunakan model
Anates. Berdasarkan perhitungan diperoleh soal kategori sedang berjumlah 3 yaitu nomor 29,22, dan 10, soal kategori mudah berjumlah 20 yaitu nomor 1,
6, 9, 13, 15, 17, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 37, 38, dan 39, soal
5
Ibid., h.182
6
Ibid., h. 208
kategori sangat mudah berjumlah 17 yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 7, 8, 11, 12, 14, 16, 18, 19, 24, 30, 32, 36, dan 40.
4. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi
adalah:
7
Keterangan: D = Daya pembeda soal
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = Bnyaknya peserta kelompok bawah
P
A
= JA
BA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
P
B
= JB
BB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
0,00 ≤ D ≤ 0,20 : Jelek
0,21 ≤ D ≤ 0,40 : Cukup
0,41 ≤ D ≤ 0,70 : Baik
0,71 ≤ D ≤ 1,00 : Baik Sekali
D : negatif, semuanya tidak baik, jika semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang.
Dalam penelitian ini, daya pembeda masing-masing butir soal dihitung dengan Anates. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil daya pembeda
terendah sebesar -0,27 dalam kategori jelek dan tertinggi sebesar 0.55 termasuk dalam kategori baik.
7
Ibid., h. 213-214
G. Teknik Analisis Data