Dua implikasi utama teori Vygotsky dalam pendidikan Howe Jones,1993. Pertama, adalah perlunya tatanan kelas dan bentuk
pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi-strategi
pemecahan masalah yang efektif. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pengajaran menekankan scaffolding, dengan semakin lama siswa semakin
bertanggung jawab terhadap pembelajaran sendiri. Vygotsky yakin bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau menangani tugas-tugas
yang belum dipelajarai namun tugas-tugas itu berada dalam jangkauan kemampuannya. Ringkasnya, menurut teori Vygotsky, siswa perlu belajar
dan bekerja secara berkelompok sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan diperlukan bantuan Guru terhadap siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
11
Berarti proses belajar mengajar IPA di SLTP tidak hanya berlandaskan pada teori pembelajaran perilaku, tetapi lebih menekankan
pada penerapan prinsip-prinsip belajar teori kognitif. Impilikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran IPA adalah memusatkan kepada
berpikir atau proses mental anak, dan tidak sekedar kepada hasilnya.
12
3. Pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran kooperatif
Cooperative Learning
Ilmu Pengetahuan Alam IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
11
Ibid., h. 21-22
12
Efi. Op.Cit., h.11
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan
untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
13
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses Sains.
Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan
selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan
menafsirkan data,
serta menbgkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan
memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Mata pelajaran Biologi
dikembangkan melalui kemampuan berfikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam
sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang matematika,
fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya.
14
Biologi dapat diartikan sebagai salah satu pendidikan dan langkah awal bagi seorang anak mengenal dan memahami konsep-konsep tentang
alam untuk membangun keahlian dan kemampuan berpikirnya agar dapat berperan aktif menerapkan ilmunya dalam dunia teknologi. Untuk
merealisasikan hal tersebut maka harus terjadi peningkatan mutu pendidikan dalam pembelajaran Biologi dan Sains. Namun pada kenyataan
yang ada dalam pendidikan sains atau Biologi belum adanya peningkatan mutu pendidikan, karena pembelajaran yang masih bersifat teacher
center.
15
13
Badan Standar Nasional Pendidikan.2006 .Panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. h . 451
14
Ibid., h. 451.
15
Dwi Apriyani. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Interaktif Pada Konsep Sistem Pernapasan Pada Manusia. Skripsi Universitas Islam
Metode Pembelajaran Kooperatif adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa, meningkatkan
interaksi, meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran dan akan meningkatkan motivasi siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
16
Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu
samalainnya sebagai satu kelompok satu tim. Istilah cooperative learning dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif.
Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang
berpusat pada siswa student oriented, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan Guru dalam mengaktifkan siswa,yang tidak
dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli orang lain.
17
Cooperative learning adalah suatu strategi belajar mengajar dengan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa dapat memaksimalkan
proses belajar pada dirinya sendiri dan siswa lainnya.
18
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pengajaran atau pembelajaran yang didasarkan pada paham konstrutivisme.
19
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus
saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.h.2.Tersedia
dalam :
http:idb- 4.wikispaces.comfileviewss4006.pdf. [29-12-09]
16
Yustini Yusuf. dan Mariani Natalina. 2005.Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalu Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Struktur Di Kelas I7 SLTP Negeri 20
Pekanbaru. Program studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau : Jurnal Biogenesisvol.21.Hal
8-12. Tersedia
dalam :
http:biologi- fkip.unri.ac.idkarya_tulisyustiniupayapeningkatan08-12pdf [29-12-09]
17
Endah sulistyowati..
Tersedia dalam
: http:endahsulistiyowati.wordpress.com20090601cooperativelearningfeedhtm [29-12-09]
18
Roger T. Jhonson dan David W. Jhonson, Coopertive Learning. Diakses 21 Januari 2008 dari http:www.co-operation.orgpagescl.html.
19
Endah.Op.Cit., h.1
pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Pembelajaran ini menunjukkan bahwa keberhasilan peserta didik akan tercapai jika setiap anggota kelompoknya berhasil. Kelompok dibuat kecil,
biasanya terdiri dari tiga sampai lima orang agar interaksi antar anggota kelompok menjadi maksimal dan efektif. Selain itu diharapkan dapat
menyelesaikan tugas kolektif tanpa supervisi langsung dan Guru
20
Sebenarnya pembelajaran kooperatif merupakan ide lama. Pada awal abad pertama seorang filosof berpendapat bahwa untuk dapat belajar,
seseorang harus memiliki pasanganteman. Dari situlah ide pembelajaran koopertif itu dikembangkan. Herbert Thelan, mengembangkan prosedur
yang lebih tepat untuk membantu siswa bekerja dalam kelompok. Thelan berargumentasi bahwa kelas haruslah merupakan laboratorium atau
miniatur demokrasi yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi.
21
Definisi tentang pembelajaran kooperatif sebenarnya juga sangat beragam. Beberapa pendapat mengenai pembelajaran kontrukstivisme
dikemukan oleh para ahli pendidikan diantaranya menurut Elliot dalam Endah pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai satu set dari metode
instruksional, yang mana murid didorong untuk bekerja bersama-sama dalam mengerjakan tugas akademik. Menurut Slavin seperti dikutip Endah
mengemukakan pengertian Cooperative Learning adalah In Cooperative Learning methods, students work together infour member teams to master
material initially presented by the teacher. Carolyn Kessler 1992 juga mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah aktivitas belajar
kelompok yang diatur sehingga kebergantungan pembelajaran pada struktur sosial pertukaran informasi antar anggota dalam kelompok dan
20
Ibid., h.1
21
Desi sadiati. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Investigasi Kelompok Pada Pokok Bahasan Gaya Dan Percepatan Kelas VII SMP N 2
Bukateja Tahun
Ajaran 20052006.
Skripsi Universitas
Negeri Semarang
http:digilibunnes.ac.idgsdcollectskripsi [30-12-09]
tiap anggota bertanggung jawab untuk kelompoknya dan dirinya sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajaran lainnya.
22
Dua alasan berkenaan dengan pembelajaran kooperatif, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan prestasi belajar siswa sekaligus
dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga
diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan
pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat
memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
23
Cooperative learning dilandasi oleh falsafah homo homini socius, yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan kerja sama
merupakan kebutuhan penting bagi kelangsungan hidup manusia.
24
Metode pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar kelompok. Ada unsur–unsur dasar pembelajaran cooperative
learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning
dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.
25
Hal yang diperkenalkan dalam metode pembelajaran cooperative leraning
bukan sekadar
kerja kelompoknya,
melainkan pada
penstrukturannya, termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi
personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
26
22
Endah . Op.Cit., h.1
23
Wina. Op.Cit,. h 242.
24
Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang- ruang Kelas, Jakarta : Grasindo, 2002, hal. 27
25
Ibid., h.29
26
Ibid., h.18
Menurut Slavin seperti dikutip Yusuf, konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative learning yaitu:
a. Penghargaan kelompok, cooperative learning menggunakan tujuan- tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok.
Keberhasilan kelompok didasarkanpada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar
personal yang saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.
b. Pertanggungjawaban individu,
pertanggungjawaban tersebut
menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara
individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman
sekelompoknya. c. Kesempatan yang sama untuk berhasil, cooperative learning
menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang
terdahulu. Dengan menggunakan metode ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh
kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
27
Pembelajaran kooperatif mempunyai 6 langkahfase utama sebagai berikut
:
28
Tabel 2.1. Fase-fase dalam pembelajaran kooperatif Fase
Kegiatan Guru
Fase 1 Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar
Fase 2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan demonstrasiteks
27
Yusuf. Op.Cit., h 25-26
28
Ibid., h 29-30.
Fase Kegiatan Guru
Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok – kelompok belajar
Guru menjelaskan
kepada siswa
bagaiamana caranya
membentuk kelompok belajar agar melakukan
perubahan yang efisien Fase 4
Membantu kerja kelompok dalam belajar
Guru membimbing
kelompok –
kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas siswa
Fase 5 Mengetes materi
Guru mengetes materi pelajaran atau kelompok
menyajikan hasil-hasil
pekerjaan siswa Fase 6
Memberikan penghargaan Guru memberikan cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional individual yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan
individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan
individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
29
Berikut ini beberapa tujuan dan hasil yang diharapkan pada pembelajaran kooperatif antara lain:
a. Suasana kooperatif meningkatkan motivasi belajar siswa dibandingkan dengan suasana belajar kompetitif dan individual.
b. Interaksi antar siswa membentuk kemampuan kognitif dan sosialisasi yang baik, menciptakan aktvitas intelektual yang akan meningkatkan
hasil belajar. c. Belajar kooperatif dapat meningkatkan kepercayaan terhadap teman,
mengurangi perasaan asing terhadap orang lain dan sikap individual, serta membangun hubungan yang baik antar siswa.
d. Belajar kooperatif dapat meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri, hasil dari pembelajaran kooperatif tidak hanya meningkatkan
hasil belajar tapi juga meningkatkan sikap menghargai, dan peduli terhadap orang lain dalam diri siswa.
e. Kecakapan bekerjasama meningkat.
29
Yustini Yusuf dan Mariani Natalina. Op.Cit., h.26.
Cooperative Learning diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, belajar untuk bekerja sama,
menghargai pendapat orang lain dan tanggung jawab antara sesama siswa dan terhadap kelompoknya untuk memperoleh yang terbaik bagi
kelompoknya dalam belajar dan menyelesaikan tugas.
30
Beberapa model pembelajaran yang dikembangkan dari coopertive learning menurut Muhamad Surya dalam Endah diantaranya Jigsaw ,
STAD Student Team Achiement Division, Group Investigation GI, Team Games Tornamnet TGT, Rotating Trio Exchange. Arends dalam