Pembelajaran IPA berbasis konstruktivisme

2. Pembelajaran IPA berbasis konstruktivisme

IPA memuat aktivitas mempertanyakan dan meneliti fenomena alam melalui dua karakteristik, yaitu empiris dan analitis. Karakteristik empiris diperoleh melalui kegiatan observasi dan mendeskripsikan segala sesuatu yang ada di sekitar. Sedangkan karakteristik analitis berupa pencarian makna dari hasil observasinya. Prosedur empiris dan analitis dalam usaha mengungkapkan dan menjelaskan fenomena tersebut disebut dengan proses ilmiah, dari deskripsi pengertian IPA inilah, pembelajaran IPA mencakup aktivitas yang mengembangkan keterampilan–keterampilan proses, sehingga pembelajaran IPA tidak hanya mencakup produk IPA tetapi juga proses pembelajaran itu sendiri. 7 Pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Dengan demikian, pembelajaran berarti partisipasi pendidik dan peserta didik dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi. 8 Pendekatan konstruktivis dilandasi oleh dua teori yaitu Teori Perkembangan Kognitif Piaget, dan Teori Perkembangan Mental Vygotsky. Prinsip-prinsip Piaget dalam pengajaran diterapkan dalam program-program yang menekankan pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman-pengalaman nyata dan pemanipulasian alat, bahan, atau media belajar yang lain serta peranan Guru sebagai fasilitator yang mempersiapkan lingkungan dan memungkinkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar. 9 7 Efi. 2007. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pendekatan Cooperative Learning Teknik Jigsaw Dengan Teknik STAD. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.h.10 8 Ibid., h.10 9 Surianto. Op.Cit., hal.1 Implikasi teori kognitif Piaget pada pendidikan adalah sebagai berikut: a. Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Selain kebenaran jawaban siswa, Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut. Pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan hanya jika Guru penuh perhatian terhadap metode yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan Guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud. b. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ready made knowledge tidak mendapat tekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan. Oleh karena itu, selain mengajar secara klasik, Guru mempersiapkan beranekaragam kegiatan secara langsung dengan dunia fisik. c. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Oleh karena itu harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu-individu ke dalam bentuk kelompok-kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal. Hal ini sesuai dengan pendekatan konstruktivis dalam pembelajaran khas menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif. 10 10 Yusuf, Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Melalui Pengajaran Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Madrasah Aliyah Ponpes Nurul Haramain Lombok Barat NTB, Skripsi Universitas Negeri Semarang. Tersedia: http:www.damandiri.or.idfileyusufunsbab2.pdf [30-12-09] Dua implikasi utama teori Vygotsky dalam pendidikan Howe Jones,1993. Pertama, adalah perlunya tatanan kelas dan bentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pengajaran menekankan scaffolding, dengan semakin lama siswa semakin bertanggung jawab terhadap pembelajaran sendiri. Vygotsky yakin bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajarai namun tugas-tugas itu berada dalam jangkauan kemampuannya. Ringkasnya, menurut teori Vygotsky, siswa perlu belajar dan bekerja secara berkelompok sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan diperlukan bantuan Guru terhadap siswa dalam kegiatan pembelajaran. 11 Berarti proses belajar mengajar IPA di SLTP tidak hanya berlandaskan pada teori pembelajaran perilaku, tetapi lebih menekankan pada penerapan prinsip-prinsip belajar teori kognitif. Impilikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran IPA adalah memusatkan kepada berpikir atau proses mental anak, dan tidak sekedar kepada hasilnya. 12

3. Pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran kooperatif

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN GROUP INVESTIGATION (GI) MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM.

0 4 16

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GROUP INVESTIGATION (GI) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

0 5 46

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE DI KELAS XI MA MADANI ALAUDDIN PAOPAO

0 2 204