Fungsi sebagai penghormatan kepada leluhur yang meninggal dunia

secara fungsional sebagai ekspresi orang Karo bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberinya rezeki dan kehormatan di dalam mengisi kehidupan di dunia ini, dalam konteks menuju alam akhirat kelak. Selanjutnya dikaji pula fungsi katoneng-katoneng pada upacara cawir metua di dalam konteks kebudayaan Karo ini.

4.3 Fungsi Katoneng-katoneng

Mengacu kepada teori Malinowski, Soedarsono, dan Alan P. Merriam, sebagaimana diuraikan pada halaman-halaman terdahulu, maka ditemukan beberapa fungsi katoneng-katoneng pada upacara cawir metua di dalam konteks kebudayaan Karo ini.

4.3.1 Fungsi sebagai penghormatan kepada leluhur yang meninggal dunia

Fungsi utama katoneng-katoneng yang dipertunjukkan dalam konteks upacara cawir metua di dalam kebudayaan Karo adalah sebagai penghormatan kepada leluhur yang baru saja meninggalkan dunia ini. Di dalam kebudayaan Karo penghormatan kepada orang tua dan leluhurnya menjadi sebuah kewajiban sosial dan budaya. Orang tua adalah yang menurunkan generasi, termasuk pribadi kita. Melalui orang tualah Tuhan Yang Maha Kuasa mendidik dan mengarahkan kehidupan kita. Orang tua termasuk leluhur adalah orang yang begitu berjasa di dalam kehidupan yang kita jalani ini. Selanjutnya cita-cita kita adalah juga menjadi orang tua yang baik, untuk anak-anak kita. Orang tua menjadi contoh dari anak-anaknya dalam merespons Universitas Sumatera Utara segala fenomena kebudayaan dan lingkungannya. Orang tua yang diidam-idamkan di dalam kebudayaan Karo adalah orang tua yang berusia relatif lanjut, serta anak- anaknya berhasil pula dalam mengisi kehidupannya di dunia ini. Keberhasilan anak-anaknya ditandai dengan berkeluarga. Jadi aspek keberhasilan meneruskan generasi dan tentu saja mendidik anak-anak atau keturunan ini menjadi faktor penting di dalam kebudayaan karo. Selain aspek tersebut, aspek lainnya yang juga penting melekat dalam diri seseorang adalah keberhasilan membina penghidupan ekonomis di dunia ini yang muaranya juga adalah untuk mendidik dan menjadikan anak-anaknya sebagai anak yang berguna dan berbakti bagi masyarakat Karo, serta nusa dan bangsanya. Bagi keluarga yang telah ditinggalkan, dan mengadakan upacara tersebut, yang lazim disebut dengan pihak sukut, menghormati leluhurnya yang meninggal dengan cara memanggil-manggil ruh yang meninggal sembari memberi hiburan kepada ruh tersebut. Menjelaskan bagaimana pihak rakut sitelu telah berkumpul mengadakan upacara pesta cawir metua. Unsur penghormatan dan penghiburan kepada ruh yang telah meninggal itu dapat dilihat dari kalimat demi kalimat yang disajikan melalui katoneng-katoneng berikut ini. Oh nande, nande beru Pinem. Nande… nen kami karina erlebuh dingen erdilo nande. Ija ibas warina wari sekalenda Nande Pinem, enggo pulung kel pagi karina sangkep nggeluh sini tenahken kenndu la erpudung ndai. Ija ibas kam enggo nehken perpadanen ras Dibata simada tinuang ndube nande. Ibas wari sisendah enggo pulung dingen landek karina si tergelar sukut, ginting mergana la ketadingen sembuyak rikut senina, senina sipemeren, siparibanen, rikut sipengalon, teman sendalanen. [Oh ibu, ibu beru Pinem. Ibu… lihat kami semua memanggil- manggilmu. Yang mana pada hari ini ibu beru Pinem, sudah berkumpul semua sanak saudara yang engkau undang tanpa janji itu, Universitas Sumatera Utara di saat engkau telah menghadap Tuhan Maha Pencipta. Pada hari ini, telah berkumpul dan menari saudara semarga kita, marga Ginting, tak ketinggalan saudara satu nenek, saudara sepupu, sepengambilan, serta saudara satu kelompok lainnya.] Dari kalimat demi kalimat atau larik demi larik pada katoneng-katoneng di ats tergambar dengan jelas unsur menghormati orang tua yang telah meninggalkan mereka semua di dunia ini. Nilai-nilai perjuangan di dalam masa kehidupannya perlu untuk dilanjutkan oleh semua keturunannya. Dengan demikian fungsi utama dari katoneng-katoneng adalah untuk menghormati orang tua leluhur yang baru saja meninggalkan dunia fana ini menuju ke dalam alam berikutnya, yaitu alam akhirat.

4.3.2 Fungsi sebagai ekspresi bersyukur kepada Tuhan atas berkat-Nya