BAB V ANALISIS STRUKTUR MELODI
LAGU KATONENG-KATONENG
Pada Bab V ini dikaji struktur melodi lagu katoneng-katoneng yang digunakan di dalam upacara cawir metua dengan fokus pada salah satu kegiatan
upacara cawir metua saat meninggalnya ibu Cilenggemen br Pinem Nande Sesser, di Desa Lau Tawar, Kecamatan Taneh Pinem, Kabupaten Dairi.
5.1 Proses Transkripsi dan Hasil Notasi
Dalam mengkaji struktur melodis ini, tidak semua bentuk katoneng- katoneng ditranskripsikan. Hanya satu katoneng-katoneng saja yang
ditranskripsikan, untuk dapat melihat aspek struktur melodinya. Adapun pendekatan notasi yang penulis lakukan adalah sebagai berikut.
1 Notasi ditulis dengan menggunakan notasi balok Barat, yang dimaknakan
bukan sebagai musik harmonik khordal Barat, tetapi nyanyian tradisional Karo.
Universitas Sumatera Utara
2 Notasi ditulis dengan menggunakan garis paranada dan kunci G clef yang
biasa digunakan untuk menuliskan melodi, termasuk suara manusia. Contoh tulisannya sebagai berikut.
3 Nyanyian katoneng-katoneng ini adalah semi free meter, oleh karenanya
nada-nada yang dituliskan tidak dikaitkan dengan meter dan birama lagu tertentu, seperti contoh tulisan berikut ini.
4 Lagu katoneng-katoneng ini menggunakan teks nyanyian yang ditulis di
bawah setiap nada di dalam notasinya, contohnya adalah sebagai berikut.
5 Melodi yang dinyanyikan secara melismatik, yaitu satu suku kata
menggunakan beberapa nada ditulis dengan menggunakan tanda legato, yang membedakannya dengan sajian dalam teknik silabis satu nada satu
suku kata. Contohnya adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Hasil transkripsi dari lagu katoneng-katoneng ini adalah sebagai berikut.
KATONENG-KATONENG
perkolong-kolong: Siti Aminah Sumpit br Ginting
Universitas Sumatera Utara
5.2 Tangga Nada
Setelah mentranskripsikan lagu katoneng-katoneng tersebut ke dalam bentuk notasi, maka langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah menganalisis
struktur musiknya. Untuk menentukan tangga nada, penulis melakukan pendekatan weighted scale, seperti yang dikemukakan oleh William P. Malm 1977. Dari hasil
transkripsi, maka ditemukan tangga nada katoneng-katoneng tersebut adalah sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
Nada: a - c - d - e - fis - g Laras: 1 ½ 1 1 1 1 ½
Sent: 300 200 200 200 300 Dari kompoisi tangga nada di atas, maka dapt dikatakan bahwa tangga nada
katoneng-katoneng yang dinyanyikan oleh Sumpit br Ginting ini menggunakan enam nada sektatonik. Kemungkinan besar keenam nada ini adalah
pengembangan dari tangga nada pentatonik yang memang umum dijumpai dalam kebudayaan musik di dunia ini.
Yang unik dalam tangga ini, nada kelimanya yaitu nada fis diiringi pula oleh nada hias f, yang digunakan untuk melodi yang disending turun dari nada fis
tersebut. Nada f ini menurut penulis adalah nada hias dari nada pokoknya fis. Hal ini menunjukkan estetika tersendiri bagi perkolong-kolong dalam menyanyikan
katoneng-katoneng. Kecenderungan tangga nada yang digunakan pada katoneng- katoneng ini adalah dua interval yang umum yaitu satu dan satu setengah laras. Pola
jarak kedua-dua inilah yang membangun komposisi tangga nada katoneng- katoneng.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Nada Dasar