Pola Kadensa Formula Melodi Kontur

5.5 Interval

Interval yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah jarak antara nada yang satu dengan nada yang lainnya dalam satu komposisi musik. Sistem pengukuran pada interval disebut “laras” dengan alat ukur “sent”. Interval pada keempat lagu ini terdapat dua jenis, yaitu melangkah conjunct dan melompat disjunt Analisis interval penulis lakukan dengan menghitung setiap interval baik yang naik, maupun turun. Dengan melihat ketentuan-ketentuan interval di atas, maka interval-interval yang digunakan pada lagu katoneng-katoneng di atas adalah sebagai berikut. 1 Prima murni, 2 Sekunde minor, 3 Sekunde mayor, 4 Ters minor, 5 Ters mayor, 6 Kuart murni, 7 Kuint murni, dan 8 Sekta mayor.

5.6 Pola Kadensa

Pola kadensa dapat dikonsepkan sebagai rangkaian nada akhir pada setiap akhir frase dalam suatu komposisi musik, yang diwakili oleh dua atau lebih nada- nada rangakiannya. Pola-pola kadensa lagu katoneng-katoneng di atas, adalah seperti dalam analisis berikut ini. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Dari analisis di atas dapat dilihat bahwa kecenderungan pola-pola kadensa yang membangun melodi katoneng-katoneng ini adalah dua jenis yaitu yang pertama adalah yang berbentuk datar dan yang kedua adalah rangkaian nada-nada yang melangkah baik ke atas atau ke bawah.

5.7 Formula Melodi

William P. Malm 1977:8 dalam bukunya Music Culture of the Pacific Music the Near and East Asia, menyatakan bahwa bentuk motif dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Repetitif adalah bentuk nyanyian yang diulang-ulang. 2. Iteratif adalah bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil dengan kecenderungan pengulangan dalam keseluruhan nyanyian. 3. Reverting adalah bentuk nyanyian yang terjadi pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi-penyimpangan penyimpangan melodi. 4. Progresif adalah bentuk nyanyian yang terus berubah dengan menggunakan materi melodi yang selalu baru. 5. Strophic adalah suatu bentuk nyanyian yang diulang dengan form yang sama, tetapi dengan teks nyanyian yang selalu berubah. Melodi katoneng-katoneng formulanya disusun oleh bentuk-bentuk dan frase-frase yang diulang-ulang dengan formula melodi strofik, yaitu nyanyian yang bentuknya diulang-ulang dengan dengan menggunakan teks nyanyian yang selalu berubah. Teks ini juga berubah karena konteksnya.

5.8 Kontur

Menurut Malm 1977:8 kontur adalah garis suatu lintasan melodi dalam sebuah lagu, yang dapat dibedakan kedalam beberapa jenis, yaitu: 1. Ascending menaik, yaitu garis melodi yang bergerak naik dari nada yang rendah ke nada yang tinggi. 2. Descending menurun adalah garis melodi yang bergerah turun dari nada yang tinggi ke nada yang rendah. Universitas Sumatera Utara 3. Pendulous adalah garis melodi yang bergerak dengan membentuk lengkungan melengkung setengahlngkaran. 4. Terraced berjenjang adalah garis melodi yang membentuk gerakan berjenjang seperti anak tangga. 5. Statis level adalah melodi yang gerakan-gerakan intervalnya terbatas atau garis melodi yang bergerak datar atau statis. Dari kelima jenis kontur di atas, maka kontur pada lagu katoneng-katoneng ada dua yaitu statis dan pendulous. Contoh kontur statis pada lagu katoneng-katoneng adalah sebagai berikut. Contoh kontur pendulous pada lagu katoneng-katoneng adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB VI MAKNA TEKS LAGU

KATONENG-KATONENG

6.1 Seputar Studi Teks Nyanyian

Nyanyian atau lagu adalah salah satu bidang kajian di dalam disiplin etnomusikologi. Lagu biasanya berkait erat dengan bahasa yang melatarbelakanginya, misalnya lagu katoneng-katoneng yang berlatar belakang bahasa Karo, pastilah berkait erat dengan kebudayaan Karo. Di dalam katoneng- katoneng ini terkandung nillai-nilai adat, filsafat hidup, dan cara berpikir serta bertindak orang Karo. Studi teks nyanyian berhubungan juga dengan makna-makna kebudayaan. Makna-makna ini ada yang sifatnya langsung dan sebagai makna sebenarnya atau makna denotatif, atau juga makna-makna lain atau makna konotatif di samping makna denotative tadi. Dalam teks nyanyian terdapat kata-kata yang digayakan sesuai dengan nyanyiannya. Artinya adalah kata-kata yang terdapat dalam satu nyanyian biasanya dikomposisikan mengikuti alur melodinya. Misalnya untuk memanjangkan suku kata mengikuti beberapa melodi, yaitu dalam teknik melismatik, maka digunakanlah beberap nada untuk satu suku kata tersebut. Sebalinya jika satu suku kata diwakili oleh satu nada saja, maka teknik seperti ini disebut dengan silabik. Teks nyanyian, biasanya agak berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakat pendukung bahasa tersebut sehari-harinya, walau tetap memiliki hubungan kultural. Teks nyanyian ini kadangkala berkaitan dengan mantra yang Universitas Sumatera Utara