2.5.4 Seni tari
Tari dalam bahasa Karo disebut landek. Kemampuan landek sangat diharapkan oleh setiap orang Karo. Karena dalam lingkaran hidup orang Karo
dimulai sejak ianya sudah menjadi anak perana-singuda-nguda pemuda- pemudisampai ianya nanti jadi tua-tua orang tua, landek merupakan sebuah
keharusan yang dilakukan dalam aktivitas adat dan budaya.Tari pada masyarakat Karo dalam penggunaannya dapat dibedakan atas tiga bagian, yaitu
sebagai berikut.
2.5.4.1 Tari berkaitan dengan adat
Tari yang berkaitan dengan adat adalah tari yang merupakan bagian dari suatu upacara adat. Upacara yang dimaksudkan adalah pesta memasuki rumah
baru, pesta perkawinan, upacara kematian dan lain sebagainya. Tarian adat bersifat komunal, dalam arti ianya melibatkan berbagai pihak. Pihak-pihak yang
terlibat dalam tarian adat adalah kelompok sangkep nggeluh anak beru, senina, kalimbubu, teman meriah kawan baik, perangkat desa kepala desa dan
stafnya, dan kelompok sukut pemilik hajatan, tuan rumah. Kelompok-kelompok tersebut di atas secara bergiliran menari bersama-
sama dengan kelompok sukut. Contohnya: kelompok kalimbubudengan sukut; kelompok perangkat desa dengan sukut, dan seterusnya. Masing-masing
kelompok menari dalam posisi petala-tala berhadap-hadapan. Bagi kelompok sukut tarian itu merupakan tari pengalo-ngalo penyambutan
atau penghormatan atas kehadiran tamu-tamu adat. Sedangkan bagi kelompok tamu adat, tarian ini merupakan aktifitas pembuka sebelum mereka
Universitas Sumatera Utara
menyampaikan kata-kata adat berisikan ucapan selamat, pesan dan nasihat kepada kelompok sukut. Pola gerakan tari tamu adat pada umumnya sama
dengan pola gerakan tari sukut. Tarian pengalo-ngalo mempunyai pola yang sederhana dan tetap. Pola
itu terus diulang-ulang sepanjang acara sampai kelompok tersebut selesai menyampaikan kata-kata adat. Ketika seseorang hendak menyampaikan kata-
kata adat, ianya tidak menari tetapi hanya berdiri sambil berbicara. Pola gerakan tarian laki-laki pada umumnya adalah merupakan pola
ragam dasar tari Karo. Pola tari laki-lakitersebut terdiri dari: 1.
Kedua tangan di muka sejajar bahu dengan telapak tangan mengarah ke langit.
2. Kedua tangan di muka sejajar bahu, telapak tangan mengarah ke muka
kepada lawan menari; dan kemudian setiap penggantian pola selalu dilakukan.
3. Petik yaitu posisi tangan mengepal di muka dada.
4. Tangan kiri di atas bahu dengan posisi telapak tangan mengarah langit,
sedangkan tangan kanan sejajar pinggul. Sedangkan pola gerakan tarian perempuan pada acara adat adalah sebagai
berikut. 1.
Kedua tangan di muka sejajar bahu dengan posisi telapak tangan mengarahkepada lawan menari.
2. Kedua tangan sejajar dengan pinggul sedangkan telapak tangan
mengarah ke lantai bawah.
Universitas Sumatera Utara
3. Setiap pergantian pola dilakukan petik yaitu tangan menyilang di muka
perutpusat. 4.
Kedua tangan sejajar pinggul dengan telapak tangan mengarah ke langit. Gerakan tari laki-laki maupun perempuan selalu disesuaikan dengan
buku gendang tempo musik. Kelompok laki-laki pada umumnya dapat melakukan gerakan tangan sejauh jangkauan kedua belah tangannya. Sedangkan
kelompok perempuan melakukan gerakan tangan hanya selebar tubuhnya.
2.545.2 Tari berkaitan dengan ritual keagamaan
Upacara yang berkaitan dengan ritual yang dilakonkan oleh guru sibaso dukun, adalah berdasarkan tuntunan ilmu atau roh penuntunnya. Karena ketika
seorang guru sibaso dukun memimpin upacara, ianya memanggil jinhujungnya junjungannya untuk “masuk” ke dalam dirinya, sehingga
menjadi trance kemasukan. Dengan demikian, pada upacara ritual terjadi proses transformasi perubahan terhadap sosok seorang guru sibaso.
Perubahan itu memunculkan dua wujud pribadi yang berbeda dalam dirinya; wujud pertama adalah pribadi dirinya sendiri, sedangkan wujud kedua
adalah pribadi junjungannya. Ciri-ciri fisik yang dapat terlihat dari proses trance kemasukan adalah muka seorang guru sibaso akan menjadi pucat atau
kemerahan ketika “orang lain” masuk ke dalam dirinya. Seorang guru sibaso pada umumnya adalah seorang perempuan yang
sudah tua kira-kira berumur 55- 65 tahun. Saat ini tidak ada seorang pun laki- laki menjadi guru sibaso. Peran laki-laki pada upacara ritual Karo adalah
Universitas Sumatera Utara
sebagai guru permangmang; yaitu seorang guru yang melakukan pengobatan dengan cara ermangmang menyanyikan mantera-mantera.
Pada penampilan pertama, pola gerakan tari guru sibaso adalah pola landek sada tan tari dengan satu tangan; yaitu:
1. Tangan kanan pada posisi di bawah pinggul, tangan kiri bertumpu pada
pinggul, sedangkan posisi tubuh diagonal ke arah kanan. 2.
Tangan kanan sejajar perutpusat, tangan kiri bertumpu pada pinggul, sedangkan posisi tubuh diagonal ke arah kiri.
3. Tangan kanan sejajar pinggul, tangan kiri bertumpu pada pinggul,
sedangkan posisi tubuh diagonal ke arah kanan. 4.
Tangan kanan sejajar dada, posisi tangan kiri tetap, sedangkan posisi tubuh diagonal ke arah kiri.
5. Tangan kanan sejajar bahu, tangan kiri tetap, sedangkan posisi tubuh
diagonal menghadap kanan. 6.
Tangan kanan sejajar matakuping, tangan kiri tetap, sedangkan posisi tubuh diagonal menghadap ke arah kiri.
7. Tangan kanan diatas kepala, posisi tangan kiri tetap, posisi tubuh
diagonalmenghadap ke arah kanan. 8.
Pucuk; jari tangan kanan membentuk sayap burung merak bertumpu pada kening, posisi tangan kiri tetap, posisi tubuh diagonal menghadap
ke arah kiri. 9.
Tangan kanan pada posisi di atas bahu dengan telapak tangan mengarah ke atas, tangan kiri tetap, posisi tubuh diagonal menghadap ke arah
kanan.
Universitas Sumatera Utara
Posisi kedua belah tangan dipertahankan untuk beberapa waktu, sedangkan posisi tubuh bergerak kearah kiri dan kanan dalam hitungan genap hitungan
dua, empat, atau delapan ketukan.
2.5.4.3 Tari berkaitan dengan hiburan