Struktur Narasi Menulis Karangan Narasi

20 narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali saja, misalnya pengalaman seseorang yang baru saja pulang dari luar negeri. Jenis tulisan yang tergolong dalam karangan narasi ekspositoris bersifat khusus adalah autobiografi dan biografi, anekdot dan insiden, sketsa dan profil. Narasi sugestif berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian. Seluruh rangkaian peristiwa berlangsung dalam satu kesatuan waktu. Tujuannya yaitu untuk memberi makna atas kejadian yang disampaikan untuk menimbulkan daya khayal atau mampu menyampaikan makna kepada pembaca melalui daya khayal. Contoh tulisan sugestif adalah novel dan cepen. Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa jenis narasi ada dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris dibagi menjadi dua yaitu narasi ekspositoris narasi bersifat generalisasi dan bersifat khusus. Adapun jenis narasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah narasi ekspositoris karena sesuai dengan topik yang akan dipakai pada saat pengajaran yaitu menulis karangan narasi melalui media gambar seri.

2.2.1.5 Struktur Narasi

Menurut Keraf 1983:147, struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuk, yaitu. Alur plot, perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang. Alur merupakan kerangka dasar yang paling penting dalam kisah. Alur mengatur bagaimana tokoh-tokoh harus 21 digambarkan dan berperan dalam tindakan-tindakan itu, dan bagaimana situasi dan perasaan karakter tokoh yang terlibat dalam tindakan itu yang terkait dalam satu kesatuan waktu. Oleh karena itu, baik tidaknya pengarapan sebuah plot dapat dinilai dari beberapa hal berikut: apakah tiap insiden sudah cukup terbayang dan dimatangkan dalam insiden sebelumnya, atau apakah insiden terjadi secara kebetulan. Keraf 1983:147 membatasi alur atau plot sebagai sebuah interrelasi fungsional antara unsur-unsur narasi yang timbul dari tindak-tanduk, karakter, suasana hati pikiran, dan sudut pandang, serta ditandai oleh klimaks dalam rangkaian tindak-tanduk itu, yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan narasi. Tinda-tanduk perbuatan sebagai satu kesatuan unsur dalam alur. Dalam narasi, tiap tindakan harus diungkapkan secara rinci dalam komponen- komponennya, sehingga pembaca merasakan seolah-olah mereka sendiri yang menyaksikan itu. Setiap perbuatan atau rangkaian tindakan itu harus dijalin satu sama lain dalam suatu hubungan yang logis. Hubungan yang logis antara tindak-tanduk dalam sebuah narasi akan lahir sebuah kualitas sebagai hukum sebab akibat. Perbuatan atau tindak-tanduk dalam sebuah narasi harus dapat dilihat sebagai suatu arus gerak yang berkesinambungan sepanjang waktu. Dengan demikian, rangkaian tindakan tersebut dapat dilihat sebagai rangkain adegan-adegan ataupun sebagai suatu kesatuan. Karakter-karakter adalah tokoh-tokoh dalam sebuah narasi dan karakterisasi adalah cara seorang penulis menggambarkan tokohnya. narasi 22 yang baik akan memperhatikan masalah interrelasi antar tokoh-tokohnya dan tindak-tanduk mereka. Wujud fisiknya, motivasinya dan tanggapannya untuk mengungkapkan sebuah tindakan sehingga memuaskan kita harus menampilkan seorang tokoh. proses menampilkan dan mengambarkan tokoh- tokoh melalui karakter-karakternya itu disebut penokohan Keraf 1983 : 164. Tindak-tanduk dalam sebuah narasi biasanya berlangsung dengan mengambil sebuah tempat tertentu yang dipergunakan sebagai pentas. Tempat atau pentas itu disebut latar atau seting Keraf 1983:148. Latar dapat menjadi unsur yang penting dalam kaitanya dengan tindak-tanduk yang terjadi, atau hanya berperan sebagai unsur tambahan. Peran sudut pandang sangat penting sebagai teknik untuk menggarap sebuah narasi. Sudut pandang dalam narasi mempersoalkan bagaimana pertalian antara seorang yang mengisahkan narasi itu dengan tindak- tanduk yang berlangsung dengan kisah itu. Tujuan sudut pandang adalah sebagai suatu pedoman atau tindak- tanduk karakter dalam sebuah pengisahan. Orang yang membawakan pengisahan itu dapat bertindak sebagai pengamat saja, atau sebagai peserta terhadap seluruh tindak-tanduk yang dikisahkan. Berdasarkan uraian tentang struktur narasi, dapat disimpulkan bahwa struktur narasi terdiri dari komponen-komponen pembentuknya, yaitu alur, Iatarsetting, penokohan, konflik dan urutan peristiwa.

2.2.1.6 Langkah-langkah Menulis Narasi

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25