Jenis-Jenis Keaktifan Belajar Kajian Teori 1. Hasil Belajar

17 6 Kegiatan-kegiatan metrik Kegiatan metrik meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat percobaan dan membuat model. 7 Kegiatan-kegiatan mental Kegiatan mental meliputi berpikir, mengingat, memecahkan masalah, melakukan analisis permasalahan, serta membuat keputusan. 8 Kegiatan-kegiatan emosional Kegiatan emosional meliputi menaruh minat, merasa senang, bersemangat, merasa bosan, dll. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain. Jenis keaktifan menurut Derich di atas menunjukkan bahwa aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas di sini tidak hanya terbatas ada aktivitas jasmani saja yang hanya bisa dilihat secara langsung melainkan juga aktivitas rohani. Keadaan dimana siswa melakukan aktivitas belajar inilah yang disebut keaktifan belajar. Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 2004: 61, siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran bila terdapat ciri-ciri sebagai berikut: 1 Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2 Terlibat dalam pemecahan masalah. 3 Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami pesoalan yang dihadapinya. 4 Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. 18 5 Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru. 6 Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya. 7 Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis. 8 Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Selama proses pembelajaran siswa akan menemukan permasalahan berupa materi yang belum dipahami. Rasa keingintahuan tersebut mendorong siswa untuk aktif bertanya kepada guru maupun teman. Biasanya dalam pelajaran praktik siswa akan mencoba untuk mempraktekkannya. Siswa yang aktif akan mengemukakan hasil pemikiran dan pendapatnya mengenai informasi tertentu. Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai keaktifan, maka keaktifan siswa dapat dilihat dan dinilai dalam penelitian ini hanya terbatas pada tujuh indikator yang disusun oleh peneliti yaitu: 1 memperhatikan penjelasan guru; 2 mengajukan pertanyaan; 3 menjawab pertanyaan; 4 berdiskusi dalam kelompok; 5 menyelesaikan masalah; 6 memperhatikan presentasi teman; 7 mencatat rangkuman materi pelajaran.

c. Faktor yang Menumbuhkan Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar merupakan salah satu faktor penting untuk menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Keaktifan belajar siswa tidak dapat muncul dengan sendirinya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terciptanya keaktifan belajar siswa. Gagne dan Briggs Martinis Yamin, 2007: 84 menyebutkan 9 aspek yang dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, yaitu: 19 1 Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2 Menjelaskan tujuan instruksional kemampuan dasar kepada siswa. 3 Meningkatkan kompetensi prasyarat kepada siswa. 4 Memberikan stimulus masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari. 5 Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6 Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7 Memberikan umpan balik feedback. 8 Melakukan latihan-latihan terhadap siswa berupa tes sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur. 9 Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pembelajaran. Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman 2009: 26-27 cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Cara meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah mengenali dan membantu anak-anak yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan belajar. Mc Keachie Warsono, 2012: 8 menyebutkan enam dimensi implementasi pembelajaran siswa aktif, antara lain: