Karakteristik PBL Kajian Teori 1. Hasil Belajar

28 5 Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama. 6 Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM. 7 Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif. 8 Pengembangan keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan. 9 Keterbukaan dalam proses PBM meliputi sintesis dan intergrasi dan sebuah proses belajar. 10 PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar. Menurut Graaf Kolmos 2003, karakteristik proses PBL antara lain: 1 Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran. 2 Biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengembang. 3 Masalah biasanya menuntut perspektif majemuk. Solusinya menuntut siswa menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnya telah diajarkan atau lintas ilmu ke bidang lainnya. 4 Masalah membuat siswa tertantang untuk mendapatkan ranah pembelajaran baru. 5 Sangat mengutamakan pembelajaran mandiri self directed learning. 6 Memanfaatkan sumber belajar yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja. 7 Pembelajarannya aktif, komunikatif, dan kooperatif. Siswa bekerja kelompok, berinteraksi, saling mengajarkan peer teaching, dan melakukan presentasi. Ciri-ciri PBL menurut Baron Rusmono, 2012: 74, adalah 1 menggunakan permasalahan dunia nyata; 2 pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian 29 masalah; 3 tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa; dan 4 guru berperan sebagai fasilitator. Kemudian masalah yang digunakan menurutnya harus: relevan dengan tujuan pembelajaran, mutakhir, dan menarik; berdasarkan infromasi yang luas; terbentuk secara konsisten dengan masalah lain; dan termasuk dalam dimensi kemanusiaan. PBL mempunyai banyak variasi, menurut Eveline Hartini, 2011:220 terdapat lima bentuk belajar berbasis masalah, antara lain: 1 Permasalahan sebagai pemandu. Masalah menjadi acuan konkret yang harus menjadi perhatian pemelajar. Bacaan diberikan sejalan dengan masalah. Masalah menjadi kerangka berpikir pemelajar dalam mengerjakan tugas. 2 Permasalahan sebagai kesatuan dan alat evaluasi. Masalah disajikan setelah tugas-tugas dan penjelasan diberikan. Tujuannya memberikan kesempatan bagi pemelajar untuk menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah. 3 Permasalahan sebagai contoh. Masalah dijadikan contoh dan bagian dari bahan belajar. Masalah digunakan untuk menggambarkan teori, konsep atau prinsip dan dibahas antara pemeajar dan guru. 4 Permasalahan sebagai fasilitasi proses belajar. Masalah dijadikan alat untuk melatih pemelajar bernalar dan berpikir kritis. 5 Permasalahan sebagai stimulus belajar. Masalah merangsang pemelajar untuk mengembangkan ketrampilan mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan masalah dan ketrampilan metakognitif. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik PBL adalah menekankan pada upaya penyelesaian permasalahan. Masalah dalam 30 pembelajaran merupakan permasalahan yang ada di dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dituntut aktif untuk mencari informasi dari segala sumber berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Sehingga masalah tersebut dapat mereka pecahkan melalui pengetahuan yang mereka dapatkan. Dengan demikian siswa akan terdorong untuk berperan aktif dalam belajar.

c. Tujuan PBL

Setiap model pembelajaran memiliki tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang diungkapkan Rusman 2011: 233 bahwa tujuan model PBL adalah sebagai berikut: 1 Penguasaan isi pengetahuan yang bersifat multidisipliner. 2 Penguasaan ketrampilan proses dan disiplin heuristic. 3 Belajar ketrampilan pemecahan masalah. 4 Belajar ketrampilan kolaboratif. 5 Belajar ketrampilan kehidupan yang luas. Ibrahim dan Nur Rusman, 2011: 242 mengemukakan tujuan model PBL secara lebih rinci yaitu: 1 Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah. 2 Belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata. 3 Menjadi para siswa yang otonom atau mandiri. PBL dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan ketrampilan berpikir, ketrampilan menyelesaikan masalah dan ketrampilan intelektualnya; mempelajari peram-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan; dan menjadi pelajar 31 yang mandiri dan otonom. Berikut ini adalah diskusi singkat tentang ketiga tujuan tersebut: 1 Ketrampilan berpikir dan ketrampilan mengatasi masalah. Ketrampilan berpikir tingkat tinggi tidak dapat diajarkan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan ide-ide dan ketrampilan-ketrampilan konkret. 2 Meniru peran orang dewasa. PBL juga bermaksud membantu siswa untuk perform di berbagai situasi kehidupan nyata dan mempelajari peran-perang orang dewasa yang penting. 3 Independent learning. PBL berusaha membantu siswa untuk menjadi pembelajar yang independen dan self-regulated. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan PBL adalah untuk membantu siswa agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah dengan menggunakan penerapan pengetahuan secara multidisipliner. Siswa akan mampu belajar secara efektif dan kolaboratif. Sehingga siswa akan menjadi pembelajar yang mandiri.

d. Langkah-Langkah PBL

PBL memiliki prosedur yang jelas dalam melibatkan siswa untuk mengidentifikasi permasalahan. Pembelajaran menggunkaan model PBL memiliki tahapan atau langkah-langkah yang harus diterapkan dalam pembelajaran. Di bawah ini merupakan langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan model PBL yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran PBL Fase Indikator Tingkah Laku Guru 1 Mengorientasi siswa kepada masalah Guru mengonfirmasikan tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan- kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan