50 guru terbatas, materi yang mereka dapatkan hanya dari apa yang dijelaskan oleh
guru di depan kelas dan mereka tidak ada inisiatif untuk mencari sumber informasi lain sebagai usaha dalam memahami materi yang ada.
Permasalahan lain yang muncul yaitu, pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru belum tepat. Guru lebih sering medominasinasi dalam
pembelajaran teacher centered. Hal ini yang menyebabkan siswa belum menunjukkan rasa keingintahuannya terhadap materi pelajaran yang dijelaskan
dan mereka menganggap proses pembelajarannya kurang menarik. Salah satu jenis model pembelajaran yaitu model pembelajaran Problem
Based Learning PBL. PBL merupakan suatu model pembelajaran yang memerlukan kemampuan berpikir dalam pemecahan masalah. Masalah tersebut
digunakan sebagai bahan untuk belajar dan memahami konsep tertentu. Melalui masalah-masalah ini para siswa dapat menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya dan berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukannya. PBL digunakan untuk melibatkan siswa dalam mengkaji materi serta untuk
mengetahui pemahaman mereka akan sebuah konsep. Dengan diterapkannya model PBL dalam pembelajaran KKPI, proses belajar mengajar di kelas akan
lebih hidup, hasil belajar dan keaktifan siswa dapat meningkat. Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa masalah-masalah yang
dialami siswa dan guru dalam upaya peningatan keaktifan pada proses pembelajaran yang akan berdampak pada hasil belajar dapat diselesaikan
dengan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran PBL memiliki berbagai manfaat dalam proses pembelajaran. Model PBL diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas XI TKJ di SMK N 1 Sine. Kerangka pikir penelitian ini secara singkat digambarkan pada Gambar 2.
51 Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas maka pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Adakah peningkatan hasil belajar dan keaktifan bagi siswa dalam penerapan
model PBL pada mata pelajaran KKPI? 2. Bagaimana bentuk penerapan model PBL dalam mata pelajaran KKPI?
3. Bagaimana peran guru dalam menerapkan model PBL dalam mata pelajaran KKPI?
4. Bagaimana cara mengatasi hambatan dari kelemahan model PBL dalam proses pembelajaran KKPI?
KONDISI AWAL
1. Pemilihan model pembelajaran yang
kurang tepat 2. Keterbatasan
materi yang diberikan oleh guru
3. Intensitas bertanya siswa rendah
4. Siswa kurang berpartisipasi dalam
mengikuti pelajaran 5. Kemampuan siswa
dalam menjawab pertanyaan masih
kurang. 1. Keaktifan siswa
rendah 2. Hasil Belajar
siswa rendah
Model Pembelajaran Problem Based
Learning PBL Hasil Belajar
dan Keaktifan Siswa
meningkat.
52
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian “Peningkatan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Pada Mata
Pelajaran Keterampilan Komputer Dan Pengelolaan Informasi KKPI Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning PBL Kelas XI TKJ Di SMK
Negeri 1 Sine” ini merupakan penelitian tindakan kelas PTK. Penerapan PTK dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi
di dalam kelas. PTK dilakukan kepada sejumlah siswa dalam satu kelas. Rencana kegiatan ini meliputi beberapa siklus, masing-masing siklus terdiri
empat tahapan seperti perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran akan berlanjut ke siklus berikutnya apabila indikator yang
keberhasilan belum tercapai. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Bersifat parsipatif
karena peneliti terlibat langsung dalam semua tahapan penelitian yang meliputi penentuan topik, perumusan masalah, perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan
laporan penelitian. Bersifat kolaboratif karena penelitian ini melibatkan guru selaku kolaborator dalam penelitian tindakan serta teman sejawat yaitu teman
mahasiswa ketika melakukan pengamatan agar kegiatan observasi lebih mudah, dan lebih objektif. Peran peneliti adalah sebagai perancang pembelajaran dan
pengamat proses pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai kolaborator yang melaksanakan pembelajaran. Kemudian peneliti dan guru mata pelajaran
sama-sama melakukan evaluasi untuk menentukan kegiatan perbaikan yang akan dilaksanakan.