Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Menentukan Kebutuhan Pelanggan

Gambar 2.2 Konsep Kepuasan Pelanggan. Tjiptono, 1994 Menurut Tjiptono 1994 Kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya : 1. Hubungan antara perusahaan dengan para pelanggannya menjadi harmonis 2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang 3. Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan 4. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut mouth of mouth yang menguntungkan bagi perusahaan 5. Reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan 6. Laba yang diperoleh dapat meningkat

2.2.1 Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan

Ada beberapa metode yang bias dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelangganya dan pelanggan pesaing. Kotler, et al 2004 mengidentefikasi empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan: Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan keinginan konsumen Produk Nilai produk bagi konsumen Harapan konsumen terhadap produk Tingkat kepuasan konsumen Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. system keluhan dan saran, ghost shopping, lost customer analysis, dan survey kepuasan pelanggan Tjiptono dan Chandra, 2004. 1. Sistem Keluhan dan Saran Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan customer-oriented perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah yang bagi para pelangganya guna menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka. 2. Ghost Shopping Mystery Shopping Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang Ghost Shoppers untuk berperan atau berpura-pura sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing. 3. Lost customer Analysis Sedapat mungkin perusahaan seyogyanya menhubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya mengambil kebijakan perbaikan penyempurnaan selanjutnya. 4. Survei Kepuasan pelanggan Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan dengan mengunakan metode survey McNeal Lamb, dikutib dalam Peterson Wilson, 1992, baik survey melalui pos, telepon, e-mail, websites, walaupun wawancara langsung Tjiptono dan Chandra, 2004.

2.2.2 Menentukan Kebutuhan Pelanggan

2 teknik didalam menentukan kebutuhan pelanggan customer requirements, adalah Supranto, 1997 hal 42 : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Teknik pertama, proses pengembangan dimensi mutu, melibatkan orang pelanggan yang benar-benar berhubungan dekat dengan orang atau jasa yang digunakan dibeli oleh pelanggan. Orang ini harus mampu berpengetahuan didalam memahami kebutuhan pelanggan dan fungsi serta tujuan dari barang jasa. Misalnya lemari es untuk menyimpan daging dan sayur agar tetap segar. Orang-orang ini bertanggung jawab menentukan dimensi mutu dan contoh spesifik setiap dimensi. 2. Teknik kedua, disebut juga teknik insiden kritis caranya dengan memperoleh informasi dari pelanggan tentang insiden atau kejadian sebenarnya actual incidents yang mereka anggap jelek dan baik dari produk jasa. Aspek baik : mobil irit bahan bakar, aspek buruk : mobil sering mogok Aspek baik : penentuan kredit bank disetujui cepat, aspek buruk : pelayanan teller lamban. Insiden-insiden ini mendefinisikan butir-butir kepuasan pelanggan yang pada gilirannya butir kepuasan dijadikan kebutuhan pelanggan dimensi mutu. Beberapa contoh mendemonstrasikan keefektifan pendekatan insiden kritis didalam membentuk kebutuhan pelanggan baik untuk organisasi penghasil barang manufacturing atau jasa non manufacturing dan kelompok pendukung pelanggan internal. Tabel 2.1 Prosedur Untuk Membentuk Kebutuhan Pelanggan  Pengembangan Dimensi Mutu Langkah Butir-butir yang penting 1.Butir daftar dimensi mutu - baca jurnal professional dan perdagangan untuk memperoleh daftar dimensi mutu - buat daftar dari pengalaman pribadi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.Tulis definisi setiap dimensi - definisi bisa bersifat umum 3.Kembangkan contoh spesifik untuk setiap.dimensi mutu - contoh harus mencakup adjectiva spesifik mencerminkan barang atau jasa - contoh harus mencakup perilaku spesifik dari pembeli produk - contoh harus menggunakan pernyataan deklaratif  Pendekatan Insiden Kritis Langkah Butir-butir yang penting 1.Hasilkan insiden kritis - mewawancarai pelanggan - insiden kritis harus mencontoh yang spesifik dari mutu barang jasa - insiden kritis hanya mencerminkan satu contoh - kategori didasarkan pada kemiripan didalam isi insiden 2.Kategori insiden kritis kedalam kelompok klaster - kategori didasarkan pada kemiripan didalam isi insiden 3.Tulis butir kepuasan untuk setiap klaster insiden kritis - setiap butir kepuasan harus berupa suatu pernyataan deklaratif - setiap butir kepuasan harus spesifik 4.Kategorikan butir-butir kepuasan kedalam klaster atau kelompok setiap klaster mewakili suatu kebutuhan pelanggan - kategorisasi harus didasarkan pada kemiripan butir-butir kepuasan dan kebutuhan pelanggan harus mencerminkan isi butir-butir kepuasan 5.Tentukan mutu proses kategorisasi - 2 penilai harus melakukan langkah- langkah kategorisasi 6.Tentukan ke komprehensifan kebutuhan - hitung persetujuan antar nilai dan singkirkan 10 insiden kritis sebelum membentuk kebutuhan pelanggan Sumber : Supranto 1997 hal 40

2.2.3 Cara Pembentukan Kepuasan Pelanggan

Dokumen yang terkait

Analisis Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fahp) Dalam Menentukan Posisi Jabatan

12 131 82

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Implementasi Metode K- Means Clustering Dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Penilaian Kedisiplinan Siswa (Studi Kasus : SMP Negeri 21 Medan)

20 99 166

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

ANALISIS KUALITAS LAYANAN JASA PENDIDIKAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) SIDOARJO SKRIPSI

0 2 17