Analisa Diskriminan Data Harapan

Dari tabel diatas terlihat bahwa responden terbanyak ada di cluster 1 dan sisa responden ada di cluster 2 dengan tidak ada variabel yang hilang missing. Dengan demikian semua kasus responden sejumlah 90 orang secara lengkap terpeta pada kedua cluster. Pada cluster 1 terdapat 55 pelanggan dan pada cluster 2 terdapat 35 pelanggan. Output inisial cluster merupakan tampilan pertama proses clustering data sebelum dilakukan iterasi, oleh karena itu nanti akan dihasilkan proses clustering setelah dilakukan iterasi yang justru akan menjadi hasil akhir cluster. Proses iterasi adalah suatu proses dimana cluster yang sebelumnya yang tertera pada inisial cluster akan coba diubah-ubah sehingga menjadi lebih tepat dalam mengelompokkan 90 responden tersebut. Untuk output lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran C.

4.7.2 Analisa Diskriminan Data Harapan

Analisis diskriminan dilakukan setelah analisis cluster . Dalam melakukan analisa diskriminan hal yang perlu kita dapatkan dari analisa ini adalah kita bisa mengetahui variabel-variabel mana yang membedakan suatu cluster jika dibandingkan dengan cluster yang lain dan kita dapat mengetahui seberapa besar prosentase kebenaran dari pengelompokkan yang dihasilkan dari analisis cluster. Jumlah pelanggan pada setiap Cluster. Prosentase kebenaran pengelompokkan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.3 Hasil Perhitungan dengan Metode Cluster dan Diskriminan berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.4 Hasil Perhitungan dengan Metode Cluster dan Diskriminan Jumlah Cluster 2 Jumlah Cluster 3 Cluster 1 : 84 93.33 Cluster 1 : 87 96.67 Cluster 2 : 3 3.33 Cluster 2 : 3 3.33 Cluster 3 : 3 3.33 Prosentase kebenaran : 100 Prosentase kebenaran : 100 Cross Validasi 100 Cross Validasi 98.9 Dari hasil di atas maka dapat diketahui untuk jumlah cluster 2 pada quick cluster 1 diketahui tingkat prosentase kebenaran sebesar 100 dan cross validasi sebesar 100 pada cluster 2 sebesar 100 dan cross validasi sebesar 98.9. Nilai ketepatan yang tertinggi dari model adalah 100 dengan cross validasi 100 di cluster 1 oleh karena nilai ketepatan tinggi maka model diskriminan dapat digunakan untuk analisis diskriminan dengan kata lain valid untuk digunakan. Pada tabel classification results yang dapat dilihat pada lampiran 9 terdapat keterangan angka ketepatan klasifikasi dengan metode leave one-out cross validation atau nilai validasi yaitu 100 nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai validasi termasuk nilai cross validation tentu semakin bagus karena semakin tepat fungsi diskriminan membedakan grup yang terbentuk. Dengan nilai 100 maka fungsi diskriminan ini sudah layak untuk membedakan grup yang terbentuk. Cluster yang akan digunakan dalam analisis crosstab adalah 2 cluster, karena memiliki nilai prosentase kebenaran sebesar 100 sehingga peneliti tidak melakukan pemilihan 3 cluster Faktor pembeda dapat dilihat pada tabel 4.4 Hasil Analisis Diskriminan untuk Faktor Pembeda berikut ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.5 Hasil Analisis Diskriminan untuk Faktor Pembeda Tabel ini menyajikan variabel mana saja yang dapat dimasukkan dalam persamaan diskriminan yang signifikan karena mempunyai angka Sig. dibawah 0,05 oleh karena itu ada 3 variabel yang digunakan untuk membentuk fungsi diskriminan. Berdasarkan nilai F hitung dan nilai signifikan yang menjadi pembeda antara cluster 1 dan cluster 2 yakni keamanan parkir di MAN Sidoarjo X4.4 dan Keramahan dan kesopanan karyawan dalam menjawab pertanyaan dari siswa-siswi X4.3 , dengan kata lain sikap pelanggan cluster 1 maupun 2 dipengaruhi oleh variabel tersebut mungkin saja pada cluster 1 pelanggan memiliki harapan yang lebih tinggi daripada cluster 2 terhadap kriteria keamanan parker di MAN Sidoarjo dan pengertian yang lain sama. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.7.3 Analisa Crosstab dengan Data Identifikasi Pelanggan

Dokumen yang terkait

Analisis Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fahp) Dalam Menentukan Posisi Jabatan

12 131 82

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Implementasi Metode K- Means Clustering Dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Penilaian Kedisiplinan Siswa (Studi Kasus : SMP Negeri 21 Medan)

20 99 166

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

ANALISIS KUALITAS LAYANAN JASA PENDIDIKAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) SIDOARJO SKRIPSI

0 2 17