Analisis Fungsioanal dan Indeksikal Babak 1: Pembuangan

101 Kanjeng Badai tetap memenangkan Pemilu, yang berarti kelompok Bogem masih tetap ada.

3.2 Analisis Fungsioanal dan Indeksikal

Madame X dapat dibagi menjadi empat babak: pembuangan, inisiasi, gangguan, dan penyelamatan. Secara umum narasi film ini hampir sama dengan Batman Begins yang menceritakan asal-usul terbentuknya seorang pahlawan. Narasi ini juga masih sejalan dengan monomyth Joseph Campbell. Skema fungsional Madame X: Babak 1: Pembuangan 1. Adam pergi ke kelab 2. Kanjeng Badai menangkap para waria 3. Adam dibuang Babak 2: Inisiasi 1. Adam memutuskan untuk tinggal di Tanjung Awan 2. Adam berlatih 3. Adam bertemu arwah Aline 4. Adan menemukan ruang rahasia Babak 3: Gangguan 1. Adam berhadapan dengan ormas Bogem 2. Para penari ditipu 3. Adam berhadapan dengan Tarjo 4. Adam menginterogasi Tarjo Babak 4: Penyelamatan 1. Adam kembali ke kota 2. Adam berhadapan dengan tiga istri Kanjeng Badai 3. Adam berhadapan dengan Kanjeng Badai 102

a. Babak 1: Pembuangan

Film Madame X ini beralur maju mundur, dengan banyak adegan masa lalu dan kilas balik di samping alur utamanya. Semua adegan sebelum adanya fungsi pokok pada pertengahan film digolongkan sebagai fungsi katalis dan indeks. Informasi lebih dominan daripada tindakan action, sehingga narasi film ini hampirsama seperti Batman Begins. Fungsi pokok pertama dalam babak ini adalah “Adam pergi ke kelab”. Fungsi ini berakibat dengan perkembangan alur berikutnya yaitu “Kanjeng Badai menangkap para waria”. Kemudian fungsi itu juga menentukan perkembangan selanjutnya, yaitu “Adam dibuang”. Rangkaian fungsi pokok tersebut membentuk babak yang disebut sebagai “Pembuangan” ini. Sampai di sini rangkaian fungsi yang ada masih berperan sama seperti pada film Batman Begins, yaitu ketika sang pahlawan pergi atau berpindah ke tempat yang asing untuk menjalani inisiasi. Patut dicatat ialah babak ini baru merupakan pengantar agar cerita bergerak menuju alur utama Adam menjadi superhero. Adam adalah seorang waria, yang tampak dari dandanannya; memakai pakaian dan wig perempuan, dan caranya berbicara yang menggunakan bahasa yang biasa digunakan kaum waria. Sopir mobil bak yang membawanya pun memanggilnya dengan sebutan “bencong”. Adam hidup dengan pas-pasan ditunjukkan dengan pekerjaan sebelumnya sebagai pegawai salon kecil di sebuah daerah pemukiman biasa. Salah satu kegemarannya adalah menonton acara infotainment di televisi bersama penghuni salon yang lain. Dari adegan menonton televisi ini bisa diketahui bahwa kaum waria adalah kaum yang terpinggirkan dan kurang diakui di negara tersebut. Berita di televisi menunjukkan suatu ormas bernama Bogem yang menggunakan cara kekerasan untuk 103 membersihkan keadaan moral yang menurut mereka benar. Pihak yang berwajib digambarkan tidak pernah berusaha menghentikan mereka. Korbannya antara lain adalah kaum homoseksual dan waria yang dianggap berbeda dan melenceng oleh mereka. Gambar 16.Tayangan berita tentang ormas Bogem Madame X Menanggapi ini, Adam berpendapat bahwa dia dan Aline, teman sesama waria yang bekerja di salon itu, beruntung karena memiliki majikan pemilik salon itu yang memperlakukan mereka dengan baik. Dapat dibaca di sini bahwa waria di film merupakan kaum yang terpinggir dan hanya hidup seadanya walaupun anehnya mereka pergi ke kelab juga. 104 Gambar 17. Adam merasa beruntung memiliki orang-orang yang mau menerimanya Madame X Kanjeng Badai adalah pemimpin Partai Bangsa Bermoral dan Bogem yang mencalonkan diri sebagai presiden. Dia langsung menjadi lawan Adam pada babak ini. Ia selalu memakai kacamata hitam yang di sini menandakan ada yang ingin dia tutupi, yaitu keakrabannya dengan Adam yang sudah mulai terlihat tendensi warianya dari kecil. Itu tampak dari sebuah flashback di akhir babak ini. Ketika para waria ditangkap oleh ormas Bogem di sebuah kelab, ada perkataan Kanjeng Badai yang menganggap waria sebagai sampah: “Sampah bisa didaur ulang, dan satu-satunya cara agar berguna adalah pertobatan.” Ormas Bogem ingin “membersihkan” masyarakat sesuai paham mereka, dan waria merupakan penyimpangan minoritas yang ingin mereka hilangkan. 105 Gambar 18. Kanjeng Badai mengintimidasi para waria Madame X

b. Babak 2: Inisiasi