50
Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi menjadi salah satu jalan untuk membatasi film- film yang mengusung tema LGBT. Film-film yang mengembalikan maskulinitas dan
kekerasan juga menjadi penanda kemunculan kelompok-kelompok radikal yang ingin mengembalikan ‘identitas bangsa’ yang terancam.
6. Superhero dalam Film
Perlu waktu bagi para produsen film untuk mempertimbangkan bahwa cerita- cerita superhero layak untuk difilmkan. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa film jenis
ini disukai oleh banyak penonton, film-film superhero mulai membanjir terutama pada dekade 2000-an walaupun sempat menurun pada periode sebelumnya. Alasan utama
jumlah film superhero bertambah bukan hanya karena teknologi digital semakin maju sehingga memudahkan dan memperbagus tampilan special effects yang memang banyak
digunakan dalam genre ini, namun lebih karena keuntungan yang didapat. Seperti yang dikatakan Liam Burke dalam bukunya Superhero Movies, alasan
yang lebih mungkin tentang adanya boomingfilm superhero bukan karena
perkembangan teknologi yang memungkinkan pembuatan film jenis ini, namun lebih karena pendapatan box-office yang menguntungkan. Hal itu tertuang pada kutipan
berikut: A more likely motive for this superhero-movie boom is not the digital ones
and zeros that make Superman fly, but rather the number of zeros on the box-office receipts after he’s come back down to Earth Burke, 2008: 11.
Alasan kedua yang diutarakan Burke adalah adanya penyakit kurang imajinasi di Hollywood. Ada pertanyaan di benak orang-orang di industri film yang dibayangkan
oleh Burke: mengapa satu ide bagus hanya digunakan dalam satu film apabila bisa digunakan untuk banyak film? Meskipun penonton film bukanlah orang-
orang begitu
51
saja menerima seperti yang diinginkan Hollywood, nyatanya mereka masih terus menginginkan tokoh-tokoh super itu beraksi sampai sekarang. Burke berpendapat
bahwa setelah kejadian 911 dan War on Terror, orang-orang seakan senantiasa diingatkan tentang ketidakberdayaan mereka. Burke menambahkan, “If cinema
represents for many the great escape, then, with horrors on our doorstep, the idea of taking that\ journey with heroes who can turn back time and always save the world
seems like a tempting prospect” Burke, 2008: 13. Film superhero pertama yang diangkat ke layar lebar dan mendapat tanggapan
yang baik oleh penonton adalah Superman yang rilis pada tahun 1978, empat puluh tahun setelah kemunculannya pertamanya di komik pada tahun 1938. Memang
sebelumnya pernah ada serial Superman pada tahun 1948 yang dibintangi oleh Kirk Alyn dan George Reeves, dan film bioskop Batman yang merupakan perpanjangan
serial TV-nya pada tahun 1966 yang dibintangi Adam West. Akan tetapi film Superman ini adalah film superhero besar pertama yang mendapat pendapatan besar dan menuai
pujian dari kritikus. Uniknya, walaupun Superman dianggap sebagai film pertama yang bisa mewakili superhero, ada film Indonesia yang dirilis tahun 1974 berjudul Rama
Superman Indonesia. Film ini berdiri sendiri dan tidak diangkat dari komik manapun. Selain menggunakan nama Superman, film ini bahkan mendahului film Superman yang
diproduksi Hollywood. FilmSuperman sendiri menjadi penanda bahwa film superhero bisa mendapatkan
banyak keuntungan. Ada tiga sekuel film Superman yang dibintangi Christopher Reeve ini,
yaitu Superman II 1980, Superman III 1983, dan Superman IV: The Quest for Peace 1987, namun film ketiga dan keempat tidak terlalu ditanggapi dengan baik oleh
kritikus maupun para penonton, sehingga penghasilannya pun buruk.
52
Film sukses selanjutnya adalah Batman yang disutradarai Tim Burton tahun 1989. Memang ada beberapa film superhero selain sekuel-sekuel Superman yang ada di
periode 1980-an seperti Supergirl 1984 dan The Toxic Avenger 1984, namun film- film tersebut tidak terlalu bisa menarik penonton. Film Batman dan sekuelnya inilah
yang mengikuti kesuksesan Superman. Film ini dilanjutkan dengan Batman Returns 1992, Batman Forever 1995, dan Batman Robin 1997. Film Batman Forever
dan Batman Robin walaupun mendapat penghasilan bagus, sering disalahkan sebagai penyebab anjloknya kepopuleran superhero di 1990-an. Beberapa judul lain yang cukup
terkenal di periode 1990-an adalah Teenage Mutant Ninja Turtles 1990, Teenage Mutant Ninja Turtles II: The Secret of the Ooze 1991, The Rocketeer 1991, Teenage
Mutants Ninja Turtles III 1993, The Crow 1994, The Mask 1994, Judge Dredd 1995, Mighty Morphin Power Rangers: The Movie 1995, Spawn 1997, dan Blade
1998. Periode 2000-an sampai sekarang 2013 bisa dibilang sebagai masa keemasan
film-film superhero. Setiap tahun selalu ada film superhero yang dipadati penonton, tidak seperti periode-periode sebelumnya yang walau jumlah film jenis ini sebenarnya
sudah cukup banyak, tetapi hanya sebagian kecil yang diminati. Rekor-rekor pendapatan box-office silih berganti dipecahkan pada periode ini di antaranya oleh film-film
superhero. Berdasarkan situs www.boxofficemojo.com ada 56 film superhero yang diproduksi Hollywood mulai dari tahun 2000 hingga bulan Juli 2013, dan sebagian
besar film itu sukses secara finansial. Jumlahnya pun masih akan terus bertambah dengan judul-judul yang siap rilis, dalam tahap produksi, maupun yang sudah dipastikan
akan rilis pada tahun-tahun ke depan. Misalnya saja film The Amazing Spider-Man 2 yang dijadwalkan akan rilis tahun ini sudah mendapat jadwal rilis sekuelnya pada tahun
53
2016 dan 2018. Bandingkan jumlah film superhero dari periode setelah 2000 dengan rentang waktu tahun 1978 sampai 2000 yang jumlah film superhero-nya ada 38, dan
hanya sebagian kecil saja yang sukses di pasaran. Selain film-film superhero yang diproduksi Hollywood, ada juga film-film yang
berasal dari Asia, seperti Jepang, India, Malaysia, dan Indonesia. Di Asia yang mendominasi produksi film semacam ini adalah Jepang. Kebanyakan dari film
superhero yang diproduksi untuk bioskop adalah versi lepas dari serialnya. Misalnya film Kamen Rider Ryuki: Episode Final yang merupakan cerita alternatif dari serialnya.
Aktor-aktor yang membintanginya pun sama. Malaysia pernah membuat film komedi superhero berjudul Cicak Man tahun 2006 yang menghasilkan 901,226 di negara
tersebut
10
. India memproduksi film superhero berjudul Ra.One pada tahun 2011 dengan penghasilan domestik 2,511,689
11
. Indonesia hampir tidak pernah membuat film superhero setelah Gundala Putera Petir 1981, kecuali apabila film-film pendekar silat
juga diperhitungkan sebagai superhero. Maka film Madame X yang akan dibahas di sini dirilis pada tahun 2010 menjadi sesuatu yang langka.
7. Tiga Film yang Diteliti dalam Tesis Ini 7.1 Batman Begins 2005