Periodisasi Komik Amerika Superhero Amerika

41

2.3 Periodisasi Komik Amerika

Kepopuleran DC dan Marvel dengan cerita-cerita superhero-nya tidak berlangsung lama. Setelah Perang Dunia II berakhir, komik-komik itu mulai ditinggalkan pembacanya. Tentang keadaan ini, Paul Heru Wibowo menulis dalam bukunya: Depresi eksistensial yang menjerat kehidupan masyarakat pascaperang seolah- olah tidak lagi membutuhkan kehadiran ketiga tokoh tersebut. Sebaliknya, kondisi tersebut justru menjadi alasan berkembangnya budaya populer di Amerika. Industri film Hollywood semakin gencar menyuguhkan hiburan kepada masyarakat yang sedang berada dalam sikap pesimis terhadap kehidupan Wibowo, 2012: 104. Berkembangnya budaya popular di Amerika saat itu ternyata tidak sejalan dengan perkembangan industri komiknya. DC Comics dan Marvel Comics justru menghadapi kesulitan. Banyak orang terutama politikus dan para orang tua memandang komik sebagai sesuatu yang negatif. Secara umum, periodisasi perkembangan komik di Amerika bisa dibagi menjadi empat, yaitu Golden Age, Silver Age, Bronze Age, dan Modern Age. Tidak jelas siapa yang pertama kali menggunakan istilah-istilah tersebut untuk periodisasi, namun akhirnya istilah-istilah itu digunakan secara umum sampai sekarang. Golden Age adalah masa saat tokoh-tokoh superhero awal seperti Superman, Batman, Wonder Woman, dan Captain America muncul dan populer. Masa ini berlangsung dari tahun 1938 sampai sekitar tahun 1950. Era ini berakhir ketika popularitas komik superhero meredup setelah Perang Dunia II. Minat pembaca komik berganti menjadi cerita peperangan, western, science-fiction, romance, kriminal, dan horor. Komik-komik superhero pun banyak yang dihentikan penerbitannya. Berakhirnya era ini dimulai saat komik dituduh sebagai penyebab kenakalan remaja juvenile delinquents oleh Fredric Wertham dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1954, 42 Seduction of the Innocent. Wertham sendiri sudah memerangi komik dari tahun 1948. Pada tahun itu pula terjadi pembakaran komik di New York. Lalu pada “Desember 1949, razia komik telah mengalami titik kulminasi di berbagai tempat, pembakaran komik semakin meluas, dan gerakan anti komik itu semakin diminati oleh masyarakat” Wibowo, 2012: 94. Memang genre yang banyak dikritik adalah horor dan kriminal, namun komik superhero pun tak lepas dari hujatan. US Senate Investigation akhirnya memperingatkan penerbit-penerbit komik agar mematuhi Comics Code Authority CCA yang dikeluarkan oleh Comics Magazine Association of America. Beberapa isinya dapat dilihat sebagai berikut: 1. Kejahatan sama sekali tidak boleh disajikan sedemikian rupa sehingga menimbulkan simpati terhadap penjahat, tidak percaya terhadap badan pelaksana hokum dan pengadilan atau hal-hal yang mendorong untuk meniru kejahatannya. 2. Dalam komik, detail dan metode khusus suatu kejahatan tidak boleh disajikan secara terinci satu demi satu. 3. Bila kejahatan disajikan, maka harus digambarkan sebagai perbuatan yang rendah dan memualkan. 4. Kejahatan tidak boleh digambarkan sedemikian hingga kelihatan sebagai tindak kepahlawanan atau diberi posisi yang dapat menjadi alasan untuk ditiru. 5. Yang baik harus selalu menang terhadap yang jahat dan penjahat harus menerima hukumannya yang setimpal Wibowo, 2012: 96-97. Silver Age berlangsung dari sekitar tahun 1956 sampai awal 1970-an. Karena adanya peraturan CCA itu, komik-komik superhero mulai dimunculkan kembali, dimulai dari The Flash yang muncul tahun 1956, untuk mengganti cerita-cerita kriminal dan horor yang banyak diprotes. Cerita-ceritanya menjadi agak berubah dan lebih menyentuh persoalan dunia nyata untuk lebih mendekatkan superhero ke dalam kehidupan sehari-hari pembacanya. “Pendekatan baru ini mau menekankan bahwa superhero bukanlah figur yang serba sempurna. Mereka sesungguhnya hanyalah 43 manusia biasa yang memiliki sejumlah karakteristik yang beragam… Para superhero itu bisa tertawa, mengeluh, marah, dan juga bertindak ceroboh” Wibowo, 2012: 106. Tidak ada batasan yang pasti tentang periodisasi komik tersebut, namun Bronze Age bisa disebut mulai tahun 1973 ketika musuh Spider-Man, Green Goblin, membunuh Gwen Stacy, kekasih Spider-Man. Karakteristik era ini ditandai dengan adanya tema- tema yang lebih kelam dalam cerita dan komentar atau kritik terhadap masyarakat, misalnya penggunaan obat-obatan terlarang. Era yang terakhir disebut sebagai Modern Age, yaitu era yang mencakup pertengahan 1980-an sampai sekarang. Yang mengawali era ini misalnya komik Watchmen oleh Alan Moore dan Dave Gibbons, dan The Dark Knight Returns oleh Frank Miller. Pada era inilah tokoh-tokoh yang ada tidak lagi dipisahkan sebagai tokoh baik dan jahat secara hitam putih, namun lebih ambigu. Ada tokoh-tokoh yang disebut sebagai anti-hero, yaitu pahlawan yang tidak melulu digambarkan bersifat baik, namun kadang hampir tidak bisa dibedakan dengan musuhnya sendiri, contohnya tokoh John Constantine dari komik Hellblazer dan Wolverine dari X-Men. Musuh atau supervillain juga digambarkan dengan lebih kompleks, dengan motivasi yang lebih kuat dan tidak sedangkal periode sebelum-sebelumnya. Misalnya tokoh Magneto, tokoh antagonis dalam cerita X-Men, yang berjuang untuk orang-orang yang tertindas dengan caranya sendiri.

3. Superhero Jepang