Kelompok Dominan vs Inferior

132 Perannya sebagai musuh Gotham justru menjadikannya pahlawan yang sebenarnya. Batman berhasil mendapatkan objek keamanan Gotham di akhir film dengan berpura-pura melakukan pembunuhan yang dilakukan Harvey Dent. Dengan demikian masyarakat tetap percaya kepada orang yang bisa menjadi pahlawan tanpa memakai topeng dan bekerja dengan bersih seperti Dent. Pada bagian ini juga Batman menjadi the Dark Knight, pelindung yang berada di batas antara hukum dan kriminalitas, dan pahlawan yang berada di belakang layar. Ini ditegaskan dengan dialog Gordon yang mengiringi kepergian Batman saat dikejar para polisi di akhir film: ..... dan dialog Alfred saat Bruce ragu-ragu apakah dia masih ingin menjadi Batman: “They’ll hate you for it, but that’s the point of batman. He can be the outcast. He can make the choice that no one else can make. The right choice.”

1.4 Kelompok Dominan vs Inferior

Ada beberapa oposisi dalam Batman Begins, The Dark Knight, dan Madame X. Oposisi-oposisi tersebut mempertemukan kelompok atau ideologi yang lebih dominan dengan yang inferior. Pembahasan oposisi-oposisi tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan posisi film dalam medan ideologis. Dalam Batman Begins, kekuatan dan kekuasaan Batman berasal dari kekayaan dirinya. Batman yang merupakan anggota keluarga konglomerat aristokratik Wayne di Gotham merasa terpanggil ketika ayahnya terbunuh. Bruce Wayne menjadi semacam tuan tanah yang mewarisi tugas dari ayahnya untuk menjaga Gotham. Dia juga memiliki sarana yang diperlukan untuk melakukan itu. Wayne Industries dalam film menjadi perusahaan yang hanya ingin mencari keuntungan sepeninggal Thomas Wayne dan saat 133 Bruce Wayne menghilang. Ketika Bruce kembali ke Gotham, dia ingin mengubah keadaan itu. Kriminalitas dalam film itu, termasuk pembunuhan orangtua Bruce,terjadi karena eksploitasi kemiskinan oleh para koruptor dalam penegak hukum dan mafia. Masyarakat kelas atas memanfaatkan kelasbawah. Batman adalah representasi kelas atas yang digambarkan jujur dan berusaha menjaga kotanya. Dia memanfaatkan kekayaannya untuk menerobos batas yang terlalu sulit untuk didobrak dengan cara biasa, yaitu dia harus main hakim sendiri dengan batasan tertentu. Di sini bisa disimpulkan bahwa dalam oposisi kekayaan dan kemiskinan, yang bisa mengubah keadaan adalah yang kaya. Orang miskin menjadi korban dan pion dari masyarakat kelas atas yang korup. Bahkan ada shot film yang mengkontraskan pemandangan kota Gotham yang memperlihatkan kompleks gedung pencakar langit dengan daerah misikin yang kumuh. Gambar 28. Wayne Tower yang megah dibandingkan dengan bagian Gotham yang kumuh Batman Begins 134 Batman memang berusaha memahami perbedaan kaya dan miskin tersebut dengan mencemplungkan diri ke dunia hitam, namun pada akhirnya dia tetap menjadi Batman dengan memanfaatkan kekayaan keluarga Wayne. Ketika di akhir Batman Begins Bruce memecat petinggi Wayne Enterprise yang korup, dia berusaha memperbaiki eksploitasi kapitalisme. Sayangnya sisi ini tidak dielaborasi lebih lanjut. Berkebalikan dengan Batman, Madame X berasal dari kalangan minoritas kelas bawah. Perjuangannya lebih dimotivasi oleh tekanan yang dirasakan kaum yang terpinggirkan karena tindakan kelompok dominan. Adam digambarkan sulit mendapatkan pekerjaan karena statusnya sebagai waria. Kondisinya diperparah dengan kelompok ekstrem yang disebut Bogem yang ingin melenyapkan orang-orang seperti Adam. Bogem dua kali melakukan penyerangan, yaitu saat di kelab dan saat pertunjukan tari di desa. Mereka menang dalam dua kali penyerangan tersebut. Kekalahan kelompok itu adalah ketika Adam menyerang balik untuk menyelamatkan para penari yang disekap. Akan tetapi kemenangan Adam tersebut tidak menyebabkan Bogem dan Partai Bangsa Bermoral berhenti. Maka film Madame X memperlihatkan kelas bawah atau minoritas menjadi korban kelompok dominan. Perjuangan yang dilakukan oleh minoritas belum mampu untuk mengalahkan dominasi. Film itu juga menunjukkan adanya harapan untuk perubahan keadaan oleh perjuangan kelas, tetapi perlu jenis perjuangan yang lebih dari sekedar tindakan balik terhadap penindasan seperti yang dilakukan Madame X ketika menyelamatkan penari yang diculik. Perjuangan yang semacam itu tidak mampu mengubah keadaan secara utuh. Madame X lebih memiliki dimensi emansipasi dan perjuangan kelas dari Batman Begins dan The Dark Knight. Film tersebut berusaha mengangkat isu minoritas 135 melawan kelompok dominan dalam bentuk satire. Ini sebenarnya adalah langkah yang lebih progresif daripada dua film Batman, namun sayangnya eksekusi film yang kurang baik yang tampak dari analisis narasi di bab tiga kurang mampu membangun ketegangan menjadikan film ini setengah-setengah dalam membangun isu serius tersebut.

1.5 Gender