Hakikat Media Landasan Teoretis

Menurut Hamalik memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu, yakni: atujuan mengajar, bbahan pelajaran, cmetode mengajar, dtersedianya alat yang dibutuhkan, e jalan pelajaran, f penilaian hasil belajar, gpribadi guru, hminat dan kemampuan siswa, dan isituasi pengajaran yang sedang berlangsung. 5 Jadi, guru haruslah pandai dan cermat dalam memilih sesuatu yang akan ia jadikan media pada proses pembelajaran agar materi ajar bisa tersampaikan dengan baik dan memberikan pemahaman yang melekat kepada siswa. d. Jenis-jenis Media Media yang dipakai guru untuk menyampaikan suatu materi ajar tidak terpaku hanya pada satu media tetapi dapat menggunakan beberapa media sehingga dapat tercipta suatu variasi dalam pembelajaran. Secara garis besar, media dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu: 1 audio, 2 visual, 3 audio-visual, dan 4 multimedia. 1 Media audio Audio merupakan gelombang-gelombang suara yang sering kita sebut dengan bunyi. Media audio sudah tentu berkaitan dengan indera pendengaran. Menurut Munadi, media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. 6 Menurut Sadiman dkk. Dengan media audio pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal ke dalam katabahasa lisan maupun non verbal 7 . Jadi dapat disimpulkan bahwa media audio adalah media yang menyampaikan pesan melalui bunyi. Bunyi yang disampaikan kemudian diolah oleh otak untuk menjadi sebuah informasi. 5 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994, h. 6. 6 Munadi, op.cit., h. 55. 7 Sadiman dkk, op.cit., h.49. Beberapa contoh media audio yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran yaitu: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sebagainya. Bunyi yang ditangkap oleh indera pendengaran yang akan diolah menjadi sebuah pemikiran-pemikiran dan ingatan-ingatan tentu dengan bantuan otak. Menurut Yudhi Munadi, mendengarkan adalah suatu proses yang rumit yang melibatkan empat unsur; 1 Mendengar, 2 Memperhatikan, 3 Memahami, dan 4 Mengingat. 8 Unsur pertama yaitu mendengar. Mendengar merupakan proses masuknya getaran-getaran bunyi ke dalam telinga yang kemudian getaran itu disampaikan ke otak. Proses inilah yang menjadi awal terciptanya bunyi yang akan diproses menjadi sebuah informasi. Unsur kedua yaitu memperhatikan. Memperhatikan dapat berarti memfokuskan pendengaran kita pada suatu titik peristiwa atau informasi. Dari proses inilah kita dapat menyaring informasi bunyi apa yang akan kita fokuskan yang kemudian akan diolah oleh pikiran-pikiran kita melalui bantuan otak. Unsur ketiga adalah memahami. Menurut Yudhi Munadi memahami biasanya diartikan sebagai proses pemberian makna pada kata yang kita dengar, yang sesuai dengan makna yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan. 9 Jadi pada unsur ketiga ini si pendengar memaknai apa yang ia dengar sesuai dengan pengalamannya. Unsur keempat adalah mengingat. Setelah mendapatkan informasi dari apa yang ia dengar maka proses selanjutnya yaitu mengingat. Mengingat merupakan penyimpanan informasi di dalam memori otak yang apabila kemudian hari dibutuhkan dapat diutarakan kembali oleh si pengingat. 8 Munadi, op.cit., h.59 9 Ibid., h. 61 Melalui media audio siswa dapat memperoleh suatu informasi melalui bunyi-bunyi yang ditangkap oleh indera pendengaran yang dapat dikaji dan diingat menjadi sebuah ilmu pengetahuan atau suatu kajian untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang peserta didik miliki. 2 Media Visual Visual jika dilihat dari arti harfiahnya yaitu dapat dilihat dengan indera penglihatan yaitu mata dan memperkuat ingatan. Media visual dapat memperlancar pemahaman misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi dan memperkuat ingatan 10 . Jadi, media visual adalah media yang menggunakan indera penglihatan sebagai fokusnya. Berkaitan dengan penglihatan maka yang terbayang adalah gambar, lukisan, poster, foto, grafik, dan lain- lain. 3 Media Audiovisual Media audiovisual jika dilihat secara sederhana merupakan penggabungan antara unsur audio bunyi dan visual bentuk. Maka indera yang dimanfaatkan adalah indera pendengaran dan indera penglihatan. Menurut Yudhi Munadi, media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses. 11 Jadi, dalam suatu proses pembelajaran yang menggunakan media audio visual peserta didik memaksimalkan indera pendengaran dan penglihatannya untuk menjalani proses pembelajaran tersebut. Media audio visual menurut Yudhi Munadi dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio visual murni, seperti film gerak movie bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang 10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,2011, h. 91 11 Munadi, op.cit., h.56 kita kenal dengan slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara. 12 Media audio visual murni ataupun tidak murni keduanya memadukan unsur bunyi audio dan gambaran visual. Keduanya dapat membantu proses pembelajaran tergantung kebutuhan dari sang guru dalam menyampaikan materinya. Media audio visual secara sederhana berarti menggabungkan antara unsur audio bunyi dan unsur visual penglihatan. Jadi, media audio visual adalah media yang menggabungkan indera pendengaran dan penglihatan dalam proses menjalankannya. 4 Multimedia Menurut Yudhi Munadi, multimedia pembelajaran adalah media yang mampu melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung. 13 Contoh dari multimedia ini adalah komputer. Komputer dikategorikan sebagai multimedia karena dalam pengoperasiannya menggunakan berbagai indera dan organ yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, dan salah satu organ gerak yaitu tangan. Penggunaan komputer dewasa ini sudah menjadi kebutuhan hidup manusia karena komputer dapat membantu meringankan beban kerja manusia dengan berbagai macam fungsinya, maka dalam pembelajaran pun penggunaan komputer sudah tidak asing lagi. Diharapkan dengan adanya komputer ke dalam sekolah, siswa akan dapat mengikuti perkembangan zaman dan terbantu dengan komputer sebagai media pembelajaran. e. Manfaat Media Pembelajaran Media pembelajaran sangat bermanfaat, baik bagi guru ataupun siswa. Pemakaian media diharapkan akan membangkitkan motivasi siswa untuk mengikuti materi yang diajarkan serta menambah tingkat pemahaman siswa terhadap materi tersebut. 12 Ibid., h.113 13 Ibid., h.148 Encyclopedia of Educational Research menjabarkan nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut 14 : 1 Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir dan oleh karena itu mengurangi “verbalisme” 2 Memperbesar perhatian para siswa 3 Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan oleh karena itu membuat pelajaran lebih menetap 4 Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa 5 Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkelanjutan. hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup. 6 Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa 7 Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar. Menurut Sadiman, secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut. 1 Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan berkala. 2 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3 Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna. 4 Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidkan ditentukan sama untuk setiap 14 Hamalik, op. cit., h. 15 siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. 15 f. Film Animasi Sebagai Media Pembelajaran Film merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Film bahkan sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Hal ini dapat dilihat dari mudahnya manusia untuk mengakses film baik dari bioskop, televisi, VCD Visual Compact Disk, maupun dari internet. Menurut Munadi, film merupakan media audio visual yang dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit. 16 Pengertian film menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah lakon cerita gambar hidup. Dari kedua pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa film adalah perangkat gambar hidup yang memiliki unsur audio dan visual serta memiliki lakon atau cerita. Animasi dalam arti harfiyahnya menurut Wasito dalam Syafitri yaitu kata animasi sebenarnya penyesuaian dari kata animation yang berasal dari kata dasar to animate dalam kamus umum Inggris – Indonesia berarti menghidupkan. 17 Menurut Soetopo animasi berarti gerakan image atau video, seperti gerakan orang yang sedang melakukan suatu kegiatan, dan lain- lain. 18 Animasi dalam multimedia menurut Suyanto merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar. 19 Menurut Munir, animasi adalah suatu tampilan yang menggabungkan antara media teks, grafik dan suara dalam suatu aktivitas pergerakan. 20 Penulis memahami animasi merupakan hasil penggabungan dari beberapa gambar yang membentuk suatu gerak sehingga menciptakan 15 Sadiman dkk, op.cit., h.17 16 Munadi, op. cit., h.113 17 Yunita Syahfitri, Teknik Film Animasi Dalam Dunia Komputer, Jurnal SAINTIKOM, 2011, h. 213 18 Ariesto Hadi Soetopo, Multimedia Interaktif dengan Flash, Yogyakarta:Graha Ilmu, 2013, h.12 19 M. Suyanto,Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Yogyakarta:ANDI Yogyakarta, 2003, h. 287 20 Munir, Multimedia Konsep Aplikasi Dalam Pendidikan, Bandung: Alfabeta, CV, 2012, h. 18 sebuah keutuhan gerak yang diproses oleh komputer. Misalkan untuk membuat animasi orang yang sedang berjalan maka dibutuhkan beberapa gambar orang yang sedang berjalan dengan pose yang berbeda sehingga jika digabungkan akan membentuk sebuah kesatuan gerak orang yang sedang berjalan. Menurut Suyanto, animasi dibagi menjadi 9 macam, yaitu animasi sel, animasi frame, animasi sprite, animasi lintasan, animasi spline, animasi vektor, animasi karakter, animasi computational, dan morphing. 21 1 Animasi Sel Cell Animation Animasi sel yaitu jenis animasi yang dirangkai dari potongan gambar animasi yang dituangkan ke dalam potongan asetat atau sel. Sel animasi biasanya merupakan lembaran- lembaran yang membentuk sebuah frame animasi tunggal. 22 Lembaran-lembaran ini kemudian disatukan sehingga membentuk suatu kesatuan gerak atau periwtiwa dalam sebuah animasi. 2 Animasi Frame Frame Animation Animasi frame merupakan animasi yang memakai media frame. Frame yang dimaksud adalah sebuah gambar animasi. Untuk membuat sebuah gambar hidup maka dibutuhkan beberapa frame yang memiliki perbedaan gerak secara berurutan dan kemudian frame-frame yang sudah ada akan digerakkan secara berurutan melalui proyektor film. 3 Animasi Sprite Sprite Animation Animasi sprite serupa dengan teknik animasi tradisional, yaitu objek yang diletakkan dan dianimasikan pada bagian puncak grafik dengan latar belakang diam. 23 21 Suyanto. loc. cit 22 Ibid 23 Ibid, h.288 4 Animasi Lintasan Path Animation Animasi lintasan adalah animasi dari objek yang bergerak sepanjang garis kurva yang anda tentukan sebagai lintasan. 24 Contoh dari animasi ini misalkan animasi kereta yang bergerak pada lintasannya. 5 Animasi Spline Spline adalah representasi matematis dari kurva. Bila objek bergerak biasanya tidak mengikuti garis lurus, misalnya membentuk kurva. 25 6 Animasi Vektor Vector Animation Animasi vektor serupa dengan animasi sprite. Animasi sprite menggunakan bitmap untuk sprite, animasi vektor menggunakan rumus matematika untuk menggambarkan sprite. 26 7 Computational Animation Dengan computational animation, untuk menggerakkan objek di layar kita cukup memvariasikan koordinat x dan y- nya. Koordinat x merupakan posisi horizontal objek, koordinat y merupakan posisi vertikal objek. 27 8 Morphing Morphing artinya mengubah satu bentuk menjadi bentuk lain dengan menampilkan serangkaian frame yang menciptakan gerakan halus begitu bentuk pertama mengubah dirinya menjadi bentuk lain. 28 Animasi dapat digolongkan ke dalam media audiovisual karena animasi dapat dirasakan oleh indera penglihatan dan pendengaran. Berdasarkan pengertian film dan animasi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggabungan antara keduanya yaitu film animasi merupakan perangkat audiovisual yang berasal dari gambar yang 24 Ibid 25 Ibid 26 Ibid 27 Ibid,. h. 290 28 Ibid diciptakan manusia dan diproses oleh komputer sehingga menghasilkan suatu kesatuan gerak yang membentuk lakon atau cerita. Penggunaan media film animasi ini dimaksudkan untuk menstimulus siswa agar merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran serta membantu siswa memahami materi mengenai karangan narasi. Film animasi yang dipilih memiliki keterkaitan dengan pengembangan karangan narasi yaitu mempunyai cerita, runtutan peristiwa kronologis, dan alur. Animasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah animasi karakter. Animasi karakter semacam yang anda lihat dalam film kartun. 29 Contoh yang sering muncul di layar televisi adalah kartun Doraemon, Ipin Upin, Sinchan, dan lain-lain. Penulis mengambil sebuah film animasi dari kumpulan episode “Cerita Anak Mandiri” yang berjudul “Menolong Teman”. Penulis memilih animasi ini karena sudah memenuhi syarat sebagai media yang baik untuk diberikan kepada siswa dalam pembelajaran karangan narasi, yaitu: 1 memiliki keterkaitan dengan materi yang akan diajarkan dalam hal ini adalah karangan narasi; 2 Memiliki alur cerita yang mudah dimengerti; dan 3 memiliki nilai moral yaitu menolong teman yang sedang mengalami kesulitan. Gambar 2.1 Potongan Film Animasi Anak Mandiri pada Peristiwa Menolong Temannya 29 Ibid,. h.290 Cerita anak mandiri merupakan edumovie atau film yang didedikasikan untuk dunia pendidikan. Setiap episode cerita anak mandiri dikemas dengan menarik dan lucu dalam balutan video animasi. Cerita anak mandiri selalu menanamkan nilai-nilai kependidikan pada setiap ceritanya. Cerita dengan judul “menolong teman” adalah salah satu episode yang ada pada kumpulan cerita anak mandiri yang sudah dikemas dalam bentuk CD pada volume “Aku Senang Sekolah”. Pada volume “Aku Senang Sekolah” terdapat beberapa episode dengan tema yang berbeda, yaitu: 1 guru teman baikku; 2 membuang sampah; 3 menolong teman; 4 lomba di sekolah; dan 5 bertengkar. Setiap episode memiliki pesan yang baik dan beragam sehingga dapat memberikan contoh yang baik untuk para murid dan dapat menstimulus mereka untuk melakukan hal-hal baik tersebut. Gambar 2.2 CD Cer ita Anak Mandiri “Aku Senang Sekolah” VCD edumovie ini dapat dipesan secara online dengan mengunjungi website agen resmi yaitu www.akalinteraktif.com dan langsung bisa menghubungi kontak yang tertera pada web tersebut.

2. Animasi Karakter Character Animation

Animasi karakter merupakan animasi yang sering kita lihat dalam film kartun. Contoh animasi karakter yang sering kita lihat yaitu: Doraemon, Sinchan, Ipin Upin, dan lan-lain. Jika dilihat dari arti kebahasaannya, kata character mempunyai arti sifat, watak, dan peran. Maka dapat diartikan bahwa animasi karakter adalah animasi yang memiliki pemeran dengan watak dan sifat yang berbeda pada setiap pemeran tersebut sehingga menghasilkan sebuah lingkungan cerita. Contoh dapat kita ambil dari kartun Doraemon yaitu karakter Doraemon yang memiliki sifat penolong dan memiliki peran sebagai robot dari masa depan yang mempunyai berbagai macam alat yang berguna. Karakter Nobita yang memiliki sifat pemalas dan perannya sebagai anak sekolah yang selalu tertindas. Nobita selalu meminta pertolongan kepada doraemon jika mengalami suatu masalah dan doraemon menolongnya dengan mengeluarkan alat yang bisa membantu menyelesaikan masalah nobita. Hal tersebut yang penulis maksud dengan lingkungan cerita. Berikut contoh gambar animasi karakter: Gambar 2.3 Contoh Animasi Karakter Animasi jenis ini memungkinkan banyak gerakan di waktu yang sama. Tidak hanya mulut, mata, muka dan tangan yang bergerak tetapi semua gerakan pada waktu yang sama. 30 Artinya, animasi jenis ini bisa menggabungkan berbagai gerakan di waktu yang sama, misalkan pada gerakan berlari, tangan, kaki, bibir, mata, dan raut muka dapat bergerak secara bersamaan layaknya manusia yang sedang berlari.

3. Keterampilan

Sebagai makhluk yang memiliki akal, manusia sejatinya akan memakai akalnya untuk menuju keadaan yang lebih baik. Keadaan yang dimaksud dapat berupa keadaan taraf kehidupan, keadaan keilmuan, dan keadaan ketuhanan. Manusia selalu haus akan hal-hal baru yang dapat meningkatkan derajat hidupnya. Contoh nyata dalam upaya peningkatan derajat hidup yaitu peningkatan keterampilan dalam hal apapun. Keterampilan merupakan kemampuan dalam hal apapun yang dapat digali dan dipelajari sehingga dapat menjadi sebuah keahlian bagi orang yang mempelajarinya. Setiap manusia telah dibekali keterampilan dasar oleh tuhan misalnya bergerak, bernapas dan lain-lain. Banyak keterampilan yang bisa digali oleh setiap individu manusia, tinggal seberapa besar niat individu tersebut untuk menggali setiap keterampilan yang ada. Banyak keterampilan yang bisa didapat oleh pelaku akademis baik itu akademik ataupun non akademik. Seberapa besar keterampilan yang didapat tergantung seberapa besar keingiinan si pelaku akademis untuk memiliki keterampilan. Bahasa menjadi salah satu keterampilan yang wajib dimiliki oleh setiap manusia dari kalangan apapun, tidak terlepas dari kalangan akademis. Urgensi bahasa adalah bahwa bahasa menjadi penyalur setiap lini-lini kehidupan baik itu keilmuan, keagamaan, ataupun kemasyarakatan. Seorang akademisi yang baik selayaknya memiliki 30 Ibid., h.290 kemampuan berbahasa yang baik pula, karena hal ini akan menunjang ia dalam menjalani kehidupan berakademis dan bermasyarakat untuk ke depannya. Keterampilan berbahasa memiliki beberapa bagian, yang ternyata ada sejak manusia itu memiliki kemampuan untuk berpikir. Bagiannya yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan alamiah manusia yang didapat dari pengamatannya sejak ia dilahirkan. Keterampilan-keterampilan berbahasa tersebut memiliki disiplin ilmunya masing-masing dan dapat digali untuk kepentingan akademis ataupun kepentingan non akademis. Keterampilan menulis menjadi keterampilan puncak dalam kehidupan berbahasa karena keterampilan ini berada pada tingkat kebergunaan bagi orang lain. Melalui tulisan, orang dapat mengenal si penulis dan dapat mengambil pelajaran atau ilmu yang berguna yang dihasilkan oleh pemikiran penulis ataupun penelitian yang ia lakukan.

4. Menulis

a. Pengertian Menulis Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai siswa. Menurut M. Yunus, menulis pada dasarnya merupakan suatu bentuk komunikasi berbahasa verbal yang menggunakan simbol-simbol tulis sebagai mediumnya. 31 Menurut Akhadiah menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. 32 . Menurut Tarigan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. 33 Dari ketiga pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan penuangan ide, pemikiran, dan 31 M. Yunus, dkk, Menulis 1, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2009, h. 1.3 32 Sabarti Akhadiah, dkk, Menulis 1, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2007, h. 1.3 33 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa, 2008, h. 3 pengetahuan ke dalam bahasa tulis dengan tujuan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain dalam hal ini adalah pembaca. Berbeda dengan kemampuan menyimak dan berbicara, menulis tidak diperoleh dengan kemampuan menyimak dan berbicara, ia tidak diperoleh secara “alamiah”. Ia harus dipelajari dan dilatihkan secara sungguh-sungguh. 34 Menulis membutuhkan inspirasi dari pengalaman-pengalaman berbahasa penulis, misalkan: pengalaman membaca buku, menonton film, atau menyimak pembicaraan orang lain. Dengan pengalaman tersebut, akan muncul inspirasi yang kemudian akan diolah penulis ke dalam bahasa tulis dan kemudian dirangkai menjadi sebuah tulisan yang diinginkan. Pengalaman yang banyak akan berpengaruh pada tulisan yang dibuat. Setiap orang yang menulis tentu memiliki tujuannya masing-masing dari apa yang dituliskan. Menurut John Langan “the three most common purposes of writing are to inform, to persuade, and to entertain” Tiga tujuan menulis yang paling utama yaitu untuk memberi informasi, untuk mengajak, dan untuk menghibur. 35 Setiap tujuan memiliki kepentingan dan karakteristik masing-masing sesuai dengan genre dan teknik menulis dari tujuan-tujuan menulis tersebut. 1 Tahap-Tahap Menulis M. Yunus, dkk membagi tahap kepenulisan ke dalam 3 tahap, yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pasca penulisan. 36 .Berikut penjelasannya. a Tahap prapenulisan Tahap ini merupakan langkah awal dalam menulis sebelum seorang penulis mulai menuangkan bahasa 34 Budinuryanta, dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Jakarta: Universitas Terbuka,2007, h 12.2 35 John Langan, Exploring Writing Paragfaph and Essays, New York: McGraw-Hill, 2008, h.6 36 M. Yunus, dkk, op cit., h. 1.28

Dokumen yang terkait

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Analisis kesalahan kata penghubung dalam karangan narasi siswa kelas IX semester I MTs Darussalam Ciampea Tahun Pelajaran 2013/2014

0 4 102

Pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun pelajaran 2013/2014

1 10 132

Pengaruh penggunaan media audio visual Terhadap peningkatan keterampilan menulis puisi siswa kelas IX MTS Jabal Nur Cipondoh Tangerang Tahun pelajaran 2014/2015

3 14 115

Kemampuan menulis karangan deskripsi berdasarkan teks wawancara siswa kelas VII A MTS Al Jamhuriyah Kecamatan Cinere, Kota Depok

4 76 86

Peningkatan keterampilan menulis narasi dengan media teks wacana dialog: penelitian tindakan pada siswa kelas VII MTs Negeri 38 Jkaarta tahun pelajaran 2011-2012

4 39 107

Peningkatan keterampilan menulis narasi sugestif dengan media foto pada siswa kelas x Madrasah Aliyah Attaqwa 03 Tarumajaya Bekasi: penelitian tindakan kleas

0 8 234

Pengaruh penerapan metode menulis berantai terhadap keterampilan menulis karangan narasi di kelas IV SD Islam Annajah Petukangan Selatan Jakarta Selatan Tahun ajaran 2013/2014

0 14 165

Pengaruh model experiential learning terhadap keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SDN Cengkareng Timur 15 Pagi Jakarta Barat

10 96 238

Peningkatan keterampilan menulis paragraph deskripsi dengan media gambar pada siswa kelas V MI Al-Khoeriyah, Leuwisadeng, Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014

0 7 91