televisi oleh warga Kampung Cianten meningkat pesat sejak adanya listrik di kampung ini.
Sarana pendidikan yang terdapat di Kampung Pel Cianten terdiri atas: satu unit gedung SD Negeri dan satu unit gedung SMP negeri 2 Leuwiliang, Gedung
SD sudah ada sejak lama, sedangkan gedung SMP baru berdiri sejak sekitar sepuluh tahun yang lalu. SElain itu, terdapat pula satu mushola dan satu unit
tempat penitipan anak TPA yang disediakan oleh pihak Perusahaan perkebunan bagi karyawan yang memiliki bayi dan balita.
4.4.2 Aspek Sosial Masyarakat Kampung Pel Cianten
Saat ini Kampung Pel dihuni oleh sekitar 313 Kepala Keluarga KK dengan total sekitar 1300 jiwa. Secara garis besar, masyarakat yang menempati
Kampung Pel merupakan generasi ketiga dari keturunan pendiri Kampung. Masyarakat Kampung Pel yang ada saat ini merupkan keturunan dari para tenaga
kerja yang didatangkan untuk kegiatan pembukaan lahan perkebunan oleh Belanda.
Masyarakat Kampung Pel mayoritas bekerja sebagai buruh di perusahaan perkebunan teh PTP. Nusantara VIII. Sebagian kecil lainnya berprofesi sebagai
buruh bangunan, pedagang, ataupun petani. Adapun alasan yang dikemukakan oleh mereka yang memilih bekerja diluar perusahaan adalah upah yang dirasa
kurang memuaskan. Pendapatan sebagai buruh perkebunan berkisar antara Rp 300.000,- hingga Rp 500.000,-. Demi menunjang kehidupan mereka, masyarakat
Kampung Pel memanfaatkan sumberdaya agraria disekitar mereka dengan menjadi penggarap di lahan kehutanan dan atau di lahan yang dikuasai PTP.
Nusantara VIII. Tingkat pendidikan warga Kampung Pel Cianten masih rendah. Umumnya
tingkat pendidikan yang berhasil diselesaikan oleh warga Kampung Cianten hanyalah tingkat pendidikan dasar SD. Beberapa diantaranya berhasil
menamatkan SMP sejak dibangunnya SMP Negeri 2 Leuwiliang pada tahun 2000 silam. Adapun beberapa warga yang mampu secara ekonomi menyekolahkan
anaknya ke jenjang pendidikan SMA yang terletak di pusat kecamatan atau di ibukota Kabupaten.
BAB V SEJARAH POLITIK AGRARIA KAMPUNG PEL CIANTEN
Penelusuran sejarah politik agraria yang terjadi di Kampung Pel Cianten dilakukan untuk memahami proses pembentukan komunitas dan riwayat
kebijakan agraria yang diterapkan di lokasi penelitian. Kampung Pel Cianten sendiri merupakan salah satu kampung yang berada di tengah area HGU
PTP.Nusantara VIII di dataran tinggi Halimun yang sekarang menjadi kawasan Taman Nasional. Tujuan dari kajian terhadap sejarah politik agraria warga
kampung Pel Cianten adalah agar dapat memberikan pemahaman mengenai asal- usul akses masyarakat terhadap sumberdaya agraria terutama lahan dan gambaran
kondisi warga saat ini sebagai akibat dari pola yang dipengaruhi kebijakan agraria di masa lalu.
5.1 Politik Agraria Sektor Perkebunan