7. Kebutuhan hidup adalah motivasi warga dalam pemanfaatan sumberdaya agararia yang berhubungan dengan pemenuhuan kebutuhan dasar.
8. Teknologi adalah alat dan cara yang digunakan warga dalam kegiatan mengolah tanah untuk menghasilkan produk pertanian.
9. Modal adalah faktor produksi berupa uang ataupun barang yang digunakan dalam menghasilkan produk pertanian
10. Pasar adalah jalur penyebaran hasil produksi pertanian
11.
Tenaga Kerja adalah orang yang mampu melakukan pekerjaan mengolah tanah guna menghasilkan barang danatau jasa pertanian
12.
Pengetahuan adalah keahlian dan ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki warga mengenai pengolahan tanah yang didapat melalui pengalaman.
13.
Otoritas adalah kewenangan warga terhadap lahan yang dibuktikan dengan bentuk hak penguasaan yang diakui secara komunal
14.
Identitas Sosial adalah simbolisasi ciri khas warga yang membedakan posisinya dengan orang lain
15. Relasi Sosial adalah hubungan antar warga yang terlibat dalam penguasaan sumberadaya agararia.
16. Dominasi adalah bentuk hubungan antara Negara dan warga pada kedudukan yang tidak setimbang dalam kegiatan pemanfaatan sumberdaya agraria.
2.5 Definisi Operasional
1. Luas penguasaan lahan adalah besarnya lahan garapan pertanian yang
dikuasai warga dinyatakan dalam ukuran baku hasil perkalian lebar dan panjangnya, dan dinyatakan dengan satuan hektar ha. Dalam penelitian ini
diklasifikasikan menjadi: a Sempit : ≤0,5 ha.
b Sedang : 0,51 ha – 1 ha. c Luas
: ≥ 1 ha. 2. Pola penguasaan atas lahan adalah bentuk-bentuk penguasaan warga terhadap
lahan secara efektif, meliputi: sewa, gadai, ataupun bagi hasil. 3. Pola pemanfataan adalah bentuk-bentuk pengolahan sumberdaya agraria
tanah yang dilakukan warga, seperti: kegiatan bercocok tanam tanaman.
BAB III PENDEKATAN LAPANG
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kualitatif yang didukung
pendekatan kuantitatif. Melalui paduan kedua pendekatan itu diharapkan adanya pemahaman terhadap bentuk-bentuk penguasaan, serta
pengaruhnya terhadap pola-pola pemanfaatan sumberdaya agraria pada
masyarakat desa hutan. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk menelusuri lebih jauh mengenai
pola pemanfaatan sumberdaya agraria dalam kehidupan masyarakat desa hutan, mekanisme akses dan distribusi penguasaan sumberdaya agraria pada masyarakat
desa hutan. Pendekatan kualitatif pada penelitian ini menggunakan strategi studi kasus, yaitu: suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, menginterpretasi
suatu kasus case dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Peneliti berusaha menemukan realitas sosial mengenai kajian struktur
agraria dan pemanfaatan sumberdaya agraria pada konteks masyarakat desa hutan. Sedangkan, pendekatan kuantitatif menggunakan metode survei melalui instrumen
kuesioner untuk mengetahui karakteristik masyarakat desa hutan yang terkait dengan pemilikan, penguasaan, pengusahaan sumberdaya agraria.
Penelitian ini bersifat menjelajah exploratory, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengenal pengetahuan mengenai suatu gejala tertentu yang
masih baru, atau mendapatkan ide-ide baru mengenai gejala tersebut, dengan maksud untuk merumuskan masalahnya secara lebih terperinci atau untuk
mengembangkan hipotesa Wahyuni Muljono: 2009.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian