Kondisi Demografi Sarana dan Prasarana

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Desa Purasari 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Purasari berada di pungungg gunung Halimun. Terletak pada ketinggian 600 m diatas permukaan laut dengan topografi berbukit, curah hujan 1200 mm per tahun, dan suhu rata-rata harian 24 o C – 28 o C. Desa ini termasuk dalam wilayah kerja Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara administratif batas Desa Purasari adalah sebagai berikut: sebelah utara dibatasi oleh Desa Karyasari, sebelah timur dibatasi oleh Desa Cibitung Wetan, sebelah selatan dibatasi oleh Kabupaten Sukabumi, dan sbelah barat dibatasi oleh Desa Puraseda. Desa Purasari terbagi atas lima wilayah dusun, yaitu Dusun Babakan, Dusun Cikaret, Dusun Tanjungsari, Dusun Cisarua, dan Dusun Cianten. Kelima dusun tersebut kemudian terbagi kedalam duabelas rukun warga RW dan 50 wilayah rukun tetangga RT. Letak setiap dusunnya berjauhan satu sama lain dengan posisi berjajar di sepanjang jalan penghubung yang menanjak dan menurun mengikuti kontur pegunungan. Dari kelima dusunnya, Dusun Cianten merupakan dusun yang paling jauh dengan akses yang paling sulit. Dusun ini berjarak kurang lebih 25 kilometer dari pusat pemerintahan Desa Purasari. Total luas area Desa Purasari adalah 632,120 Ha, dengan komposisi tata guna lahan yang didominasi oleh perkebunan teh milik Negara PTP. Nusantara VIII, yaitu seluas 326,330 Ha 51,63 persen. Sebanyak 264,740 Ha 41,9 persen dimanfaatkan untuk lahan sawah dan darat, serta hanya sebanyak 5,93 persen atau seluas 37,500 Ha yang digunakan sebagai pemukiman dan pekarangan. Sedangkan sisanya, yaitu sekitar 3,550 Ha digunakan untuk kepentingan prasaran umum.

4.1.2 Kondisi Demografi

Data monografi Desa Purasari tahun 2010, mencatat jumlah penduduk Desa Purasari sebanyak 12.260 jiwa, yang terdiri atas 6.314 jiwa penduduk laki- laki dan 5.946 jiwa penduduk perempuan dan terbagi kedalam 3.030 KK. Kepadatan penduduk Desa Purasari adalaha 19,39km 2 dan pertumbuhan penduduk rata-rata sebanyak 215 jiwatahun. Jumlah penduduk Desa Purasari yang termasuk pada kelompok angkatan kerja adalah sebanyak 5.739 orang. Pada kelompok tersebut, terdapat 2.081 orang 36,26 diantaranya yang telah bekerja penuh dan 1.731 orang 30,16 yang bekerja tidak tentu. Sumber mata pencaharian utama penduduk Desa Purasari adalah petani dan buruh buruh tani dan buruh bangunan. Selain itu, terdapat 818 orang 14,28 yang masih sekolah serta sisanya yang masih belum memiliki pekerjaan. Aspek pendidikan di desa ini masih rendah, terlihat dari jenjang pendidikan yang berhasil diselesaikan oleh penduduk. Mayoritas penduduk Desa Purasari memiliki latar belakang pendidikan dasar SDsederajat, yaitu sebanyak 1.776 orang. Hanya 768 orang yang berpendidikan SLTPsederajat dan 819 orang yang mengenyam pendidikan SLTAsederajat. Sedangkan penduduk yang mengenyam jenjang pendidikan tinggi diploma dan sarjana hanya 208 orang. Rendahnya pendidikan yang berhasil diselesaikan oleh mayoritas penduduk Desa Purasari selain disebabkan oleh jarak lokasi institusi pendidikan lanjutan dan tinggi yang jauh juga dikarenakan factor ekonomi masyarakat yang masih terbatas. Dari total 3030 kepala keluarga, terdapat 1.339 Kepala Keluarga KK atau sebanyak 44,19 diantaranya yang tergolong dalam keluarga prasejahtera. Sebanyak 43,63 lainnya adalah keluarga sejahtera 1 dan sisanya adalah keluarga sejahtera 2.

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana umum yang dimiliki Desa Purasari dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: gedung pemerintahan, sarana transportasi, sarana kesehatan dan pendidikan, sarana olahraga dan kesehatan, sarana irigasi desa, dan sarana ekonomi. Jenis sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pemerintahan terdiri atas satu unit kantor desa, satu unit rumah dinas kepala desa dan satu unit aula GOR Desa yang terletak dalam satu komplek. Infrastruktur yang yang menghubungkan tiap bagian desa ini meliputi: sepuluh unit jalan desa, empat unit jalan antar desa, satu unit jalan kabupaten, serta sepuluh unit jembatan. Adapun alat trasnportasi yang digunakan warga dalam mendukung kegiatannya adalah 185 unit angkutan rod adua ojek dengan tiga buah pangkalannya, serta empat puluh angkutan pedesaan yang didukung oleh dua unit pangkalan angkutan pedesaan. Seratus persen masyarakat Desa Purasari beragama muslim. Sarana dan prasarana dalam bidang keagamaaan terdiri atas 23 unit masjid, 39 mushola, serta 30 unit majlis ta’lim yang letaknya tersebar disetiap rukun tetangga. Adapun sarana pendidikan yang terdapat di Desa Purasari adalah delapan unit pondok pesantren, 17 unit diniyahTPA, tiga unit PAUDTK, dua unit Tempat Bermain Anak yang terdapat di daerah perkebunan, 10 unit SDMI, serta tiga unit SMPsederajat. 4.2 PT. Perkebunan Nusantara PTPN VIII Kebun Cianten 4.2.1 Kondisi Geografis PTP Nusantara PTPN VIII Kebun Cianten Perkebunan Cianten PTP Nusantara VIII Persero merupakan areal konsesi seluas 857,74 hektar, dengan topografi bergelombang dan terletak pada ketinggian 800m hingga 1000 m diatas permukaan laut. Kondisi iklim Perkebunan Cianten tergolong ke dalam daerah tipe B, dengan temperatur berkisar antara 19 o C - 30 o C, kelembaban nisbi antara 38 persen sampai 80 persen, serta curah hujan selama lima tahun terakhir rata-rata 5.238 milimeter per tahun. Secara administratif PTP Nusantara kebun Cianten termasuk kedalam dua wilayah kerja desa di dua kecamatan yang berbeda, yaitu Desa Purasari di Kecamatan Leuwiliang dan Desa Purwabakti di Kecamatan Pamijahan. Perkebunan diberbatasan langsung dengan Kabupaten Sukabumi dan dikelilingi oleh Gunung Gagak, Gunung Keneng, dan Gunung Tanjungsari yang merupakan anak Gunung Halimun. Kebun Cianten relatif jauh dari perkampungan penduduk. Kebun Cianten relatif jauh dari perkampungan penduduk. Jarak terdekat dengan perkampungan penduduk kurang lebih tujuh kilometer, yaitu kampung Tanjungsari. Jarak kebun Cianten ke Kecamatan Leuwiliang adalah sekitar 25 km. Sedangkan jarak ke kantor Desa Purasari sekitar 11 kilometer. Jaraknya yang jauh membuat Kepala Desa Purasari jarang berkunjung ke kampung di daerah kebun Cianten. Koordinasi hanya dilakukan melalui ketua RW yang sesekali berkunjung ke Kantor Desa Purasari. Terdapat empat RW yang termasuk dalam kampung Cianten, yaitu RW 8, RW 9, RW 10, dan RW 11. Jalan yang menghubungkan kebun Cianten dan daerah lain sangat terjal dan mengikuti kontur perkebunan yang melingkari punggung bukit. Akses masyarakat keluar kampung menjadi sangat terbatas dan fasilitas transportasi yang tersedia minim. Angkutan umum yang digunakan sebagai alat transportasi adalah tiga buah mobil L300 milik salah satu warga kampung Cianten dengan rute kebun Cianten-Pasar Leuwiliang. Alat angkutan ini memiliki kapasitas maksimum 13 orang penumpang dan hanya beroperasi satu kali dalam sehari. Waktu pemberangkatan dari Kebun Cianten pukul 04.00 dan kembali lagi dari pasar Leuwiliang sekitar pukul 09.00 WIB. Tarif yang dikenakan untuk satu kali rute perjalanan adalah Rp 13.000,00 per orang. Selain itu, terdapat sarana transportasi roda dua ojeg dengan ongkos Rp 50.000,00 dengan rute yang sama. Menurut penuturan supir angkutan, saat ini semakin banyak warga yang memiliki kendaraan roda dua pribadi. Dengan demikian, preferensi warga untuk menggunakan mobil angkutan semakin menurun. Tidak jarang mobil angkutan ini gagal beroperasi karena penumpang yang akan diberangkatkan tidak memenuhi kuota. Kegiatan ekonomi masyarakat kebun di pasar hanya terjadi satu kali di Pasar kaget setiap bulannya yang terjadi pada saat gajian di PTPN VIII setiap tanggal empat atau lima setiap bulannya. Para pedagang berasal dari kampung sebelah atau bahkan dari pasar Leuwiliang. Pihak perkebunan menyediakan lapak di samping lapangan dekat kantor perusahaan. Paling tidak, terdapat kurang lebih 30 lapak yang menyediakan kebutuhan sembako, pakaian, sayuran ataupun lauk- pauk.

4.2.2 Tenaga Kerja Perkebunan