Analisis Hubungan Efisiensi Teknis dengan Rasio RC

95 VIII ANALISIS HUBUNGAN EFISIENSI TEKNIS DAN PENDAPATAN Analisis hubungan efisiensi dan pendapatan yang dibahas dalam penelitian ini adalah perbandingan antara nilai efisiensi teknis dengan rasio dari RC. Selain itu, penelitian ini juga mengamati hubungan antara nilai efisiensi teknis yang dicapai baik pada perbandingan seluruh varietas maupun perbandingan pervarietas dengan pendapatan perhektar yang diperoleh decision making unit. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah decision making unit yang mencapai efisiensi teknis juga menjadi decision making unit yang ditinjau baik dari sisi rasio RC maupun pendapatan perhektarnya tertinggi. Penelitian ini menggunakan analisis pendapatan untuk dibandingkan dengan nilai efisiensi teknis yang diperoleh decision making unit. Penulis menggunakan analisis pendapatan dengan pertimbangan pendapatan decision making unit dapat menunjukan besaran nilai bersih yang diterima decision making unit. Penulis tidak menggunakan analisis penerimaan decision making unit karena penerimaan hanya fungsi perkalian antara hasil produksi dengan harga jual yang diterima. Sedangkan pada analisis pendapatan, faktor biaya yang dikeluarkan oleh decision making unit juga dipertimbangkan. Tujuan dari dibandingkannya antara nilai efisiensi teknis yang diperoleh decision making unit dengan pendapatan adalah untuk mengetahui apakah decision making unit yang mencapai efisiensi teknis merupakan decision making unit yang pendapatan perhektarnya tertinggi. Apabila menggunakan analisis penerimaan, terdapat kemungkinan decision making unit dengan hasil panen tertinggi memiliki penerimaan tertinggi. Sedangkan apabila menggunakan analisis pendapatan perhektar, dapat lebih menggambarkan kesejahteraan yang dicapai oleh decision making unit.

8.1. Analisis Hubungan Efisiensi Teknis dengan Rasio RC

Analisis rasio RC adalah salah satu analisis yang dapat digunakan sebagai parameter efisiensi teknis dari suatu usaha. Perbedaan antara analisis rasio RC dengan analisis efisiensi teknis adalah pada nilai yang digunakan. Analisis rasio 96 RC menggunakan nilai kuantitas dan harga dari variabel baik masukan input maupun keluaran output. Sedangkan analisis efisiensi teknis hanya menggunakan nilai dari kuantitas baik variabel masukan input maupun keluaran output. Analisis hubungan antara efisiensi teknis dengan rasio RC berdasarkan pengujian Rank Spearman terlihat pada lampiran 2. Berdasarkan lampiran 2, terlihat bahwa nilai korelasi antara kedua variabel berhubungan positif dengan keeratan sedang dan signifikan. Hal ini telihat dari nilai koefisien korelasi yang bernilai 0,436. Keeratan hubungan sedang terjadi sebagai dampak dari menyebarnya data kedua variabel. Sedangkan signifikansi antara kedua variabel terlihat pada nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan. Korelasi positif dapat diartikan bahwa ada hubungan berbanding lurus antara nilai efisiensi teknis dengan rasio RC. Hubungan antara Efisiensi Teknis dengan Rasio RC terlihat pada gambar 12. Secara keseluruhan, berdasarkan gambar 12 terlihat bahwa tren hubungan antara efisiensi teknis dengan rasio RC pada decision making unit di Desa Kerwawinangun pada musim kering tahun 2011 berbanding lurus, meskipun terdapat banyak decision making unit yang menyimpang dari garis persamaan trennya. Tren berbanding lurus pada hasil pengolahan scatter ini sesuai dengan hasil pengujian Rank Spearman. Data yang tersebar dari garis trennya dapat menjadi penjelas mengapa nilai koefisien korelasi Rank Spearman pada analisis hubungan ini terkategorikan sedang. Berdasarkan gambar 12, terlihat bahwa ada dua decision making unit yang memiliki nilai yang berada jauh dari decision making unit lain. Decision making unit pertama memiliki nilai efisiensi teknis dan rasio RC yang rendah. Decision making unit kedua memiliki nilai efisiensi teknis yang rendah akan tetapi nilai rasio RCnya berada diatas rata-rata nilai rasio RC seluruh decision making unit. Hal yang menarik pada gambar 12 adalah seluruh decision making unit yang mencapai efisiensi teknis bukanlah decision making unit yang memiliki nilai rasio RC tertinggi. Decision making unit yang mencapai rasio RC tertinggi justru decision making unit yang tidak mencapai efisiensi teknis. 97 Decision making unit yang memiliki nilai efisiensi teknis dan rasio RC rendah disebabkan decision making unit tersebut memiliki penerimaan yang rendah dan biaya yang tinggi. Penerimaan decision making unit rendah karena produksinya jauh dibawah decision making unit lain, ditambah dengan harga jual yang diterima rendah. Sedangkan dari struktur biaya, decision making unit memiliki biaya sewa lahan yang tinggi. Hal tersebut dapat menyebabkan rasio RC yang diperolehnya rendah. Sedangkan hal yang membuat nilai efisiensi teknisnya rendah kemungkinan adalah rendahnya hasil produksinya. Gambar 12. Gambar Hubungan Efisiensi Teknis dengan Rasio RC di Desa Kertawinangun 2011 Decision making unit yang memiliki nilai efisiensi rendah akan tetapi memiliki RC tinggi disebabkan rendahnya struktur biaya yang dimiliki dan tingginya penerimaan yang dperoleh. Decision making unit memiliki struktur biaya yang rendah karena menggunakan masukan input yang harganya tidak terlalu tinggi. Tingginya penerimaan disebabkan besarnya harga jual yang diterima oleh decision making unit. Karena itu, meskipun secara teknis tidak efisien, namun decision making unit ini tetap memiliki rasio RC yang tinggi. 98 Decision making unit yang mencapai rasio RC tertinggi memiliki hasil panen yang besar dengan harga yang tinggi. Selain itu decision making unit tersebut memiliki struktur biaya yang rendah sehingga rasio RCnya dapat tinggi. Decision making unit tersebut dapat memiliki struktur biaya yang rendah karena menggunakan faktor masukan input yang memiliki harga yang tidak terlalu tinggi dan berusaha mengurangi pengeluaran untuk penambahan masukan input yang dianggap tidak terlalu berdampak kepada usahataninya. Alasan decision making unit menggunakan masukan input yang memiliki harga yang rendah adalah adanya keterbatasan modal. Menurut decision making unit, peningkatan penerimaan sebagai akibat dari penggunaan masukan input yang berharga tinggi tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan peningkatan biaya yang dikeluarkan. Karena itu, decision making unit mengurangi penggunaan masukan input seperti penggunaan pestisida secara berlebihan dan penggunaan tenaga kerja luar keluarga yang berlebihan. Decision making unit ini hanya melakukan penyemprotan pestisida sebanyak dua kali menggunakan pestisida yang memiliki harga dibawah rata-rata pestisida yang digunakan decision making unit lain. Pengurangan biaya lain adalah penggunaan herbisida untuk membasmi gulma sehingga decision making unit tidak perlu mengeluarkan biaya membayar tenaga kerja untuk pemberantasan gulma secara manual. Diduga penggunaan faktor masukan input yang minimalis guna mengurangi biaya produksi mempengaruhi hasil dari usahataninya sehingga decision making unit tersebut meskipun dari segi struktur biaya rendah, akan tetapi tidak dapat mencapai efisiensi teknis.

8.2. Analisis Hubungan Efisiensi Teknis dan

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Sektor Usahatani Padi Sawah melalui Pendekatan Agribisnis dengan Aplikasi Model Data Envelopment Analysis (DEA) di Provinsi Sumatera Utara

6 107 98

Efisiensi Teknis Usahatani Jagung Manis di Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor: Pendekatan Data Envelopment Analysis

5 26 97

Efisiensi Teknis Usahatani Padi Di Kabupaten Karawang Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis.

0 6 86

Efisiensi Teknis Usahatani Padi Di Jawa Dan Luar Jawa : Pendekatan Data Envelopment Analysis (Dea).

1 6 101

ANALISIS EFISIENSI DISTRIBUSI PEMASARAN DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

0 5 9

Analisis Kinerja Sektor Usahatani Padi Sawah melalui Pendekatan Agribisnis dengan Aplikasi Model Data Envelopment Analysis (DEA) di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Analisis Kinerja Sektor Usahatani Padi Sawah melalui Pendekatan Agribisnis dengan Aplikasi Model Data Envelopment Analysis (DEA) di Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Kinerja Sektor Usahatani Padi Sawah melalui Pendekatan Agribisnis dengan Aplikasi Model Data Envelopment Analysis (DEA) di Provinsi Sumatera Utara

0 0 9

Analisis Kinerja Sektor Usahatani Padi Sawah melalui Pendekatan Agribisnis dengan Aplikasi Model Data Envelopment Analysis (DEA) di Provinsi Sumatera Utara

0 0 25

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI TEBU LAHAN SAWAH DAN LAHAN KERING DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) TECHNICAL EFFICIENCY ANALYSIS OF SUGARCANE FARMING ON WET AND DRY LAND USING DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) APPROACH

0 1 7