29
4.5.1. Analisis Efisiensi Teknis
Pendekatan efisiensi teknis yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis. Pendekatan ini digunakan karena sederhana dan tidak membutuhkan
banyak variabel. Asumsi constant return to scale dan input oriented digunakan karena pengamatan ini hanya dilakukan pada satu periode waktu, sehingga
kemungkinan adanya perubahan-perubahan faktor produksi sebagai akibat dari perkembangan waktu dapat diabaikan. Waktu satu musim tanam padi sawah
tergolong singkat sekitar 100 hari memperbesar kemungkinan tidak ada perbedaan teknologi yang mempengaruhi usahatani selama musim tanam.
Penelitian ini menggunakan input oriented karena variabel masukan input adalah vatiabel yang lebih mudah dikontrol oleh decision making unit Javed
2008. Analisis multistage digunakan untuk meminimalisasi adanya kesalahan sebagai akibat dari tidak dihitungnya kesalahan pada hasil perhitungan. Hal ini
sesuai dengan yang direkomendasikan dalam Cooper et al. 2002 untuk tidak menggunakan analisis satu stage.
4.5.2. Analisis Hubungan Nilai Efisiensi Teknis dengan Karakteristik
Decision making unit
Hubungan analisis antara nilai efisiensi teknis yang dicapai decision making unit pada perbandingan varietas dengan karakteristik decision making unit
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan, signifikansi, dan tren yang ada pada kedua varaibel yang dibandingkan. Variabel karakteristik decision
making unit yang dibahas adalah adalah lama pendidikan formal, usia, pengalaman bertani, dan status kepemilikan lahan. Pemilihan variabel ini sesuai
dengan penelitian Fernandez dan Nuthall 2001 yang juga menganalisis hubungan antara efisiensi teknis penndekatan Data Envelopment Analysis dengan
karakteristik dari decision making unit yang menjaid objek penelitian. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Fernandez dan Nuthall 2001 adalah alat
analisis hubungan yang digunakan. Fernandez dan Nuthall 2001 menggunakan bootstrap regression sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah SPSS 16 dan Microsoft Office 2007.
30 Hal pertama yang dilakukan adalah pengujian hubungan dan signifikansi
hubungan antara kedua variabel yang dibandingkan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan alat analisis SPSS 16. Pendekatan yang dilakukan
adalah menggunakan pengujian Rank Spearman. Penulis memutuskan untuk menggunakan pendekatan ini atas dasar pengujian Rank Spearman membutuhkan
asumsi skala pengukuran dari kedua variabel yang dianalisis mencapai skala ordinal. Variabel nilai efisiensi teknis menurut penulis termasuk ke dalam skala
ordinal sehingga pengujian hubungan menggunakan Rank Spearman dianggap tepat untuk diaplikasikan pada penelitian ini. Variabel yang diuji hubungan
dengan analisis antara nilai efisiensi teknis pervarietas adalah nilai efisiensi teknis decision making unit pada perbandingan seluruh varietas, pendidikan formal, usia,
dan pengalaman bertani. Variabel status kepemilikan lahan tidak digunakan dalam perbandingan karena skala pengukurannya tidak mencapai ordinal.
Nilai dari Rank Spearman dilambangkan dengan r
s
. Pengujian Rank Spearman menggunakan dua variabel, yang dinotasikan dengan variabel X dan
variabel Y. Masing-masing variabel diurutkan sesuai dengan urutan tertentu, dengan aturan nilai terendah satu untuk observasi dengan nilai terkecil dan nilai
n untuk observasi dengan nilai terbesar. Apabila terdapat observasi yang bernilai sama, maka nilai urutan yang digunakan adalah nilai rata-ratanya. Nilai r
s
dapat dinotasikan sebagai berikut:
4.1
Dimana,
x
2
= 4.2
y
2
=
4.3
keterangan:
t
x
= banyaknya observasi sama pada variabel X untuk rank tertentu
r
s
=
31 t
y
= banyaknya observasi sama pada variabel Y untuk rank tertentu d
i
= perbedaan rank X dan rank Y pada observasi ke-i i = observasi ke-i, untuk i =1,2, ..., n
∑ = jumlahkan untuk seluruh kasus angka sama Secara umum, interpretasi dari nilai r
s
adalah sebagai berikut: 1
Bila nilai│r
s
│= 0, berarti kedua variabel tidak berkorelasi. 2
Bila nilai │r
s
│= 1, berarti kedua variabel berkorelasi sempurna. 3
Semakin tinggi nilai │r
s
│, berarti semakin kuat hubungan kedua variabel.
4 Tanda positif pada r
s
, menunjukkan bahwa kedua variabel berkorelasi searah, yakni apabila variabel X semakin tinggi maka variabel Y akan
cenderung semakin tinggi pula, atau sebaliknya. 5
Tanda negatif pada r
s
menunjukkan bahwa kedua variabel berkorelasi berlawanan arah, yakni apabila variabel X semakin tinggi maka
variabel Y akan cenderung semakin rendah, atau sebaliknya.
Secara deskriptif nilai r
s
dapat dikategorikan secara subyektif, namun biasanya analisis bisnis mengategorikan nilai rs menjadi lima kategori berikut
ini:Bila, 0 │r
s
│0,2, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat lemah.
1 Bila, 0,2≤│r
s
│≤0,4, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi lemah.
2 Bila, 0,4≤│r
s
│0,6, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sedang.
3 Bila, 0,6≤│r
s
│0,8, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi kuat.
4 Bila, 0,8≤│r
s
│1, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat kuat.
Hal kedua yang dilakukan adalah menggunakan gambar scatter untuk mengetahui tren yang terdapat pada hubungan antara dua variabel yang diamati.
Meskipun pada output dari pengujian Rank Spearman telah memperlihatkan
32 hubungan antara kedua variabel berbanding lurus atau berbanding terbalik akan
tetapi hasil tersebut tidak dapat menunjukan posisi dari masing-masing unit pengamatan. Karena itu, digunakan gambar scatter untuk mengetahui posisi
pemetaan masing-masing decision making unit pada pemetaannya dan garis tren yang dihasilkan. Manfaat dari penggunaan gambar scatter adalah dapat
membantu mengetahui posisi masing-masing usahatani dan melihat penyebaran dari data-data yang ada. Analisis ini digunakan pada tren antara nilai efisiensi
teknis pervarietas dengan nilai efisiensi teknis decision making unit pada perbandingan seluruh varietas, pendidikan formal, usia, dan pengalaman bertani.
4.5.3. Analisis Pendapatan Usahatani