Perubahan konsentrasi total volatil nitrogen TVN
Gambar 17 Grafik konsentrasi TVN pempek selama penyimpanan Peningkatan konsentrasi TVN pempek yaitu dari 0 menjadi 0.37 mg100 g
pada penyimpanan tidak vakum+suhu ruang, menjadi 0.28 mg100g untuk penyimpanan vakum+suhu ruang, menjadi 0.19 mg100g untuk tidak vakum+suhu
dingin, menjadi 0.10 mg100g untuk vakum+suhu dingin selama 48 jam penyimpanan. Peningkatan konsentrasi TVN pempek tidak berpengaruh terhadap
penurunan pH label dan perubahan warna label Gambar 6 dan 7. Penurunan pH label dan warna label menjadi kuning tetap terjadi karena enzim sistein protease
S. aureus lebih reaktif memutus ikatan pada gugus asam rantai asam amino Grzonka et al. 2001, Young et al. 2001, sehingga konsentrasi gas asam yang
dihasilkan lebih besar dibanding konsentrasi TVN. 4.2.1.2.3 Konsentrasi gas hasil degradasi pempek di dalam kemasan
Degradasi protein pempek oleh S. aureus menghasilkan gas yang bersifat asam diantaranya adalah hidrogen sulfida H
2
S, sulfur dioksida SO
2
dan nitrit oksida NO. Protein pempek ikan tenggiri mengandung g 100g metionin 0.27,
arginin 0.66, sistein 0.4 Rosdiana 2002. Asam amino sistein dan metionin didegradasi oleh S. aureus menjadi sulfur dioksida dan hidrogen sulfida
Linderholm dan Bisson 2005. S. aureus memproduksi beberapa enzim protease Ohbayashi et al. 2011. Enzim tersebut memutus ikatan-ikatan peptida dan ujung
rantai polipeptida sistein dan metionin Sriket 2014 pada protein pempek sehingga membentuk gas H
2
S dan SO
2
, sedangkan arginin didegradasi oleh arginase yang dibawa S. aureus menjadi gas NO Rath et al. 2014.
Hasil analisis ragam pada Lampiran 6 Tabel 44-46 menunjukkan suhu penyimpanan berpengaruh nyata terhadap konsentrasi H
2
S, SO
2
dan NO. Lama penyimpanan, interaksi antara suhu dan lama penyimpanan, interaksi antara
kondisi dan lama penyimpanan, interaksi antara ketiga faktor perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap konsentrasi H
2
S, SO
2
dan NO. Kondisi kemasan dan interaksi antara kondisi kemasan dan suhu penyimpanan tidak
berpengaruh nyata terhadap konsentrasi H
2
S, SO
2
dan NO di dalam kemasan. Grafik konsentrasi gas dapat dilihat pada Gambar 18.
0,00 0,05
0,10 0,15
0,20 0,25
0,30 0,35
0,40
8 16
24 48
T ot
al v
ol at
il ni
tr og
en m
g 100g
Lama penyimpanan Jam
Tidak vakum+suhu ruang Vakum+suhu ruang
Tidak vakum+suhu dingin Vakum+suhu dingin
0,0 0,1
0,2 0,3
0,4 0,5
0,6
8 16
24 48
SO
2
ppm
Lama penyimpanan Jam
Tidak vakum+suhu ruang Vakum+suhu ruang
Tidak vakum+suhu dingin Vakum+suhu dingin
0,00 0,02
0,04 0,06
0,08 0,10
0,12
8 16
24 48
N O
ppm
Lama penyimpanan Jam
Tidak vakum+suhu ruang Vakum+suhu ruang
Tidak vakum+suhu dingin Vakum+suhu dingin
0,0 0,1
0,2 0,3
0,4 0,5
0,6
8 16
24 48
H
2
S ppm
Lama penyimpanan Jam
Tidak vakum+suhu ruang Vakum+suhu ruang
Tidak vakum+suhu dingin Vakum+suhu dingin
a
b
c Gambar 18 Konsentrasi gas a H
2
S, b SO
2
, c NO di dalam hasil degradasi pempek di dalam kemasan
Uji lanjut Duncan taraf 5 menunjukkan konsentrasi H
2
S dan SO
2
kemasan tidak vakum+suhu ruang berbeda sangat nyata pada lama penyimpanan ke-8 jam, sedangkan konsentrasi NO berbeda sangat nyata pada jam ke-16.
6,0 6,2
6,4 6,6
6,8 7,0
7,2 7,4
7,6 7,8
8 16
24 48
pH pem
pek
Lama penyimpanan Jam Tidak vakum+suhu ruang
Vakum+suhu ruang Tidak vakum+suhu dingin
Vakum+suhu dingin
Konsentrasi H
2
S dan NO pada kemasan vakum+suhu ruang berbeda sangat nyata pada lama penyimpanan ke-48 jam, konsentrasi SO
2
pada jam ke-24. Konsentrasi SO
2
pada kemasan tidak vakum+suhu dingin berbeda nyata pada lama penyimpanan ke-8, konsentrasi H
2
S lama penyimpanan ke-16, konsentrasi NO tidak berbeda nyata hingga pada lama penyimpanan ke-48 jam. Konsentrasi H
2
S dan NO pada kemasan vakum+suhu dingin tidak berbeda nyata hingga lama
penyimpanan ke-48, konsentrasi SO
2
berbeda sangat nyata pada lama penyimpanan ke-24.
Peningkatan konsentrasi H
2
S kemasan tidak vakum+suhu ruang dari 0 menjadi 0.57 ppm, vakum+suhu ruang menjadi 0.37 ppm, tidak vakum+suhu
dingin menjadi 0.07 ppm. Konsentrasi SO
2
kemasan tidak vakum+suhu ruang meningkat dari 0 menjadi 0.43 ppm, vakum+suhu ruang menjadi 0.48 ppm, tidak
vakum+suhu dingin menjadi 0.23 ppm, vakum+suhu dingin menjadi 0.29 ppm. Konsentrasi NO tidak vakum+suhu ruang meningkat dari 0 menjadi 0.10 ppm,
dan vakum+suhu ruang menjadi 0.07 ppm. Peningkatan konsentrasi gas di dalam kemasan seiring dengan peningkatan jumlah S. aureus pada pempek selama
penyimpanan. Konsentrasi gas asam sulfur yang lebih tinggi dibanding NO di dalam kemasan mengindikasikan bahwa enzim arginase bekerja tidak optimum
pada pH pempek yaitu 7.67 dalam mendegradasi protein pempek. Enzim arginase optimum bekerja pada pH 10 atau kondisi basa Jain et al. 2005.