Di  Indonesia  yang  berpenduduk  cukup  banyak  ternyata  konsumsi  bsuah pisang  menempati  urutan  tertinggi  bila  dibandingakan  dengan  konsumsi  buah
lainnya.  Hingga  tahun  2001,  pisang  masih  merupakan  buah  yang  menempati urutan  pertama  dalam  ekspor  buah  segar  nasional.  Namun  pada  tahun  2005,
ekspor  pisang  menempati  urutan  kedua  setelah  manggis.  Permintaan  pasar terhadap  komoditas  ini  terus  meningkat,  baik  untuk  konsumsi  segar  maupun
bahan baku industri Redaksi Agro Media, 2009. Pisang  dikonsumsi  oleh lapisan  masyarakat  dari  berbagai  golongan  usia  :
bayi,  anak-anak,  remaja  maupun  orang  tua.  Oleh  karena  itu,  pisang  merupakan suatu  komoditas  yang  sangat  diperlukan  untuk  menambah  nilai  gizi  Dwiyati
Pujimulyani, 2009.
2.1.1  Jenis-jenis Pisang
Menurut  Dwiyati  Pujimulyani  2009,  secara  umum  jenis  pisang  dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a. Pisang  serat  Noe.  Musa  texstiles,  dimanfaatkan  untuk  keperluan  tekstil
dengan  memanfaatkan  serat  batangnya.  Pisang  ini  disebut  juga  pisang manila karena di duga berasal dari Manila.
b. Pisang  hias  Heliconia  indica  Lamk,  umumnya  ditanam  bukan  untuk
diambil  buahnya  tetapi  sebagai  hiasan  di  halaman  rumah,  contohnya pisang kipas dan pisang-pisangan.
c. Pisang  buah  Musa  paradisiaca  L.,  dimanfaatkan  untuk  dikonsumsi
buahnya, pisang buah digolongkan menjadi 4 golongan. Golongan pertama yaitu yang dapat dimakan langsung setelah masak, misalnya pisang kepok,
Universitas Sumatera Utara
pisang  susu,  pisang  hijau,  pisang  mas,  pisang  raja,  dan  sebagainya. Golongan  kedua  yaitu  pisang  yang  dapat  dimakan  setelah  diolah  terlebih
dahulu, misalnya pisang tanduk, pisang oli, pisang kapas, dan sebagainya. Golongan ketiga yaitu pisang yang dapat dimakan langsung setelah masak
maupun  diolah  terlebih  dahulu,  misalnya  pisang  kepok  dan  pisang  raja. Golongan  keempat  yaitu  pisang  yang  dapat  dimakan  saat  masih  mentah,
contohnya  yaitu  pisang  batu  pisang  klutuk.  Biasanya  pisang  ini  dibuat rujak sewaktu masih muda dan memiliki rasa sepat.
2.1.2  Pisang Kepok
Pisang  kepok  merupakan  jenis  pisang  olahan  yang  harus  diolah  terlebih dahulu  terutama  dalam  pisang  goreng  dengan  berbagai  variasi,  diolah  menjadi
keripik,  buah  dalam  sirup,  aneka  olahan  tradisional  dan  tepung  Prabawati  dkk, 2008.  Di  Filipina,  pisang  kepok  disebut  pisang  saba,  sedangkan  di  Malaysia
disebut  pisang  nipah.  Karakteristik  morfologi  tanaman  pisang  kepok  adalah sebagai berikut :
a. Tinggi pohon 3 m dengan lingkar batang 40-50 m berwarna hijau dengan
sedikit atau tanpa coklat kehitaman b.
Panjang  daun  180  cm,  lebar  50-60  cm  berlapis  lilin  pada  permukaan sebelah bawah
c. Tandan buah mencapai panjang 30-60 cm, merunduk, tidak berbulu halus
d. Jantung berbentuk bulat telur, agak melebar, kelopak luar berwarna ungu
dan sebelah dalam berwarna merah
Universitas Sumatera Utara
e. Sisir  buah  berjumlah  5-9  sisir  dan  tiap  sisir  berjumlah  10-14  buah
berpenampang segi tiga atau segi empat atau bulat f.
Daging buah putih kekuning-kuningan, puting keunguunguan, rasa kurang lunak dengan tekstur yang agak berkapur kecuali pisang siem
g. Termasuk  dalam  kelompok  pisang  kepok  adalah  pisang  kepok  kuning,
gajih putih, gajih kuning, saba, siem, cangklong dan pisang kates Menurut  Herbarium  Medannense  2011,  klasifikasi  pisang  kepok  adalah
sebagai berikut : Kingdom
: Plantae Divisi
: Spematophyta Kelas
: Monocotyledonease Ordo
: Zingiberales Famili
: Musaceae Genus
: Musa Spesies
: Musa paradisiaca L. Nama Lokal  : Pisang Kepok
2.2 Jantung Pisang Kepok