PENGARUH PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK KANISIUS UNGARAN KABUPATEN

(1)

PENGARUH PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA PESERTA DIDIK KELAS XII SMK KANISIUS

UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Rizal Agung NIM 7101410012

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

v

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs. Ar Ra’du 13:11)

 Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada Nya. (Qs. Ali Imron 3:159)

 Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Qs. Al Mujadalah 11)

Persembahan

1. Bapakku Suhadi, Ibuku Kalbadriyah yang selalu memberikan semangat dan do’a dalam setiap langkahku.

2. Kakakku Ahmad Islah Tamimi yang selalu memberikan semangat untuk menggapai cita-cita.

3. Teman-teman Mahapala Unnes yang selalu memberikan dukungan moril, sarana dan prasarana.

4. Teman-teman Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010 yang selalu mengarahkanku.


(6)

vi

judul “Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga, dan Lingkungan Sekolah terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Peserta Didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran

Kabupaten Semarang” dalam rangka menyelesaikan pendidikan strata I untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (Universitas Konservasi).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. Wahyono, M.M. Dekan FE Universitas Negeri Semarang yang telah

mengesahkan Skripsi ini;

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

4. Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si., Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar membimbing dan memberi arahan pada penulis.

5. Sandy Arief, S.Pd. M.Sc. dan Lyna Latifah, S.Pd. M.Si, Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Drs. Tarsis Tarmudji, M.M. Dosen Wali yang senantiasa memberikan arahan dan motivasi.

7. Seluruh dosen dan karyawan FE Unnes yang telah memberikan bimbingan dan dukungan.


(7)

vii penulis dalam penelitian.

10. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan yang ada dalam diri penulis terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan dunia pendidikan selanjutnya.

Semarang, Agustus 2015


(8)

viii

Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si.

Kata Kunci: Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan tinggi.

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan suatu bangsa dan menghasilkan regenerasi yang lebih baik. Kualitas pendidikan suatu bangsa dapat dilihat dari Angka Partisipasi Kasar (APK) masyarakat di perguruan tinggi. SMK Kanisius Ungaran mempunyai APK lulusan di perguruan tinggi yang rendah yaitu dibawah 20%. Rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah adakah pengaruh prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah baik secara parsial maupun simultan terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi baik secara simultan maupun parsial.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran yang berjumlah 33 orang. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena populasi kurang dari 100 sehingga sampel diambil dari seluruh jumlah populasi yang ada. Penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan yaitu pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi, pengolahan data menggunakan analisis deskriptif prosentase dan statistik inferensial, serta penginterpretasian data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah secara simultan berpengaruh positif terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 31,1%. Tidak ada pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, Dukungan keluarga tidak berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan lingkungan sekolah berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 24,40%.

Peserta didik lebih aktif mencari informasi mengenai beasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi terkait dengan minat peserta didik yang tinggi untuk melanjutkan kuliah. Sekolah berperan aktif dalam mensosialisasikan tentang pentingnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan informasi beasiswa pada orangtua dan siswa. Keluarga dapat memberikan dukungan yang maksimal terhadap minat peserta didik, karena keluarga menjadi lingkungan awal anak dalam hal pendidikan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas variabel penelitian sehingga menghasilkan penelitian yang lebih bervariatif.


(9)

ix

Final Project. Economic Education Department. Faculty Of Economics. Semarang State University. Counsellor Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Sc.

Keywords: Economics Learning Achievement, Family Supports, School Environment, Continuing Education Interests to University.

Education has a very important role in the development of a nation and in the production of better regeneration. The quality of education of a nation can be seen from the Gross Enrollment Rate (GER) of universities. SMK Kanisius Ungaran has low GER university graduates below 20%. The formulation of the problem in this study is whether there is influence of learning achievement of economic, family support and school environment either partially or simultaneously to the interest of continuing education to universities. This study aims to determine how much influence student achievement, family support and school environment on the interest of continuing education to university either simultaneously or partially.

The population in this study are students of class XII SMK Kanisius Ungaran with the total of 33 people. This is a population study, because the respondents/ subjects are less than 100 so that the samples were taken of the total population. This study was divided into three stages; gathering data using questionnaires and documentation, data processing using descriptive analysis of percentage and inferential statistics, and interpretation of data.

The results showed that the learning achievement of economic, family support and school environments simultaneously, have positive influence on the interest in continuing education to universities with 31.1%. The studying economics achievements no affects the interest of continuing education to universities, family support no affect the interest of continuing education to higher education and school environments affect the interest of continuing education to higher education amounted to 24.40%.


(10)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ………... iii

PERNYATAAN ……… iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………... v

PRAKATA ………...…………. vi

SARI ………... viii

ABSTRACT ………... ix

DAFTAR ISI ……….. x

DAFTAR TABEL ……….. xiv

DAFTAR GAMBAR ……… xvi

DAFTAR LAMPIRAN ………..... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………. 1

1.2. Perumusan Masalah ……….. 12

1.3. Tujuan Penelitian ……….. 12

1.4. Manfaat Penelitian ……… 13

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi ………... 15


(11)

xi

2.2. Konsep Prestasi Belajar ……… 23

2.2.1. Definisi Prestasi ………. 23

2.2.2. Definisi Belajar ……….. 23

2.2.3. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi…... 25

2.3. Konsep Dukungan Keluarga ………. 27

2.3.1. Definisi Dukungan Keluarga ………. 27

2.3.2. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi …….. 30

2.4. Konsep Lingkungan Sekolah ………...…. 32

2.5. Penelitian Terdahulu ……… 38

2.6. Kerangka Berpikir ………... 39

2.7. Hipotesis Penelitian ………... 42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian ………. 44

3.1.1. Jenis penelitian ……….. 44

3.1.2. Desain Penelitian ………... 44

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ……. 45

3.3. Variabel Penelitian ………. 45


(12)

xii

3.4.2. Teknik Dokumentasi ………. 51

3.5. Instrumen Penelitian ………... 51

3.5.1. Penyusunan Instrumen Penelitian ……….. 51

3.5.2. Validitas Instrumen Penelitian ……….. 52

3.5.3. Reliabilitas Instrumen Penelitian ………... 55

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……… 56

3.6.1. Analisis Deskriptif ………. 56

3.6.2. Statistik Inferensial ……… 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden ……….. 67

4.2. Hasil Penelitian ………... 68

4.2.1. Analisis Dekriptif ……….. 68

4.2.2. Uji Prasyarat Regresi Linier Berganda ……….. 75

4.2.3. Uji Hipotesis Regresi Berganda ………. 79

4.2.4. Analisis Regresi Berganda ……… . 83

4.3. Pembahasan ………. 84

4.3.1. Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi, Dukungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah secara Simultan terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ………... 84


(13)

xiii

Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ..….... 93

4.3.4. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi……… 97

BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan ………. 102

5.2. Saran ………... 103

DAFTAR PUSTAKA ……… 104


(14)

xiv

Kanisius Ungaran yang Melanjutkan ke Perguruan

Tinggi ……... 9

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ……….. 38

Tabel 3.1. Penilaian (Scoring) Jawaban Responden ………. . 50

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi………. 53

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga ………... 54

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Lingkungan Sekolah ……….. 55

Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ………... 56

Tabel 3.6. Kategori Skor Variabel Y ………. 60

Tabel 3.7. Kategori Skor Variabel X2 ………... 60

Tabel 3.8. Kategori Skor Variabel X3 ………... 60

Tabel 4.1. Deskripsi Statistik Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ………..………... 68

Tabel 4.2. Deskripsi variabel Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ……… 69

Tabel 4.3. Deskripsi Statistik Prestasi belajar ……….... 70

Tabel 4.4. Deskripsi Variabel Prestasi belajar ... 71

Tabel 4.4. Deskripsi Statistik Dukungan Keluarga ……… 72


(15)

xv

………... 75

Tabel 4.9. Hasil Uji Multikolinearitas ………... 76

Tabel 4.10.Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)....………… 78

Tabel 4.11.Hasil Uji Simultan (Uji F) ……… 79

Tabel 4.12.Hasil Uji Determinasi Simultan ……… 79

Tabel 4.13.Hasil Uji Parsial ……… 80

Tabel 4.14.Hasil Uji Determinasi Parsial ………... 81


(16)

xvi


(17)

xvii

Lampiran 2. Daftar Responden Uji Coba ………... 109

Lampiran 3. Uji Coba Instrumen ……… 110

Lampiran 4. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Penelitian .…………... 116

Lampiran 5. Data Hasil Uji Coba Instrumen ………..………….... 117

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan SPSS v.22………...……. 121

Lampiran 7. Instrumen Penelitian ……….. 129

Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ………... 135

Lampiran 9 Data Hasil Instrumen Penelitian ……… 136

Lampiran 10 Data Nilai Rapor Kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2014/2015 ...……….. 142

Lampiran 11 Statistik Deskriptif Indikator Variabel Y …………... 143

Lampiran 12 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X2 …………. 145

Lampiran 13 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X3 …………. 147

Lampiran 14 Output SPSS v.22 Uji Asumsi Klasik ……….... 149

Lampiran 15 Output SPSS Uji Hipotesis ……….... 151

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian ... 152


(18)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Dalyono (2007:5) dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran.

Pendidikan menurut Poerbakawatja dan Harahap dalam (Dalyono, 2007:6) adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moral dari segala perbuatannya. Orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik.

Kemajuan suatu bangsa bergantung dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh bangsa atau negara tersebut. Untuk memperoleh SDM yang berkualitas, pendidikan memiliki peranan penting. Pendidikan merupakan investasi penting dalam pengembangan SDM. Dengan demikian, pendidikan sangat penting untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia-manusia yang berkebudayaan, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik.


(19)

Warga negara Indonesia yang baik, tentunya mempunyai minat yang tinggi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai wadah untuk mengembangkan diri menuju manusia yang memiliki kualitas SDM yang baik. Minat yang besar terhadap sesuatu hal merupakan modal untuk mencapai tujuan. Bila seseorang memiliki ketertarikan terhadap bidang studi tertentu, maka hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk diri serta kesadarannya. Sehingga akan menjadikan penyemangat dalam memperolehnya.

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2010:180).

Gie (1995:129) suatu minat dalam belajar merupakan suatu kewajiban yang menyertai seseorang ke kelas dan menemani seseorang selama tugas studi, dengan demikian memungkinkan seseorang berhasil dalam kegiatan studi. Djaali (2007:121) Minat ini dapat ditunjukkan dengan lebih menyukai sesuatu hal daripada yang lainnya ataupun dapat ditunjukkan dengan melakukan suatu aktivitas yang disenanginya.

Menurut Syah (2009:175) sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah menengah yang ditandai dengan adanya perasaan senang, adanya keinginan, perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan.


(20)

Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat menjadi tujuan yang diinginkan, tanpa dengan minat, tujuan belajar tidak akan tercapai. Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan. Bila seseorang siswa memiliki ketertarikan terhadap bidang studi tertentu maka hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk diri serta kesadarannya. Artinya melalui kesadaran itu siswa tersebut cenderung mempunyai keinginan yang lebih besar untuk hadir dan berhubungan dengan keinginan melanjutkan ke perguruan tinggi dengan harapan menambah ilmu untuk bekal hidup.

Minat untuk belajar dan prestasi belajar sejatinya merupakan mata rantai yang tidak pernah terputus. Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang saling mempengaruhi. Seseorang yang memiliki minat belajar yang tinggi, maka ia akan memiliki peluang yang besar dalam memperoleh prestasi belajar, karena didalamnya ia akan selalu bersungguh-sungguh dalam memperolehnya. Akhirnya akan memunculkan suatu kebanggaan bagi orang yang telah memiliki prestasi yang baik. Sehingga hal tersebut akan memacu minat dan motivasinya untuk rajin giat belajar lagi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.

Bahri (1994:20) yang mengatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati akan diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Hal ini selaras dengan yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:787) prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Sehingga prestasi dapat disimpulkan sebagai hasil suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun


(21)

kelompok yang telah dikerjakan maupun diciptakan yang menyenangkan hati. Menurut Ahmadi dan Supriyono (1990:130) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (internal) seperti motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap dan perasaan maupun dari luar (eksternal) seperti sarana prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, metode pembelajaran, kondisi sosial dan ekonomi.

Umur mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental anak dapat menentukan prestasi belajarnya. Dan memang ada hubungan yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan terhadap anak (Dalyono, 2007:73).

Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. Sementara tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya (Dalyono, 2007:130).

Menurut Ahmadi (2007:108) keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu-individu dan kelompok, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Sedangkan keluarga menurut


(22)

Dalyono (2007:59) adalah ayah, ibu dan anak-anak serta keluarga yang menjadi penghuni rumah.

Cukup atau kurangnya perhatian orang tua dan bimbingan dari orang tua akan mempengaruhi pencapaian anak dalam belajar. Keakraban antara anak dan orang tua dalam berhubungan juga berpengaruh dalam proses belajar anak. Dukungan dari keluarga terutama dari orang tua baik yang berupa materi maupun non-materi seperti perhatian dan bimbingan mampu meningkatkan minat dalam diri anak untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Seorang anak yang mendapatkan dukungan dari keluarga meskipun hanya berupa nasehat dan perhatian yang baik akan meningkatkan semangatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Dalyono, 2007:59).

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Slameto (2010:61), menurutnya orang tua yang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak dalam belajar akan menyebabkan anak kesulitan untuk mencapai kemajuan dalam belajar. Hal tersebut semakin menguatkan jika dukungan keluarga sangat diperlukan demi kesuksesan pembelajaran bagi anak.

Menurut Sertain dalam Dalyono (2007:133), lingkungan dibagi menjadi tiga macam yaitu lingkungan alam, lingkungan dalam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam/ luar adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini yang bukan manusia seperti : rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan sebagainya. Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang ada dalam diri kita. Jaringan tubuh manusia merupakan salah satu dari lingkungan dalam. Lingkungan sosial adalah


(23)

semua orang lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh yang kita terima dari lingkungan sosial bisa secara langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman kelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang peserta didik. Hubungan yang harmonis antar ketiganya dapat menjadi penyemangat bagi siswa untuk belajar lebih baik lagi di sekolah. Selain menjadi penyemangat, menurut Dalyono (2007:131) sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir peserta didik. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolah turut menentukan pola pikir serta kepribadian seorang peserta didik.

Yusuf (2009:56) berpendapat bahwa keharmonisan hubungan antara guru dan peserta didik akan berpengaruh positif terhadap kemajuan belajar peserta didik. Hal ini selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Slameto (2010:66) yang mengungkapkan bahwa ketertarikan seorang peserta didik terhadap gurunya akan berpengaruh terhadap ketertarikannya pada mata pelajaran yang diampu guru tersebut. Ini artinya peserta didik akan lebih berminat mempelajari mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang disukai.

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan berbagai program untuk memancing agar semakin banyak peserta didik dari sekolah menengah yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Diantara program tersebut adalah program beasiswa bagi calon mahasiswa kurang mampu. Didukung dengan perundang-undangan yang mengharuskan pemerintah mengalokasikan 20% (APBN) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk pendidikan, (DIKTI) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memaksimalkan


(24)

program beasiswa di perguruan tinggi. Beasiswa Bidikmisi yang membebaskan mahasiswa kurang mampu dari segala biaya selama menempuh studi di perguruan tinggi merupakan salah satu wujud usaha pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (http://www.dikti.go.id/).

APK (Angka Partisipasi Kasar) perguruan tinggi yang merupakan cerminan tingkat partisipasi masyarakat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih rendah tingkat pendidikan yang telah ditempuhnya. Sampai saat ini Indonesia baru mencapai Angka Partisipasi Kasar perguruan tinggi 18,7%, angka ini menunjukkan bahwa hanya 18,7% lulusan SMA/ SMK sederajat yang melanjutkan ke perguruan tinggi, sedangkan sisanya sebesar 81,3% tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Angka ini termasuk rendah bila dibandingkan rata-rata APK Negara maju sebesar 40% (http://www.menkokesra.go.id/).

Penelitian ini mengangkat fenomena yang terjadi di SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. Rendahnya APK di Indonesia tampak jelas terjadi pada SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang. SMK Kanisius Ungaran kabupaten Semarang merupakan sekolah swasta yang berbasis keagamaan, dimana kurikulumnya terdapat mata pelajaran umum, kejuruan dan mata pelajaran keagamaan. Data yang diperoleh peneliti berdasarkan informasi dari guru BK SMK Kanisius Ungaran menunjukkan prosentase partisipasi siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi dari SMK Kanisius Ungaran kabupaten Semarang memiliki rata-rata kurang dari sama dengan 20%. Sehingga minat


(25)

peserta didik dalam melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi perlu ditingkatkan. Ini merupakan tugas dari pihak sekolah, orang tua, masyarakat, dan tentunya pemerintah.

Dilihat dari sudut pandang peserta didik di SMK Kanisius Ungaran sebenarnya banyak yang berprestasi dalam bidang akademik ataupun bidang lainnya. Maka seharusnya perlu adanya perubahan yang besar dalam meningkatkan minat anak terhadap melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Awal-awal yang dilakukan selayaknya dengan memberi stimulus terhadap peserta didik, agar tergerak dari dalam diri peserta didik untuk selalu berfikir akan meningkatkan kualitas dirinya dengan mengenyam pendidikan. Kemudian daripada itu selanjutnya adalah dengan semangat dari orangtua, karena lingkungan yang sangat berpengaruh kental terhadap kepribadian anak. Dari lingkungan sekolah yakni dengan semangat dari para guru, sangat diharapkan oleh murid, didukung dengan informasi-informasi terkait beasiswa, agar siswa semakin mengukuhkan diri untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, dengan seperti itu, kualitas diri dari peserta didik akan semakin meningkat.

Hal yang paling penting dalam meningkatkan kapasitas dari siswa adalah dengan meningkatkan mental belajar pada anak. Menurut Dalyono (2007:73) umur mental anak akan mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental anak dapat menentukan tingkat prestasi belajarnya. Dan memang ada hubungan yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat kematangan terhadap anak. Jika hanya sekolah di SMK, maka kompetensi siswa akan terbatas pada konsentrasi bidang ilmu yang diperolehnya dan sifatnya dasar. Namun


(26)

peserta didik harus selalu meningkatkan kemampuan, keterampilan dan keahlian di bidangnya. Karena kebutuhan akan dunia tenaga kerja tingkat persaingannya cukup tinggi.

Seiring dengan tujuan pendidikan menengah kejuruan dalam pasal 3 ayat 2 PP no. 29 tahun 1990 memang menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, mampu memilih karier, kompetensi dan pengembangan diri. Namun upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya dasar pendidikan (SMA/ SMK) merupakan bagian yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama dikaitkan dengan tuntutan era globalisasi. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan perubahan struktur ekonomi, industri dan informasi membawa implikasi terhadap jenis-jenis pekerjaan dan kualisasi jabatan. Tentunya melanjutkan ke perguruan tinggi, maka akan meningkatkan kompetensi. Perubahan tersebut akan menyebabkan pergeseran kebutuhan jenis-jenis pengetahuan dan ketrampilan kerja.

Data prosentase peserta didik yang melanjutkan ke perguruan tinggi dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 1.1.

Rekapitulasi jumlah peserta didik Kelas XII SMK Kanisius Ungaran yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi

No Tahun Lulus

Jumlah Siswa

Jumlah peserta didik yang melanjutkan ke PT

Prosentase minat siswa ke PT

1 2011/ 2012 42 4 10%

2 2012/ 2013 52 10 20%

3 2013/ 2014 46 6 15%

Sumber : Data diperoleh dari BK SMK Kanisius Ungaran

Keinginan untuk membahagiakan kedua orang tua mendorong anak-anak untuk lebih cermat dalam memilih sekolah lanjutan akhir. Dalam sekolah yang


(27)

telah dijalani di sekolah menengah telah memberi banyak sedikitnya manfaat dalam kontribusi pada kehidupan nantinya.

Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan formal yang paling akhir, dimana semua manfaat pendidikan akan dirasakan jika telah sepenuhnya berhasil menempuh jenjang ini. Perguruan tinggi yang baik memiliki faktor pendorong dalam perubahan orientasi kehidupan, kedua faktor tersebut yaitu faktor intelektual dan faktor politik. Dimana kedua faktor tersebut akan menunjukkan citra universitas yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2006:189) menunjukkan ada pengaruh yang signifikan kondisi sosial dan kondisi ekonomi orang tua terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 35,6 %. Besarnya pengaruh masing-masing variabel yaitu kondisi sosial orang tua terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 12,4 %. Pengaruh kondisi ekonomi orang tua terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 9,5 %.

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2010:35), bahwa ada pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (studi kasus kelas XI semester genap di SMA Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2010/ 2011). Pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi (studi kasus kelas XI semester genap di SMA


(28)

Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran 2010/ 2011 dapat diterima dan Ho ditolak.

Tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan Arifin dkk (2013:10) hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Hasil persentase kondisi sosial ekonomi orang tua menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 76,58% sehingga dapat diketahui bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua termasuk dalam kategori “sedang”, (2) Hasil persentase tingkat partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 40,80% sehingga dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi termasuk dalam kategori “rendah”, (3) Hasil regresi linear menunjukkan bahwa pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap partisipasi anak pada jenjang pendidikan tinggi yaitu sebesar 0,197, sehingga dikatakan rendah.

Diantara penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh peneliti, menunjukkan bahwa variabel yang menunjukkan adanya pengaruh terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi adalah pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua yang berpengaruh besar terhadap kelangsungan pendidikan bagi anak-anaknya. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan menjadikan variabel lain yang dapat digunakan sebagai penentu terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.


(29)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh secara simultan prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga, dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

2. Adakah pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

3. Adakah pengaruh dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

4. Adakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan prestasi belajar ekonomi,

dukungan keluarga, dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?


(30)

2. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

3. Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran Kabupaten Semarang ?

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka mendukung teori yang berkaitan dengan pengaruh prestasi belajar ekonomi, dukungan keluarga, dan lingkungan sekolah terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh peneliti-peneliti selanjutnya terkait objek peneliti-penelitian yang sama.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi peserta didik

Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada peserta didik terkait faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan bertambahnya pengetahuan terkait


(31)

faktor-faktor minat melanjutkan ke perguruan tinggi, diharapkan peserta didik semakin termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

b. Manfaat bagi keluarga peserta didik

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peranan keluarga dalam menumbuhkan motivasi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

c. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peranan sekolah tentang seberapa besar pentingnya melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Sehingga akan mengurangi jumlah peserta didik yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

d. Manfaat bagi perguruan tinggi

Penelitian ini dapat dijadikan manifestasi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di universitas yang bersangkutan.

e. Manfaat bagi pemerintah

Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang akar permasalahan APK perguruan tinggi yang rendah. Sehingga harapannya, pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan APK berdasarkan penelitian ini.


(32)

15 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi 2.1.1. Definisi Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat (Slameto, 2010:180).

Sardiman (2008:95) mengungkapkan bahwa minat dan motivasi mempunyai hubungan yang sangat erat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Minat yang tinggi terhadap sesuatu hal akan meningkatkan motivasi terhadap hal tersebut. Sehingga mempelajari minat bisa juga dilihat dari sisi motivasi. Dari aspek kajian psikologi, minat mempunyai ketergantungan terhadap faktor internal yang ada dalam diri manusia seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.

Menurut Dalyono (2007:56) minat menjadi sebuah modal awal untuk mencapai sesuatu. Sedangkan motivasi menjadi penggerak atau daya dorong untuk melakukan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, minat dan motivasi sejatinya mempunyai hubungan yang sangat erat yaitu sama-sama berfungsi untuk mencapai suatu hal atau pekerjaan.


(33)

Menurut Syah (2009:175) sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah menengah yang ditandai dengan adanya perasaan senang, adanya keinginan, perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan.

Minat yang besar terhadap sesuatu hal merupakan modal untuk mencapai tujuan. Bila seseorang memiliki ketertarikan terhadap bidang studi tertentu maka hal tersebut akan mempengaruhi dan membentuk diri serta kesadarannya. Artinya melalui kesadaran itu, siswa cenderung mempunyai keinginan yang lebih besar untuk hadir dan berhubungan dengan keinginan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan harapan menambah ilmu untuk bekal hidup.

Menurut Swasta dan Handoko (2000) menyebutkan bahwa minat mempunyai kaitan yang erat dengan sikap dan perilaku. Minat (intention) merupakan variabel perantara yang menyebabkan terjadinya perilaku dari suatu sikap atau variabel lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam minat yaitu,

a. Minat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku.

b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba.

c. Minat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukan.


(34)

2.1.2. Definisi Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi atau pendidikan tinggi, di dalam Undang-Undang (UU) RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 19 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan tinggi berbeda dengan pendidikan menengah dan pendidikan dasar dalam hal pelaksanaan karena pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Sistem terbuka inilah yang memungkinkan perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi melakukan inovasi-inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi maupun seni. Peneliti menyimpulkan bahwa perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang peserta didiknya disebut sebagai mahasiswa, berasal dari berbagai latar belakang suku, budaya, agama, etnik, dan lain-lain untuk mengikuti kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sehingga mampu menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.

Pendapat lain dari Hinkelman dan Luzzo dalam (Gladding, 2012:498) menyatakan bahwa perguruan tinggi menandai dimulainya peningkatan kebebasan, pengambilan keputusan, serta pengaturan pergeseran peran. Seiring dengan hal ini, memang di dalam perguruan tinggi selain cara belajarnya yang sudah mulai mandiri, pada perguruan tinggi juga sudah mulai ada tuntutan sebagai


(35)

peran individu yang dewasa yang mampu untuk mengambil keputusan yang mampu dipertanggung jawabkan.

Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan pilar yang melandasi aktivitas perguruan tinggi menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi seperti tercantum dalam RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 20 ayat 2 tahun 2003. Hal inilah yang membedakan perguruan tinggi dengan pendidikan dasar dan menengah yang hanya menitik beratkan pada pendidikan. Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi pemantik munculnya inovasi dan kreativitas mahasiswa maupun dosen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perguruan tinggi atau pendidikan tinggi, di dalam Undang-Undang (UU) RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 20 tahun 2003 menyatakan bahwa perguruan tinggi dapat berbentuk universitas, akademi, politeknik, sekolah tinggi, atau institut, Pendidikan tinggi baik akademik maupun vokasi mempunyai berbagai macam, yaitu:

1. Universitas

Universitas adalah lembaga pendidikan yang paling dikenal di Indonesia. Lembaga ini didirikan dengan tujuan untuk mengarahkan lulusannya menjadi tenaga profesional siap kerja atau tenaga pendidikan serta peneliti. Universitas terdiri atas berbagai fakultas. Fakultas adalah bagian dari universitas yang mendidik mahasiswa dalam bidang tertentu.


(36)

2. Akademi

Akademi hanya menyelenggarakan satu program studi dan lebih menekankan pada keterampilan praktik kerja dan kemampuan untuk mandiri. Umumnya, lama pendidikan di perguruan tinggi ini hanya 3 tahun. Di perguruan tinggi ini porsi praktik lebih besar daripada teori. Banyak akademi di Indonesia berstatus kedinasan. Artinya akademi itu diselenggarakan oleh dinas pemerintah.

3. Politeknik

Politeknik merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesuai tujuannya, politeknik memberikan pengalaman belajar berupa praktik dan latihan yang memadai. Di politeknik porsi praktik lebih besar daripada teori.

4. Institut

Institut berbeda dengan universitas yang mempunyai program studi beragam, institut berkonsentrasi pada satu bidang saja. Sebagai contoh, institut pertanian hanya mengkhususkan bidang pertanian saja, institut teknik hanya berkonsentrasi di bidang teknologi saja, atau institut seni berkutat di bidang seni saja. Meskipun demikian, institut juga mempunyai beberapa fakultas. Sebagai contoh institut pertanian mempunyai Fakultas Pertanian, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan.


(37)

5. Sekolah Tinggi

Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni. Jika memenuhi syarat, sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.

Pendidikan tinggi mempunyai tujuan yang majemuk dan dalam rangka menampung calon mahasiswa yang mempunyai minat dan kemampuan yang beragam maka pendidikan tinggi disusun dalam struktur multi strata. Jenjang pendidikan pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik adalah S1, S2 dan S3. Program S1 ditempuh antara 8 – 12 semester, S2 ditempuh selama 4-10 semester dan program S3 ditempuh selama 8-14 semester. Sedangkan pada pendidikan vokasi ada empat jenjang pendidikan yaitu D1, D2, D3 dan D4 (www.dikti.go.id).

2.1.3. Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Sardiman (2008:95) mengungkapkan bahwa minat dan motivasi mempunyai hubungan yang sangat erat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Minat yang tinggi terhadap suatu hal akan meningkatkan motivasi terhadap hal tersebut. Sehingga mempelajari minat bisa juga dilihat dari sisi motivasi. Dari aspek kajian psikologi, minat mempunyai ketergantungan terhadap faktor internal yang ada dalam diri manusia seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.


(38)

Minat merupakan ketertarikan atau keinginan terhadap sesuatu hal. Maka dalam hal ini minat melanjutkan ke perguruan tinggi merupakan ketertarikan atau keinginan lulusan SMA sederajat untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi baik universitas, institut, sekolah tinggi maupun yang lainnya. Ketika minat yang dimiliki tinggi maka kemungkinan untuk merealisasikan minat tersebut sangat besar pula.

Hal-hal yang dapat meningkatkan minat peserta didik dalam memperoleh pendidikan menurut Slameto (2010:180) adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada melalui pembelajaran yang sesungguhnya. Tanner (1975) mengemukakan bahwa agar minat peserta didik terbentuk untuk semangat dalam memperoleh ilmu dan melanjutkan pendidikan, maka dilakukan dengan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu.

Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman kelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang peserta didik. Hubungan yang harmonis antar ketiganya dapat menjadi penyemangat bagi siswa untuk belajar lebih baik lagi di sekolah. Dengan meningkatnya belajar peserta didik sehingga minat untuk memasuki dunia perguruan tinggi akan meningkat pula. Hal ini terjadi karena minat melanjutkan ke perguruan tinggi merupakan manifestasi peningkatan proses belajar. Selain menjadi penyemangat, menurut Dalyono (2007:131) sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir peserta didik. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolah turut menentukan pola pikir serta kepribadian seorang peserta didik.


(39)

Kurikulum yang digunakan di SMK memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan minatnya. Ada dua jurusan di SMK yaitu jurusan Akuntansi dan Administrasi Perkantoran. Peserta didik di SMK Kanisius Ungaran akan mempunyai minat yang lebih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan ekonomi karena jurusan ekonomi sesuai dengan bidang yang diminatinya. Sardiman (2010:57) menjelaskan bahwa seorang peserta didik akan lebih giat belajar pada mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya karena ada daya tarik baginya.

Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat melanjutkan ke perguruan tinggi yang identik dengan minat untuk belajar dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri sendiri berupa jasmani dan rohani. Motivasi untuk menjadi lebih berprestasi menjadi faktor utama yang mempengaruhi minat melanjutkan ke perguruan tinggi pada peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik yang mempunyai prestasi tinggi akan mempunyai minat yang tinggi pula untuk menempuh pendidikan ke perguruan tinggi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri peserta didik berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sebagian besar waktu peserta didik dihabiskan di rumah dan di sekolah sehingga lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah menjadi faktor pokok dari luar yang berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi.

Menurut Syah (2009:175) sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah kecenderungan yang mengarahkan


(40)

siswa untuk memilih perguruan tinggi sebagai kelanjutan setelah lulus sekolah menengah yang ditandai dengan adanya perasaan senang, adanya keinginan, perhatian, dorongan dan kemauan, kebutuhan dan harapan. Sehingga indikator yang dijadikan oleh peneliti untuk mengukur tingkat minat siswa dalam melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi meliputi (a) kebutuhan akan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, (b) keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada jurusan ekonomi, (c) keingintahuan akan informasi tentang perguruan tinggi jurusan ekonomi dan cara untuk masuk ke perguruan tinggi, (d) perhatian akan peserta didik terhadap perguruan tinggi jurusan ekonomi.

2.2. Konsep Prestasi Belajar 2.2.1. Definisi Prestasi

Djamarah (1994:20) mengartikan prestasi yaitu apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Prestasi adalah hasil suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok yang telah dikerjakan maupun diciptakan yang menyenangkan hati. Hasil yang menyenangkan hati menjadi kunci pokok yang membedakan prestasi dengan hasil yang lainnya. Oleh karena itu, hasil yang tidak menyenangkan hati tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah prestasi.

2.2.2. Definisi Belajar

Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk (Dalyono, 2007:175). Hamalik


(41)

(2009:27) dalam bukunya menafsirkan belajar dalam dua macam penafsiran. Pertama, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut penafsiran tersebut belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami. Kedua, belajar ditafsirkan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Slameto (2010:2) menafsirkan makna belajar dari sisi psikologis yaitu belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perubahan-perubahan ini akan tampak nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Tidak semua perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Ada beberapa ciri perubahan yang bisa diartikan dalam pengertian belajar yaitu:

1. Perubahan terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Senada dengan Slameto, Sardiman (2008:20) memaknai belajar sebagai perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Proses belajar akan lebih baik jika subyek belajar mengalami atau melakukan sendiri, jadi tidak bersifat verbalistik.


(42)

Berbagai pendapat dari para ahli yang telah diuraikan di atas mempunyai berbagai redaksi tentang makna belajar tetapi sama-sama menitikberatkan pada perubahan tingkah laku. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.

2.2.3. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Winkel dalam Sunarto (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Purwanto (2011:28) prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagai mana yang dinyatakan dalam rapor.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai hal. Menurut Djamarah (2008:178) prestasi belajar dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:

a. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan peserta didik. Dalam lingkunganlah peserta didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan. Selama hidup seorang manusia tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial. Interaksi dari keduanya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah.

b. Faktor instrumental

Faktor instrumental merupakan faktor dari sekolah yang terdiri dari kurikulum, program dan sarana prasarana serta guru. Faktor instrumental sangat berpengaruh karena proses belajar peserta didik selama di sekolah tidak pernah


(43)

lepas dari keempat hal di atas. Jenis kurikulum, program yang dilaksanakan, kelengkapan sarana dan prasarana serta karakteristik guru akan mempengaruhi cara belajar peserta didik dan akan berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai.

c. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan.

d. Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh sebab itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Sedangkan faktor-faktor psikologis terdiri dari minat, kecerdasan, bakat dan motivasi.

Individu yang mempunyai kecerdasan yang tinggi akan mempunyai peluang yang tinggi pula dalam meraih kesuksesan dalam belajar (Baharuddin dan Wahyuni, 2008:21). Meraih kesuksesan dalam belajar berarti individu mempunyai prestasi belajar. Ketika seorang individu mempunyai prestasi belajar maka akan meningkatkan motivasinya untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi karena sifat dasar manusia yang selalu merasa kurang puas. Motivasi yang tinggi inilah yang berimbas pada meningkatnya minat seorang individu untuk belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Argumen ini diperkuat oleh Sardiman (2008:79) bahwa pujian/ reinforcement akan menjadi pendorong bagi seseorang untuk bekerja dan belajar lebih giat lagi. Suatu pujian akan mendatangkan rasa kebanggaan bagi


(44)

orang yang dipuji. Begitu pula dengan seorang individu yang mendapatkan prestasi bagus maka dia akan mempunyai rasa kebanggaan atas prestasi tersebut sehingga mendorongnya untuk belajar lebih giat lagi.

Minat untuk belajar dan prestasi belajar sejatinya merupakan mata rantai yang tak terputus. Kedua hal tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi. Individu (peserta didik) yang mempunyai minat belajar yang tinggi maka ia akan mempunyai peluang yang tinggi dalam mencapai prestasi belajar karena akan bersungguh-sungguh dalam belajar. Sebaliknya, ketika seorang individu mempunyai prestasi belajar yang baik dia akan mempunyai kebanggaan, sehingga akan memacu minat dan motivasinya untuk belajar lebih giat lagi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.

Indikator prestasi belajar ekonomi dapat diketahui dalam nilai raport mata pelajaran ekonomi siswa pada semester V. Indikator tersebut merupakan indikator yang diambil dari teori Ahmadi dan Supriyono yang mengemukakan bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti kepandaian dan faktor eksternal.

2.3. Konsep Dukungan Keluarga 2.3.1. Definisi Dukungan Keluarga

Keluarga merupakan wadah yang sangat penting bagi seorang individu karena keluarga adalah kelompok sosial pertama dimana seorang manusia menjadi anggotanya. Keluarga menjadi tempat pertama untuk mengadakan sosialisasi seorang manusia (anak), Ibu, ayah, saudara dan anggota keluarga lainnya adalah orang-orang pertama yang melakukan kontak dengan anak sehingga merupakan


(45)

orang yang pertama kali menanamkan arti kehidupan bagi seorang anak. Hampir setengah dari umur manusia dihabiskan dalam lingkungan keluarga sehingga keluarga menjadi pengaruh paling besar dalam pola pikir seorang individu (Ahmadi, 2007:108).

Shochib (2000:17) mengartikan keluarga dari dua tinjauan yaitu dari tinjauan hubungan darah dan dari tinjauan hubungan sosial. Keluarga ditinjau dari hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu sama lain. Berdasarkan tinjauan ini keluarga dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Sedangkan dalam dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya interaksi antar anggota dan saling mempengaruhi walaupun diantara mereka tidak ada hubungan darah. Keluarga berdasarkan dimensi hubungan sosial ini dinamakan keluarga psikologis dan keluarga pedagogis.

Solaeman dalam Shochib (2000:17) menjelaskan makna dari keluarga dilihat dari sudut pandang psikologis dan pedagogis. Pengertian psikologis keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri. Dari pandangan pedagogis, keluarga diartikan sebagai satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri.


(46)

Dalyono (2007:59) memberikan pengertian yang simple pada keluarga yaitu ayah, ibu, dan anak-anak serta keluarga yang menjadi penghuni rumah. Dari berbagai pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga merupakan suatu perkumpulan yang mempuyai hubungan darah yang tinggal bersama dan mempunyai interaksi sosial yang erat sehingga saling mempengaruhi dan saling memperhatikan antara satu dengan yang lainnya.

Dukungan keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diadakan untuk keluarga dimana dukungan tersebut bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan internal, seperti dukungan dari suami/ istri, dukungan dari saudara kandung, dukungan dari anak dan dukungan keluarga eksternal, seperti dukungan dari sahabat, tetangga, sekolah, keluarga besar, tempat ibadah, praktisi kesehatan (Friedman, 1998).

Kane (1998 dalam Friedman, 1998) mendefinisikan dukungan keluarga sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya. Dukungan keluarga tersebut bersifat reprokasitas (timbal balik), umpan balik (kuantitas dan kualitas komunikasi), dan keterlibatan emosional (kedalaman intimasi dan kepercayaan) dalam hubungan sosial.

Dukungan keluarga merupakan sebuah proses yang terjadi sepanjang kehidupan, dimana dalam semua tahap siklus kehidupan dukungan keluarga


(47)

membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal untuk meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga dalam kehidupan (Friedman,1998).

2.3.2. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi

Menurut Dalyono (2007:59) cukup atau kurangnya perhatian orang tua dan bimbingan dari orang tua akan mempengaruhi pencapian anak dalam belajar. Keakraban antara anak dan orang tua dalam berhubungan juga berpengaruh dalam proses belajar anak. Dukungan dari keluarga terutama dari orang tua baik yang berupa materi maupun non-materi seperti perhatian dan bimbingan mampu meningkatkan motivasi dalam diri anak untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Seorang anak yang mendapatkan dukungan dari keluarga meskipun hanya berupa nasehat dan perhatian yang baik akan meningkatkan semangatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Hal yang senada juga diungkapkan oleh Slameto (2010:61), menurutnya orang tua yang tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak memperhatikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak dalam belajar akan menyebabkan anak kesulitan untuk mencapai kemajuan dalam belajar. Dari pendapat Slameto tersebut semakin menguatkan perlunya dukungan dari keluarga untuk kesuksesan pembelajaran anak.

Dukungan dari orang tua tidak harus berupa nasehat ataupun bimbingan, kemauan untuk mendengarkan pendapat dari anak dapat menjadi dukungan yang nyata dari orang tua kepada anak. Usia peserta didik SMA/ SMK merupakan usia


(48)

remaja dimana pola pikirnya masih labil dan menginginkan kebebasan dan pengakuan. Desmita (2009:217) berpendapat bahwa secara psikologis usia remaja menginginkan pengakuan atas pendapatnya. Adanya kemauan orang tua untuk mendengarkan keluh kesah anaknya dalam hal pembelajaran membuat anak tersebut merasa dihargai sehingga rasa percaya dirinya akan meningkat. Rasa percaya diri inilah yang meyakinkan diri seorang anak untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik melalui melanjutkan ke perguruan tinggi.

Menurut Caplan (1976) dalam Friedman (1998) menyebutkan bahwa ada empat jenis dukungan keluarga, yaitu:

1) Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan dalam mengungkapkan suatu masalah. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, saran, petunjuk, usulan dan pemberian infomasi.

2) Dukungan pendampingan/ penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan dan perhatian.


(49)

3) Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.

4) Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dengan afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

Dukungan keluarga diartikan sebagai sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Pada penelitian ini dukungan keluarga merepresentasikan segenap sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi seorang anak (peserta didik). Dukungan keluarga secara umum dapat berupa materi maupun non materi. Sehingga dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan oleh anak untuk mencapai kesuksesan dalam belajar. Ini artinya dukungan keluarga berpengaruh positif pada minat seorang anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Adapun indikator yang bisa digunakan untuk mengetahui tingkat dukungan orang tua bisa dilihat dari empat aspek yaitu dukungan informasi, dukungan pendampingan, dukungan instrumental dan dukungan emosional.

2.4. Konsep Lingkungan Sekolah

Hamalik (2009:5) mengatakan bahwa sekolah merupakan suatu lembaga yang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya. Lembaga pendidikan ini


(50)

memberikan pengajaran secara formal. Berbeda halnya dengan keluarga dan masyarakat yang memberikan pendidikan secara informal. Sekolah telah menyusun dan mengatur pola dan sistematika tertentu yang memungkinkan kegiatan belajar mengajar berlangsung dan terarah pada pembentukan dan pengembangan peserta didik.

Lingkungan dapat diartikan sebagai segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural (Dalyono, 2007:129). Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi material jasmaniah di dalam tubuh. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Sedangkan secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain.

Menurut Sertain dalam Dalyono (2007:133), lingkungan dibagi menjadi tiga macam yaitu lingkungan alam, lingkungan dalam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam/ luar adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini yang bukan manusia seperti: rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan lain sebagainya. Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang ada dalam diri kita. Jaringan tubuh manusia merupakan salah satu dari lingkungan dalam. Lingkungan sosial adalah semua orang lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh yang kita terima dari lingkungan sosial bisa secara langsung maupun tidak langsung.

Baharuddin dan Wahyuni (2008:26) membagi lingkungan sekolah menjadi dua yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial/ lingkungan alam.


(51)

Lingkungan sosial sekolah berarti semua orang yang berada di sekolah yang mempengaruhi kita. Seorang dapat dipengaruhi oleh orang lain ketika orang tersebut berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu orang lain yang dapat mempengaruhi seorang peserta didik di sekolah adalah orang lain yang berinteraksi dengan peserta didik tersebut. Guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan dan teman sekelas adalah orang-orang yang berhubungan dengan peseta didik di sekolah. Lingkungan alam di sekolah adalah segala sesuatu yang bukan manusia yang ada di sekolah. Lingkungan alam ini berupa bangunan, sarana-prasarana, kondisi alam dan sebagainya. Mengingat begitu luasnya pembahasan tentang lingkungan sekolah maka pada penelitian ini, peneliti hanya akan memfokuskan pada lingkungan sosial sekolah. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir peserta didik. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolah turut menentukan pola pikir serta kepribadian seorang peserta didik.

Hurlock dalam Yusuf (2009:54) mengemukakan pentingnya lingkungan sekolah dalam perkembangan kepribadian seorang individu. Sekolah menjadi tempat penentu dalam cara berfikir, bersikap maupun berperilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga dan substitusi orang tua. Beberapa faktor yang mengakibatkan sekolah dapat mempengaruhi pola pikir seorang anak adalah karena sebagian besar waktu anak dihabiskan di sekolah dan sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meraih kesuksesan dan menilai dirinya secara realistik.

Diantara orang-orang yang berinteraksi dengan peserta didik di sekolah, guru dan teman sekelas mempunyai pengaruh yang paling besar dalam pola pikir


(52)

peserta didik karena mempunyai intensitas interaksi paling banyak. Relasi antara guru dan peserta didik terjadi ketika proses belajar. Yusuf (2009:56) berpendapat keharmonisan hubungan antara guru dan peserta didik akan berpengaruh positif terhadap kemajuan belajar peserta didik. Selaras dengan pendapat tersebut, Slameto (2010:66) mengungkapkan bahwa ketertarikan seorang peserta didik terhadap gurunya akan berpengaruh terhadap ketertarikannya pada mata pelajaran yang diampu guru tersebut. Ini artinya peserta didik akan lebih berminat mempelajari mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang disukai.

Selain sebagai seorang pengajar guru juga sebagai seorang pembimbing dan motivator di kelas. Bimbingan dan motivasi yang diberikan oleh guru akan mempengaruhi pola pikir dari peserta didik. Seorang guru yang mempunyai hubungan harmonis dengan siswa dan sering memberi motivasi dan bimbingan kepada peserta didik akan berpengaruh positif terhadap pola pikir, semangat dan motivasi peserta didik untuk memperoleh kemajuan dalam belajar. Disisi lain peserta didik yang mempunyai hubungan harmonis dengan gurunya dan telah mendapatkan bimbingan serta motivasi dari guru akan mempunyai minat yang lebih untuk mendalami mata pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Pendalaman mata pelajaran inilah yang menjadi cikal bakal munculnya minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Selain guru ada satu lagi yang berpengaruh besar terhadap seorang peserta didik yaitu teman sekelas. Teman sekelas yang merupakan teman sebaya tidak bisa ditinggalkan dari perkembangan pola pikir dan perilaku peserta didik. Desmita (2009:219) menjelaskan bahwa perkembangan kehidupan sosial remaja


(53)

ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupannya. Teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting bagi remaja. Teman sebaya akan berpengaruh besar dalam pengambilan pilihan kehidupan seorang remaja. Masa remaja adalah masa mencari jati diri, oleh karena itu remaja mempunyai kecenderungan untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh temannya. Disinilah letak pengaruh terbesar teman sebaya. Banyak pilihan yang diambil oleh remaja ditentukan karena dia mengikuti atau dibujuk oleh temannya. Ketika teman kelas mengajak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi maka peserta didik tersebut juga akan punya kecenderungan yang besar untuk melanjutkan ke perguruan tinggi mengikuti temannya. Di sisi lain teman sebaya menjadi akses informasi yang paling besar bagi seorang peserta didik. Banyak informasi yang didapatkan oleh peserta didik berasal dari teman sekelasnya.

Lingkungan secara umum terbagi menjadi dua, yakni lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik (bangunan dan fasilitas) yang ada di sekolah. Lingkungan sosial merupakan semua orang yang ada di sekolah yang mempengaruhi peserta didik. Pihak-pihak yang berada di sekolah yang bisa mempengaruhi peserta didik adalah guru, karyawan, kepala sekolah dan teman sekelas. Pada penelitian ini, fokus penelitian hanya pada sisi lingkungan sosialnya, dengan keyakinan bahwa lingkungan fisik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap psikologi peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa lingkungan sekolah dalam hal ini lingkungan sosial sekolah mempunyai pengaruh yang positif terhadap minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.


(54)

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur lingkungan sosial sekolah dapat dilihat dari hubungan peserta didik dengan guru, kepala sekolah, pegawai atau karyawan dan teman sebaya. Pengukuran indikator- indikator pada variabel lingkungan sekolah menggunakan metode angket. Adapun indikator yang dapat dijadikan untuk mengukur lingkungan sekolah menurut Dalyono (2007:131) adalah,

1. Interaksi antara peserta didik dengan guru

Interaksi ini meliputi pemberian informasi, dukungan, perhatian, dan motivasi dari guru terhadap peserta didik.

2. Interaksi antara peserta didik dengan kepala sekolah

Interaksi ini meliputi pemberian informasi dan fasilitas untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dari kepala sekolah terhadap peserta didik.

3. Interaksi antara peserta didik dengan karyawan sekolah

Interaksi ini meliputi pemberian informasi dan dukungan administrasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dari karyawan terhadap peserta didik.

4. Interaksi antara peserta didik dengan teman sekolah

Interaksi ini meliputi pemberian informasi, dukungan, perhatian, dan motivasi dari teman sekelas terhadap peserta didik.


(55)

2.5. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan 1. Nanik Suryani

(2006)

Pengaruh Kondisi sosial dan Ekonomi

Orang Tua

Terhadap Motivasi Melanjutkan

Pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Ada pengaruh yang signifikan antara kondisi sosial dan kondisi ekonomi orang tu terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kondisi sosial berpengaruh 12,4% sedangkan kondisi ekonomi berpengaruh 9,5%. 2. Shawna L

Acker-Ball (2007)

A case study of the influence on first generation college student’s

educational

aspirationspost high school

Orang tua berpengaruh terhadap aspirasi anak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

3. Safitri Damayanti (2009)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa SMA Negeri Kota Malang Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Bidang Ekonomi

Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor internal dan faktor eksternal terhadap minat masuk perguruan tinggi bidang ekonomi. Faktor internal berpengaruh 53,95% sedangkan faktor eksternal berpengaruh 8,72%.

4. Syafrina

Nasution dan Lemta Tarigan (2010)

Pengaruh Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Anak Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi. (Studi Kasus Kelas XI Semester Genap Di SMA Sinar Husni Medan Helvetia Kabupaten Deli Serdang Tahun Pelajaran

2010/2011)

Ada pengaruh sosial ekonomi orangtua terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

5. Nunuk Indriyanti, Siswandari dan Elvia Ivada

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Melanjutkan Pendidikan ke

Ada 7 faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yaitu: faktor


(56)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan (2013) Perguruan Tinggi

pada Siswa Kelas XII Akuntansi SMK Negeri 6 Surakarta Tahun 2013

potensi diri, faktor motivasi, faktor ekspektasi masa depan, faktor peluang, faktor lingkungan sosial, faktor situasi dan kondisi dan faktor institusional.

2.6. Kerangka Berpikir

Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tertinggi dalam jenjang pendidikan pada sistem pendidikan di Indonesia mempunyai peranan yang urgent

dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kuantitas dan kualitas perguruan tinggi disuatu negara tidak jarang dijadikan sebagai bentuk perwujudan tingkat kemajuan negara tersebut. Hal ini bisa dimaklumi karena sebagian besar inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni lahir dari perguruan tinggi. Maka sangatlah penting jika peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, sebagai bentuk media untuk meningkatkan kualitas kemampuan dirinya. Dengan kualitas kemampuan diri yang meningkat, maka juga membantu dalam kemajuan suatu negara.

Peserta didik SMA/ SMK dan sederajat sebagai input perguruan tinggi tampaknya belum banyak merespon tentang pentingnya menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Hal ini terlihat dengan rendahnya APK (Angka Partisipasi Kasar) Perguruan Tinggi Indonesia yang hanya mencapai 18,7%. Ini berarti hanya ada 18,7% lulusan SMA sederajat yang melanjutkan ke perguruan tinggi, sedangkan lainnya memilih untuk bekerja maupun masih menganggur. Jika setiap orang berfikir demikian, maka jumlah tenaga pendidik-tenaga pendidik dalam negeri akan semakin menyusut, karena semakin jauh perkembangan zaman, akan


(57)

dibutuhkan tenaga-tenaga terampil dari bidang ilmu pendidikan, sebagai tenaga pengajar.

Minat peserta didik SMA sederajat untuk memasuki dunia perguruan tinggi tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Slameto (2010:54) mengungkapkan bahwa minta melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri sendiri. Faktor internal yang paling mencolok adalah motivasi melanjutkan ke perguruan tinggi karena mempunyai prestasi yang tinggi. Seorang peserta didik yang mempunyai prestasi yang tinggi, dia akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk mengembangkan ilmunya dengan menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri peserta didik atau dari lingkungan yang berada disekitar peserta didik. Setidaknya ada tiga lingkungan yang ada disekitar peserta didik yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah menjadi lebih dominan karena sebagian besar waktu peserta didik dihabiskan pada kedua lingkungan tersebut.

Minat dipandang sebagai suatu hal penentu bagi perilaku yang sesungguhnya. Artinya semakin kuat minat seseorang melanjutkan pendidikan, semakin besar pula keberhasilan prediksi perilaku atau tujuan keperilakuan tersebut untuk terjadi (benar-benar melanjutkan pendidikan). Minat siswa untuk melanjutkan pendidikan saat ini semakin menurun terkait hubungannya dengan keadaan ekonomi, sehingga mereka memutuskan untuk mencari pekerjaan, selain


(58)

itu siswa juga cenderung bosan menuntut ilmu dan berfikir bahwa masih banyak pengangguran setelah dari perguruan tinggi juga. Apalagi pemikiran anak SMK, dengan sekolah di kejuruan, maka mereka siap untuk bekerja di dunia kerja. Padahal seharusnya siswa harus berfikiran bahwa kuliah dapat mencapai cita-cita ke masa depan yang lebih baik. Karena tidak dapat dipungkiri, sekarang ini persaingan hidup semakin berat, maka dari itu pendidikan harus dikembangkan dengan benar, dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi maka akan menambah intelektualitas, begitu juga saat mencari pekerjaan akan menjadi mudah karena pengalaman juga bertambah.

Dukungan dari keluarga yang merupakan salah satu menifestasi dari lingkungan keluarga menjadi tambahan motivasi bagi peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dukungan keluarga ini bisa berupa dukungan materiil maupun dukungan non-materiil seperti nasehat, informasi dan doa. Lingkungan sekolah sangatlah kompleks meliputi lingkungan sosial yang berupa hubungan antara peserta didik dengan peserta didik yang lainnya, hubungan dengan guru dan dengan karyawan sekolah lainnya maupun lingkungan non-sosial yang berupa sarana dan prasarana. Lingkungan sosial di sekolah lebih dominan karena pengaruh dari teman dan guru akan berpengaruh besar terhadap pemikiran peserta didik tentang pentingnya pendidikan yang tinggi.

Dari uraian di atas, akhirnya peneliti menyimpulkan untuk meneliti pengaruh antara prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi.


(59)

Gambar 1. Kerangka Berfikir Program Penelitian 2.7. Hipotesis Penelitian

Dari paparan diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Ada pengaruh antara prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan

sekolah secara simultan terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran?

H2: Ada pengaruh antara prestasi belajar terhadap minat melanjutkan

pe86.ndidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran?

Lingkungan Sekolah(X3) - Interaksi antara peserta

didik dengan guru - Interaksi antara peserta

didik dengan kepala sekolah - Interaksi antara peserta

didik dengan karyawan sekolah

- Interaksi antara peserta didik dengan teman sekolah

Dukungan Keluarga(X2) - Dukungan Informasional - Dukungan Pendampingan - Dukungan Instrumental - Dukungan Emosional

Minat Melanjutkan ke PT (Y) - Kebutuhan

- Keinginan - Keingintahuan - Motivasi - perhatian Prestasi Belajar (X1)

- Nilai Raport Ekonomi Semester V


(60)

H3: Ada pengaruh antara dukungan keluarga terhadap minat melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran?

H4: Ada pengaruh antara lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran?


(61)

44 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian kausalitas (uji pengaruh) untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar, dukungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi jurusan ekonomi pada peserta didik SMK Kanisius Ungaran kelas XII, dimana kelas XII nya terbagi atas kelas akuntansi dan administrasi perkantoran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:14) metode kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.1.2. Desain Penelitian

Desain penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Observasi awal untuk mengetahui permasalahan minat melanjutkan ke perguruan tinggi di SMK Kanisius Ungaran.


(62)

c. Melakukan uji coba instrumen pada peserta didik kelas XI SMK Kanisius Ungaran untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

d. Pengumpulan data melalui dokumentasi nilai raport ekonomi pada semester V kelas XII SMK Kanisius Ungaran dan angket Instrumen Penelitian.

e. Analisis data dengan menggunakan regresi linear berganda.

f. Penginterpretasian hasil analisis data untuk membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi pada penelitian ini didapat dari seluruh siswa kelas XII SMK Kanisius Ungaran yang berjumlah sebanyak 33 siswa/ responden. Dimana rincian populasi tersebut terbagi dalam dua kelas yaitu sejumlah 17 siswa kelas akuntansi dan 16 siswa kelas administrasi perkantoran.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118). Sampel pada penelitian ini didapat dari seluruh siswa kelas XI SMK Kanisius Ungaran kabupaten semarang yang berjumlah sebanyak 22 siswa/ responden. Dimana rincian sampel penelitian tersebut terbagi dalam dua kelas yaitu sejumlah 10 siswa kelas akuntansi dan 12 siswa kelas administrasi perkantoran.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua macam variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).


(63)

3.3.1. Variabel Terikat (Y)

Sugiyono (2010:61) mendefinisikan variabel terikat sebagai variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi jurusan akuntansi dan administrasi perkantoran pada peserta didik SMK Kanisius Ungaran kelas XII.

Indikator yang peneliti gunakan untuk mengukur tingkat minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi jurusan (akuntansi dan administrasi perkantoran) pada peserta didik meliputi (a) kebutuhan akan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, (b) keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan ekonomi, (c) keingintahuan akan informasi tentang perguruan tinggi jurusan ekonomi dan cara masuk ke perguruan tinggi, (d) motivasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi jurusan ekonomi, dan (e) perhatian yang dimiliki oleh peserta didik terhadap perguruan tinggi.

3.3.2. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah prestasi belajar ekonomi (X1),

Dukungan keluarga (X2), dan Lingkungan sekolah (X3).

A. Prestasi Belajar Ekonomi (X1)

Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar yang telah dicapai oleh peserta didik pada penelitian ini diambil dari rata-rata nilai raport mata pelajaran ekonomi pada semester gasal kelas XII.


(64)

B. Dukungan Keluarga (X2)

Dukungan keluarga diartikan sebagai sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Pada penelitian ini dukungan keluarga merepresentasikan segenap sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seorang anak (peserta didik). Dukungan keluarga secara umum bisa berupa materi maupun non-materi.

Indikator yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat dukungan keluarga terhadap minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi meliputi,

1) Dukungan informasi

Dukungan ini meliputi saran, nasehat dan informasi yang diberikan keluarga terkait minat anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

2) Dukungan pendampingan/ penilaian

Dukungan pendampingan atau penilaian merupakan dukungan yang berupa umpan balik (penghargaan), pembimbingan dan pemecahan masalah atas minat anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

3) Dukungan instrumental

Dukungan instrumental merupakan dukungan praktis yang bisa berupa materi (uang) ataupun fasilitas untuk mendukung minat anak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

4) Dukungan emosional

Dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dengan afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan, dan didengarkan.


(1)

Deskripsi Indikator Interaksi dengan Teman Sekolah

Sumber : Data Penelitian, diolah 2015

No

Skor

F

%

Kategori

Rata-rata

1

17,2 – 20

5

15,2% Sangat Tinggi

15

2

13,9

17,1

21

63,6%

Tinggi

3

10,6

13,8

6

18,2%

Sedang

4

7,3 – 10,5

1

3%

Rendah

5

4

7,2

0

0%

Sangat

Rendah


(2)

(3)

(4)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .613a .375 .311 4.247

a. Predictors: (Constant): Prestasi Belajar, Dukungan Keluarga, Lingkungan Sekolah

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

Constant 44.317 12.579 3.523 .001

Prestasi

Belajar .188 .156 .185 1.202 .239 .912 1.097

Dukungan

Keluarga -.020 .129 -.028 -.155 .878 .657 1.522

Lingkungan

Sekolah .410 .134 .554 3.059 .005 .657 1.523

a. Dependent Variable: Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 314.210 3 104.737 5.806 .003b

Residual 523.124 29 18.039

Total 837.333 32

a. Dependent Variable: Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI, KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP KEPUTUSAN SISWA MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA JURUSAN EKONOMI KELAS XII DI

3 28 146

PENGARUH PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Prestasi Belajar Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII IPS SMA

0 2 15

PENGARUH PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE Pengaruh Prestasi Belajar Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Kelas XII IPS SMA

0 4 13

MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI PADA SISWA KELAS XII IPS SMA

0 0 18

MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA PADA SISWA KELAS XII SMA N 2 SUKOHAR

0 1 18

PENGARUH MINAT PESERTA DIDIK UNTUK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF.

0 0 40

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SKRIPSI

0 0 148

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA SMA KELAS XII UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SKRIPSI

0 1 137

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 153

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PADA HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 87