sosial remaja ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupannya”.
Interaksi yang diterapkan oleh sekolah terjalin dengan komunikatif. Sehingga antara kepala sekolah dan peserta didik terjadi berupa interaksi langsung
maupun kebijakan kepala sekolah untuk peserta didik. Interaksi langsung yang terjadi berupa pemberian motivasi arahan oleh kepala sekolah kepada peserta
didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pemberian motivasi ini sering dilakukan oleh kepala sekolah baik pada saat upacara bendera maupun pada
saat kegiatan-kegiatan tertentu. Kombinasi dari ketiga varabel independen yaitu prestasi belajar, dukungan
keluarga dan lingkungan sekolah yang merupakan faktor internal dan faktor eksternal yang mempunyai pengaruh terhadap minat peserta didik untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Pengaruh yang muncul adalah pengaruh positif dimana jika ketiga variabel independen secara simultan
mengalami kenaikan satu poin, maka variabel dependen juga mengalami kenaikan juga, itu berlaku jika variabel lain dianggap konstan.
4.3.2. Pengaruh Prestasi Belajar Ekonomi terhadap Minat Melanjutkan
Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
Hasil penelitian pada uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 1,202 dengan nilai signifikansi sebesar 0,239, kerena nilai signifikansi lebih besar
daripada taraf signifikansi, Sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi belajar ekonomi tidak ada pengaruhnya terhadap minat melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi. Oleh karena itu, hipotesis 2 H
2
yang berbunyi terdapat
pengaruh prestasi belajar ekonomi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ditolak secara uji parsial uji t. Hasil dari Uji determinasi parsial
r
2
menghasilkan nilai sebesar 4,75. Nilai ini bermakna bahwa kontribusi variabel bebas Prestasi Belajar Ekonomi sebesar 4,75 dapat menjelaskan
variabel terikat Minat Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi. Meskipun ketiga variabel independen ini digabungkan akan meningkatkan variabel
dependennya yakni minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tetapi ketika kombinasi variabel ini dilakukan uji secara parsial, ternyata hasil dari
variabel prestasi belajar tidak dapat berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hasil prestasi yang baik, belum tentu menjadi
semangat bagi peserta didik, namun kondisi psikologis, penanaman moral yang baik serta pujian-pujian terhadap prestasi belajar juga perlu dilakukan, agar
peserta didik terpacu untuk meningkatkan kualitas diri dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Walaupun hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti, akan tetapi hal ini memberikan sebuah gambaran bahwa
tidak selamanya variabel –variabel bebas akan berpengaruh terhadap variabel
terikatnya. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustine 2012: 70 yang mengatakan bahwa motivasi belajar dan prestasi belajar tidak dapat
mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh agustine, hanya variabel metode
pembelajaran yang berpengaruh signifikan sebesar 35,6 terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Hasil penelitian ini juga selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sofiarini 2011:66 yang menyatakan bahwa prestasi belajar dan
dukungan orangtua tidak dapat berpengaruh terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII di kelurahan sendangguwo,
semarang tahun ajaran 20092010. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh sofiarini secara bersama-sama menunjukkan pengaruh yang signifikan dukungan
orangtua, lingkungan dan prestasi belajar terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 45,6, namun hanya lingkungan yang berpengaruh
terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebesar 26,2. Baharuddin dan Wahyuni 2008 mengemukakan bahwa faktor psikologis
mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran peserta didik. Prestasi yang diraih oleh peserta didik akan berpengaruh positif pada
psikologisnya sehingga akan meningkatkan minat dan motivasinya untuk belajar lebih giat lagi. Pujian yang diterima ketika meraih prestasi juga akan
meningkatkan minatnya seperti yang diungkapkan oleh Sardiman 2008:79 bahwa pujian reinforcement akan menjadi pendorong bagi seseorang untuk
bekerja dan belajar lebih giat lagi. Data prestasi belajar ekonomi pada penelitian ini diambil dari nilai raport
mata pelajaran ekonomi semester V. Semua nilai raport mata pelajaran ekonomi milik responden masuk dalam kriteria tuntas karena tidak ada nilai yang di bawah
KKM. Nilai raport yang mencapai KKM menunjukkan bahwa peserta didik telah memahami dan menguasai materi yang telah diajarkan. Pemahaman peserta didik
pada materi yang telah diajarkan menjadi modal utama untuk mempelajari materi
pada materi selanjutnya. Pada hakikatnya penguasaan materi oleh peserta didik menunjukkan kesiapan peserta didik untuk menerima materi selanjutnya.
Peserta didik yang mempunyai prestasi yang baik pada mata pelajaran ekonomi akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk lebih memahami materi
dalam ilmu ekonomi. Peserta didik ini akan selalu ingin menambah pengetahuannya tentang ilmu ekonomi. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi menjadi jawaban atas keinginannya dalam menguasai ilmu ekonomi. Penguasaannya pada bidang ilmu ekonomi akan menjadikannya mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi untuk mempelajari ilmu ekonomi dibandingkan dengan ilmu lainnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, peserta
didik yang mempunyai prestasi baik dalam ilmu ekonomi, cenderung mempunyai minat yang tinggi pula untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniyati 2015:80 yang menyatakan bahwa prestasi belajar tidak dapat
berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Uraian di atas memberikan sebuah penjelasan bahwa prestasi belajar ekonomi tidak berbanding
lurus dengan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Dengan kata lain, variabel prestasi belajar ekonomi tidak dapat berpengaruh pada minat
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada peserta didik kelas XII SMK Kanisius Ungaran.
4.3.3. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Minat Melanjutkan