Konsep Dasar Pengelolaan Sumberdaya Ikan

3 Keberlanjutan komunitas community sustainability: mempertahankan keberlanjutan kesejahteraan masyarakat; dan 4 Keberlanjutan Institusi institutional sustainability: memelihara aspek finansial dan administrasi yang sehat yang merupakan prayarat terhadap ketiga aspek keberlanjutan sebelumnya. Paradigma pembangunan perikanan secara keberlanjutan ini terasa sangat penting dalam penangkapan ikan ketika populasi ikan menjadi semakin terbatas, hasil tangkapan semakin berkurang, dan wilayah pengelolaan perikanan telah mengalami kelebihan pemanfaatan overexploited. Dalam kenyataannya agak jarang terjadi pemanfaatan sumberdaya ikan dilakukan secara optimal ditinjau dari sisi upaya penangkapan maupun hasil penangkapan. Pada hal dengan menerapkan aspek-aspek keberlanjutan pada penangkapan ikan secara optimal, maka sumberdaya ikan akan lestari.

2.4 Konsep Dasar Pengelolaan Sumberdaya Ikan

Salah satu faktor penting dalam pengelolaan sumberdaya ikan adalah informasi awal tentang besarnya potensi sumberdaya ikan, walaupun angka potensinya diperoleh melalui cara yang sederhana. Pengelolaan potensi sumberdaya ikan pada awalnya didasarkan pada aspek biologis Schaefer 1957; Anderson 1977. Inti pendekatannya yaitu setiap spesies ikan memiliki kemampuan reproduksi melebihi kapasitas produksi surplus sehingga bila surplus dieksploitasi, maka stok ikan mampu bertahan secara berkesinambungan. Dalam analisis logistik Schaefer, pertumbuhan stok ikan diasumsikan sebagai fungsi dari ukuran beratnya. Biomasa stok ikan secara alamiah cenderung meningkat dan bervariasi tergantung pada ukurannya dan akan terus bertumbuh hingga pada suatu berat maksimum, dan dipertahankan keseimbangannya. Kondisi ini disebut sebagai ukuran keseimbangan alamiah. Jika dimisalkan x t adalah pertumbuhan populasi ikan pada periode t, dan r merupakan tingkat pertumbuhan alami dari populasi, serta K sebagai daya dukung lingkungan atau keseimbangan alamiah stok ikan pada suatu daerah terbatas maka pertumbuhan stok ikan pada periode t adalah fungsi dari populasi awal, tingkat pertumbuhan alamiah populasi ikan, dan daya dukung lingkungan Fauzi 2004. Fungsi pertumbuhan populasi ikan tersebut dikenal sebagai density dependent growth. Pada kondisi keseimbangan di mana laju pertumbuhan sama dengan nol, tingkat pertumbuhan populasi akan sama dengan daya dukung lingkungan. Kondisi maksimum pertumbuhan akan tercapai pada kondisi setengah dari daya dukung lingkungan atau sebesar K2. Kondisi maksimum pertumbuhan K2 tersebut dikenal sebagai maximum sustainable yield MSY. Selanjutnya, perubahan stok ikan menurut waktu dapat digambarkan sebagai kurva sigmoid. Perubahan stok ikan untuk mencapai keseimbangan maksimum adalah dipengaruhi oleh daya dukung lingkungan K dan tingkat pertumbuhan intrinsik r. Perubahan stok tersebut terjadi secara alamiah atau tanpa intervensi manusia berupa eksploitasi sumberdaya ikan. Model fungsi pertumbuhan logistik merupakan salah satu bentuk fungsi density dependent growth yang sangat sederhana dan banyak digunakan dalam kajian ekonomi sumberdaya perikanan. Ini disebabkan penggunaan model produksi surplus hanya membutuhkan data hasil tangkapan rata-rata CPUE t sebagai variabel tak bebas, dengan variabel bebas biomasa X t , upaya penangkapan E t , dan tingkat penangkapan. Parameter lain yang dibutuhkan adalah laju pertumbuhan alamiah, daya dukung lingkungan, dan kemampuan penangkapan, di mana koefisien parameter tersebut dapat diestimasi dengan teknik CYP Clarke et al . 1992. Walaupun demikian, tidak semua biomasa dapat diekspresikan mengikuti pertumbuhan logistik. Misalnya model Fox dengan karakteristik yang berbeda dari model Schaefer, pertumbuhan biomasanya mengikuti model pertumbuhan Gomperz dan penurunan CPUE terhadap upaya penangkapan mengikuti pola eksponensial Widodo dan Suadi 2006. Model produksi surplus merupakan model matematis sederhana yang populer untuk mengkaji stok ikan berdasarkan data hasil tangkapan catch dan upaya penangkapan effort. Dengan bertambahnya upaya penangkapan, hasil tangkapanpun terus bertambah hingga mencapai titik maksimum yang disebut titik MSY. Penambahan upaya penangkapan setelah titik MSY, menghasilkan produksi yang menurun. Model ini dapat digunakan untuk menentukan tingkat upaya optimal yang dapat menghasilkan produksi ikan lestari tanpa mempengaruhi produktivitas stok ikan dalam jangka panjang, atau hasil tangkapan lestari, MSY Anderson 1977. Pada usaha penangkapan ikan, kapal dan input lainnya secara langsung dapat dikendalikan oleh nelayan, kecuali produksi yang tidak dapat dikendalikan secara langsung. Ini disebabkan oleh jumlah produksi tergantung pada tingkat upaya penangkapan dan besarnya populasi ikan. Besarnya populasi ikan tersebut bervariasi dan ditentukan oleh intensitas penangkapan Anderson 1977. Dengan menggunakan model produksi yang didasarkan pada sifat biologis dapat diketahui potensi produksi dari sumberdaya ikan sekaligus tingkat produksi maksimum yang dapat dicapai. Namun, model tersebut belum menggambarkan perilaku dan potensi ekonomi industri penangkapan ikan dan keuntungan ekonomi maksimum bagi masyarakat. Dengan demikian, dibutuhkan suatu pendekatan yang dapat memadukan kekuatan ekonomi yang mempengaruhi penangkapan ikan dan aspek biologis sumberdaya ikan. Pendekatan tersebut dikenal sebagai model bioekonomi Gordon-Schaefer Fauzi 2004, yang didasarkan pada model produksi surplus yang dikembangkan oleh Graham. Model bioekonomi Gordon-Schaefer bermanfaat untuk mengkaji aspek ekonomi dengan kendala biologi sumberdaya ikan, berapa tingkat input atau faktor produksi perikanan jumlah kapal GT, trip, dan sebagainya yang harus dikendalikan untuk menghasilkan manfaat ekonomi maksimum Fauzi 2004. Disamping itu, model bioekonomi berguna untuk menjelaskan konsep economic overfishing dan perikanan open access Gordon 1954. Intervensi manusia melalui kegiatan penangkapan ikan merupakan fungsi dari kemampuan penangkapan q, stok ikan x, dan upaya penangkapan E. Hasil dari intervensi manusia adalah berupa hasil tangkapan atau produksi ikan. Dengan demikian, pertumbuhan stok ikan menurut waktu akibat intervensi manusia melalui penangkapan ikan adalah merupakan selisih dari pertumbuhan populasi alamiah dan produksi ikan melalui penangkapan. Atau dapat dikatakan bahwa tingkat pertumbuhan stok menurut waktu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti upaya penangkapan, kemampuan penangkapan dan stok ikan Jika diasumsikan terjadi kondisi “keseimbangan pertumbuhan” atau pertumbuhan ikan menurut waktu sama dengan nol, dxdt=0, maka model pertumbuhan Schaefer dapat ditransformasikan untuk menentukan suatu hubungan antara upaya penangkapan effort dan hasil penangkapan ikan output. Pada kondisi tersebut, pertumbuhan populasi adalah dimanfaatkan seluruhnya. Selanjutnya, berdasarkan pendekatan fungsi pada kondisi keseimbangan tersebut maka dapat diestimasi koefisien kemampuan penangkapan, upaya penangkapan, daya dukung lingkungan, pertumbuhan populasi dan stok ikan. Pada model bioekonomik dalam perikanan open access, dengan diasumsikan bahwa fungsi produksi perikanan berada dalam kondisi keseimbangan biologis seperti diuraikan sebelumnya maka nilai pendapatan bersih π dari kegiatan penangkapan ikan adalah selisih antara total revenue TR dan total cost TC. Pada saat TR = TC, terjadi produksi keseimbangan, sehingga pendapatan bersih atau rente ekonomi sumberdaya ikan adalah nol, π = 0. Jika biomasa berada pada kondisi keseimbangan maka produksi yang dihasilkan akan berada dalam keseimbangan biologis maupun ekonomis Gordon 1954, dikenal sebagai keseimbangan bioekonomi bioeconomic equilibrium. Selanjutnya, dalam kondisi keseimbangan jangka panjang, upaya penangkapan ikan akan berkurang bahkan berhenti ketika nilai TR ≤ TC, karena penerimaan ekonomi yang dihasilkan adalah sama dengan biaya penangkapan bahkan lebih kecil, sehingga rangsangan untuk masuk maupun keluar industri perikanan menjadi berkurang bahkan tidak ada. Pada kondisi ini unit penangkapan ikan mengalami kerugian. Kemudian, jika kurva TC memotong kurva TR pada tingkat upaya penangkapan yang lebih besar dari pada upaya yang dibutuhkan untuk mencapai MSY, maka kondisi tersebut mengindikasikan over-exploitation. Anderson 1977 menyatakan bahwa jika tingkat upaya penangkapan ikan berada pada posisi sebelah kiri dari pada upaya penangkapan yang dibutuhkan untuk kondisi TR = TC, maka penerimaan rata-rata per unit upaya penangkapan AR adalah lebih besar dari pada biaya rata-rata per unit penangkapan ikan AC, atau ARAC. Kondisi ini dapat merangsang unit penangkapan untuk memperbesar upaya penangkapan bahkan akan memotivasi unit penangkapan baru untuk memasuki usaha penangkapan ikan.

2.5 Kapasitas Perikanan